Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mokele-Mbembe, Monster Misterius dari Lembah Sungai Kongo



(Halo Merrior.. Sebelumnya saya minta maaf ya karena lama tidak update postingan. Terima kasih banyak untuk supportnya dan kalian yang masih menunggu artikel di blog ini. Sekali lagi terima kasih yaa..^^)

Jika Skotlandia punya Monster Loch Ness, hewan misterius yang belum teridentifikasi yang diduga hidup di loch alias kolam air tawar yang sangat besar, maka di lembah sungai Kongo punya cerita yang hampir mirip. Makhluk ini kadang dianggap entitas penghuni air, namun tak jarang juga dianggap sebagai roh karena begitu misteriusnya. Makhluk yang disebut-sebut serupa dinosaurus ini diklaim masih ada sampai hari ini!

Apakah dinosaurus masih ada di bumi? Sebagian besar orang pasti akan meragukannya karena memang tidak pernah ada bukti keberadaanya pada masa modern ini. Namun selama bertahun-tahun laporan tentang adanya binatang mengerikan yang berada antara mitos dan cerita rakyat ini terus bermunculan.

Kita pasti familiar dengan Monster Nessie yang diklaim bersembunyi di Danau Loch Ness. Ternyata ada pula kisah dari Afrika tentang makhluk besar berfisik seperti dinosaurus. Menurut catatan dari suku pygmy, suku asli setempat, mereka pernah membunuh makhluk tersebut ketika berada di dalam rawa. Diceritakan terjadi pertarungan sengit antara beberapa orang pribumi dengan makhluk misterius itu. Kisah selengkapnya di bagian bawah ya.

Makhluk tersebut dikenal dengan nama Mokele-Mbembe. Arti nama "Mokele-mbembe" sendiri adalah makhluk yang menghentikan aliran sungai. Nama ini dipakai mengacu kegemaran makhluk ini yang diakui oleh para saksi mata suka meringkuk di tikungan sungai sehingga membuat aliran sungai terhambat. 

Gambaran Mokele-mbembe

Sementara itu menurut seorang pekerja pengembangan masyarakat bernama Paul Ohlin, kata Mokele-mbembe juga dapat berarti "pelangi" dan juga "misteri". Ohlin sendiri sudah menghabiskan lebih dari 10 tahun tinggal di Bayaka, Kongo dan juga Republik Afrika Tengah.

"Ketika orang-orang duduk di sekitar api unggun sambil megobrol, mereka membicarakan tentang Mokele-mbembe. Itu adalah sesuatu yang menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari", kata Ohlin.

Seperti arti namanya yang dikatakan Paul Ohlin, makhluk penghuni air ini sangat misterius. Mokele-mbembe yang disebutkan dalam kisah mitologi lembah sungai Kongo terkadang hanya dianggap sebagai makhluk yang tidak sungguh-sungguh nyata karena tidak pernah ada bukti keberadaannya selain hanya dari cerita yang dituturkan turun temurun masyarakat sekitar. Bahkan menurut sejarawan Edward Guimont, mitos Mokele-Mbembe sebenarnya tumbuh dari klaim pseudohistoris tentang Zimbabwe Raya (Great Zimbabwe).

Lalu apakah benar makhluk ini tak lebih dari sekedar cerita rakyat? Menariknya sejak abad ke 19 paling tidak, banyak sekali ekspedisi yang dilakukan untuk mencari Mokele-mbembe. Mokele-mbembe juga barangkali adalah "dinosaurus" paling terkenal dan masih paling dicari oleh ekspedisi penelitian sampai saat ini.

Ilustrasi Mokele-mbembe


Berbagai Laporan dan Kisah Penampakan Mokele-mbembe

Laporan tentang adanya hewan ini sebenarnya telah ada sejak ratusan tahun dan didokumentasikan oleh banyak saksi, termasuk beberapa misionaris Eropa selama abad ke-19. Entah itu sungguh Mokele-mbembe yang mirip dinosaurus atau bukan, hal ini paling tidak membuktikan bahwa memang ada jenis hewan yang belum ditemukan sebelumnya yang masih berkeliaran di hutan dan rawa-rawa di pedalaman Afrika. 

