Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Baterai Baghdad (The Baghdad Battery)




Sebuah artefak berbentuk silinder ditemukan pada penggalian di sebuah makam kuno di Khujut, wilayah selatan Baghdad, Irak. Awalnya artefak ini dibiarkan teronggok di gudang museum hingga akhirnya seseorang menyadari bahwa artefak ini ternyata mampu menghasilkan tegangan listrik. Mungkinkah pada era kuno telah ditemukan baterai bahkan jauh sebelum Alessandro Volta menemukan baterai pertama kali tahun 1800? 

Baterai Baghdad atau Baghdad Battery atau Baterai Partian ditemukan pertama kali pada tahun 1936. Penemuan tersebut bersamaan dengan penggalian sebuah makam kuno di dalam sebuah gua purba di Desa Khuyut Rabbou'a dekat Baghdad, Irak.

Saat pertama kali ditemukan, artefak ini tidaklah menarik perhatian. Artefak yang kemudian dikenal dengan Baterai Baghdad ini berbentuk silinder yang mirip sebuah guci atau vas dengan tinggi 13,5 sm dan diameter 8 cm. Baterai Baghdad terbuat dari tanah liat berwarna kuning cerah yang diperkirakan berusia lebih dari 2000 tahun. Menurut perkiraan, baterai ini digunakan pada masa Parthian yaitu sekitar 250 SM-224 M. 

Baterai Baghdad terdiri dari sebuah silinder tembaga besi berongga, sepotong besi, serta aspal yang melapisi jambangan dari tanah liat tersebut. Satu ujung besinya melekat pada mulut jambangan, sedangkan ujung besi yang lainnya melekat di dasar jambangan.

Susunan dan materi yang terdapat pada Baterai Baghdad

Seperti dikatakan di atas, pada masa awal penemuannya artefak berbentuk guci ini tidaklah menarik perhatian. Sepertinya orang-orang mengira bahwa ini hanyalah jambangan atau guci biasa. Hal ini berlangsung selama 2 tahun lamanya, artefak ini dibiarkan tersimpan di gudang museum hingga berdebu.

Hingga pada suatu hari, Wilhelm Konigh seorang arkeolog asal Jerman melihatnya di museum tahun 1938. Mulai saat itulah artefak ini mulai mendapatkan perhatian luas publik sebagai baterai elektrik kuno. Maka dimulailah penelitian-penelitian mendalam untuk mengetahui seperti apa kerja baterai ini dan digunakan untuk apa baterai ini pada zaman dahulu?

Seorang teknisi General Electric di Massachusetts bernama Willard F.M. Gray mulai melakukan penelitian setelah Perang Dunia II berakhir. Ia melakukan kajian dan percobaan setelah membaca tulisan yang sebelumnya dibuat Wilhelm Konigh mengenai Baterai ini. Penelitian awal dilakukan di General Electric High Voltage Laboratory dan menemukan adanya bekas cairan asam berada di dalam jambangan tersebut. Sejak saat itu Baterai Baghdad menjadi amat tersohor ke penjuru dunia.

Gray melakukan percobaan dengan memasukkan cairan asam ke dalam jambangan yang kemudian ternyata mampu menghasilkan tegangan listrik 1,5-2 volt. Baterai elektrik tersebut bahkan mampu bekerja non stop selama 18 hari! Hal ini sekaligus membuktikan bahwa benda ini memang benar-benar berfungsi dan cara kerjanya sangat mirip dengan baterai.

Pengujian Baghdad Battery

Namun kemudian pertanyaan besar muncul. Jika memang Baterai Baghdad berfungsi sebagai baterai dan telah digunakan masyarakat zaman kuno pada masa Sebelum Masehi (mengingat usia baterai ini lebih dari 2000 tahun) berarti baterai telah ditemukan jauh sebelum Alessandro Volta menemukan baterai pertama kali pada tahun 1800 dan Michael Faraday baru menemukan induksi elektromagnetik 31 tahun setelahnya.

Apakah pada masa Parthian tersebut kebudayaan dan penemuan tentang alat penghantar listrik telah pesat berkembang?

Misteri kegunaan Baghdad Battery kemudian menimbulkan perdebatan. Berikut ini teori-teori serta dugaan yang mengemuka mengenai kegunaan baterai berusia 2200 tahun ini.

Teori pertama menyebutkan bahwa kemungkinan baterai ini dahulunya digunakan untuk melapisi emas dan perat atau proses elektroplating. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Arne Eggebrecht, seorang direktur Museum Roemer and Pelizaeus di Hildesheim. Kesimpulan ini didapatkan setelah ia mengklaim telah melakukan eksperimen elektoplating.

Namun teori ini lemah menyusul pernyataan yang dikonfirmas oleh Dr. Bettina Schmitz yang menyatakan bahwa eksperimen tersebut sebenarnya tak pernah dilakukan. Selain itu pula pada emas dan perak yang ditemukan pada masa penggalian tidak ditemukan satu pun juga emas dan perak yang menggunakan proses elektroplating tersebut.

Teori kedua meyakini bahwa baterai ini dahulunya digunakan untuk pereda rasa sakit. Mengingat pada masa Yunani kuno dan Mesir kuno, ikan listrik digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Caranya dengan cara merendam kaki di dalam air atau belanga yang telah diisi dengan ikan listrik.

Apakah teori ini cukup kuat? Penyanggahan datang dari berbagai pihak yang menyatakan bahwa meskipun terdapat cara pengobatan dengan menggunakan ikan listrik pada era Mesir kuno atau Yunani kuno, tapi orang zaman dahulu lebih sering menggunakan anggur, zat penenang semacam ganja, serta opium yang dirasa lebih efektif.

Teori ketiga justru lebih sederhana. Teori ini yakin bahwa Baterai Baghdad hanyalah sebuah belanga untuk tempat penyimpanan biasa. Namun pertanyaan kembali mengemuka, jika memang artefak berbentuk silinder itu hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan biasa yang artinya umum digunakan saat itu, mengapa hanya ditemukan satu buah belanga saja? Lalu kemana artefak belanga serupa yang lainnya?

Teori terakhir mengatakan bahwa Baghdad Battery memiliki fungsi seperti lampu. Apakah kalian pernah mendengar Lampu Dendera (Dendera Light/Dendera Lamp)?

Lampu Dendera (Dendera Light/Dendera Lamp)
Lampu Dendera versi modern

Lampu Dendera telah digunakan oleh bangsa Mesir kuno sebagai penerangan sekitar 3 ribu tahun yang lalu. Teori ini terdengar lebih masuk akal sepertinya. Namun kembali lagi pertanyaan, jika memang ini lampu yang umum digunakan saat itu oleh masyarakat Baghdad kuno, kenapa hanya satu yang ditemukan? Lalu ke mana yang lainnya?

Sepertinya memang butuh waktu untuk menjawab misteri ini...

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

1 komentar untuk "Baterai Baghdad (The Baghdad Battery)"