Hewan-hewan ini yang mungkin karena didukung oleh lingkungan yang sangat tersembunyi dan tidak ramah, akhirnya dapat selamat dari tangan-tangan manusia yang dapat mengancam kepunahan mereka.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa terdapat kisah pertarungan penduduk pribumi dengan Mokele-mbembe. Kisah ini dikonfirmasi oleh seorang pendeta misionaris bernama Eugene P. Thomas. Kisah dari pendeta ini sendiri diceritakan ulang oleh peneliti William Gibbons yang melakukan ekspedisi besar ke Kongo selama tahun 1985-1986 dan 1992 untuk membuktikan keberadaan Mokele-mbembe.

Menurut Gibbons, pendeta misionaris Eugene P. Thomas mewawancarai dua saksi mata dari suku pygmy yang bersumpah bahwa makhluk itu benar-benar dinosaurus.

Thomas bersaksi bahwa suku pygmy yang hidup di daerah Danau Tele sering mengalami gangguan oleh hewan besar yang menyerang wilayah penangkapan ikan mereka. Penduduk asli mengklaim bahwa makhluk-makhluk yang datang dari rawa itu adalah Mokele-mbembe. 

Pada suatu hari penduduk asli berencana untuk mengalahkan Mokele-mbembe. Mereka membangun hambatan kayu untuk mencegah makhluk itu keluar dari danau dan melindungi wilayah memancing mereka. Rencana tersebut tampaknya berjalan mulus sampai suatu hari dua dari makhluk tersebut terlihat berusaha merusak penghalang dengan menginjaknya dan menerobos danau.

Ilustrasi suku Pygmy yang tengah bertarung dengan Mokele-mbembe

Pada saat itulah beberapa orang suku pygmy dengan bersenjatakan tombak berhasil mengusir salah satu makhluk itu dan membunuh yang lainnya. Mokele-mbembe yang berhasil dibunuh kemudian tubuhnya dipotong-potong. Menurut cerita, karena begitu besarnya makhluk tersebut sampai-sampai suku pygmy harus menghabiskan waktu sampai beberapa hari untuk menyelesaikan proses pemotongan itu.

Gibbons menuliskan tentang insiden itu pada catatannya di tahun 1960: "Pekerjaan ini (menyembelih) butuh beberapa hari karena ukuran binatang, yang digambarkan lebih besar dari gajah hutan dengan leher panjang, berkepala kecil seperti kadal atau ular yang dihiasi dengan embel-embel seperti sisir. Para prajurit pygmy juga mengambarkan makhluk itu mempunyai ekor yang panjang dan fleksibel, kulit yang halus dengan warna coklat kemerahan dan empat kaki gemuk tapi memiliki lutut yang kuat dengan jari-jari kaki bercakar. Pendeta juga menyebutkan bahwa dua orang pigmi menirukan teriakan hewan tersebut saat sedang diserang dan ditusuk."

Menurut dua saksi yang terkait kejadian tersebut mengatakan, sebuah pesta besar diadakan untuk merayakan kemenangan mereka terhadap dua Mokele-mbembe. Dan sudah menjadi tradisi, daging hewan yang ditaklukkan dalam pertempuran akan dipanggang dan dimakan beramai-ramai.



Namun ternyata itu adalah kesalahan besar. Dalam catatannya lagi Gibbons melajutkan: "Namun mereka yang berpartisipasi dalam pesta itu akhirnya meninggal dunia, baik karena keracunan makanan atau dari penyebab alami. Perlu dicatat bahwa suku pygmy jarang hidup lebih dari usia 35 tahun dan wanita sudah melahirkan pada usia 12 tahun. Saya juga percaya bahwa mythification (hal-hal klenik) yang mengelilingi kisah-kisah Mokele-mbembe sebenarnya berawal dari insiden ini".

Selama ekspedisi Kongo-nya, Gibbons banyak berbicara degan orang-orang yang telah melihat binatang-binatang itu, tetapi dia tidak berhasil melihat binatang itu dengan kepalanya sendiri.

Sebuah video tahun 1992 yang beredar di internet diklaim merupakan penampakan dari Mokele-mbembe di Danau Tele, Kongo. 


Ekspedisi lainnya ke daerah yang sama dilakukan oleh Jepang selama tahun 1988. Mereka melaporkan pengamatan "adanya binatang-binatang besar berpunuk belakang, perlahan-lahan bergerak bersama, seolah -olah tengah mencari makan di dasar danau".

Gibbons diwawancarai Jose Bourges, seorang pejabat satwa liar Kongo yang berpartisipasi dalam ekspedisi Jepang, karena Bourges mendapatkan laporan penampakan dari Mokele-mbembe dari semua anggota ekspedisi.

Sementara itu laporan yang lainnya datang dari seorang pedagang hewan liar asal Jerman, Carl Hagenbeck. Hagenbeck adalah pedagang yang memasok banyak kebun binatang di Eropa dan juga PT. Barnum yang legendaris itu. Hagenbeck jugalah yang mempelopori kebun binatang modern dengan kandang binatang tanpa penghalang agar hewan lebih dekat dengan habitat aslinya. 

Carl Hagebeck dengan hewan-hewan di kebun binatangnya

Hagenbeck pertama kali mendengar mengenai Mokele-mbembe dari Beast and Men. Hagenbeck juga mengaku telah mendengar tentang Mokele-mbembe (salah satunya dari naturalis Joseph Menges) yang digambarkan oleh penduduk asli Rhodesia sebagai "setengah gajah, setengah naga". 

Hagenbeck dengan spekulasinya berpendapat bahwa makhluk itu mungkin sejenis dinosaurus, yang tampaknya mirip dengan Brontosaurus. Sumber Hagenbeck lainnya, Hans Schomburgk, menyatakan bahwa saat berada di Danau Bangweulu, ia mencatat berkurangnya spesies kuda nil yang hidup di danau tersebut. Penduduk setempat mempercayai bahwa ini merupakan ulah Mokele-mbembe. Namun Schomburgk berpikir kesaksian penduduk asli terkadang tidak dapat diandalkan.

Hewan lain yang sesuai dengan deskripsi dinosaurus hidup di mana Mokele Mbembe berdiam adalah Mela-ntouka (yang berarti "pembunuh gajah", yang deskripsi pribumi cocok dengan badak prasejarah), Mbielu-mbielu-mbielu (hewan yang memiliki papan yang tumbuh keluar dari belakang," ini merupakan cabang dari Stegosaurus), dan juga Nguma-monene (ular besar mirip dengan Yacumama Amazon, kecuali makluk ini dikatakan memiliki gerigi disepanjang punggungnya).

Laporan lainnya yang lebih lama datang dari Kapten Jerman Ludwig Freiherr von Stein zu Lausnitz, seperti yang dijelaskan oleh Willy Ley dalam Exotic Zoology (1959). Von Stein diperintahkan untuk melakukan survei koloni Jerman di tempat yang sekarang merupakan negara Kamerun pada tahun 1913. Dia mendengar cerita tentang reptil besar bernama Mokele-Mbembe yang diduga hidup di hutan, dan memasukkan deskripsi dalam laporan resminya. 

Menurut Willy Ley, "Von Stein mengucapkan laporannya dengan sangat hati-hati", karena tahu itu mungkin akan terlalu sulit untuk dipercaya. Meskipun demikian, Von Stein berpendapat bahwa cerita tersebut dapat dipercaya: pemandu asli terpercaya telah mengaitkan cerita tersebut dengannya oleh sumber independen, menampilkan banyak detail yang sama. Meskipun laporan von Stein tidak pernah dipublikasikan secara resmi, Ley mengutip kisah von Stein sebagai berikut:

"Binatang itu dikatakan berwarna abu-abu kecoklatan dengan kulit halus, ukurannya kira-kira sebesar gajah; setidaknya kuda nil. Ia dikatakan memiliki leher yang panjang dan sangat fleksibel dan hanya memiliki satu gigi tetapi giginya itu sangat panjang; ada yang bilang itu tanduk. Beberapa berbicara tentang ekor pajang dan berotot seperti buaya. Kano yang mendekat dikatakan dapat hancur; binatang itu dikatakan meyerang kapal sekaligus dan membunuh awak kapal tetapi tanpa memakan tubuhnya. Makhluk itu dikatakan hidup di gua-gua yang tersapu oleh sungai di tanah liat di tepiannya di tikungan tajam. Dikatakan memanjat pantai bahkan pada siang hari untuk mencari makanan; makanannya dikatakan seluruhnya nabati. Fitur ini tidak sesuai dengan penjelasan yang mungkin sebagai mitos. Tumbuhan yang disukai ditunjukkan kepada saya, itu adalah sejenis liana dengan bunga putih besar, dengan getah seperti susu dan seperti apel. Di Sungai Ssombo saya ditunjukkan jalan yang konon dibuat oleh hewan ini untuk mendapatkan makanannya. Jalan setapak itu segar dan ada tanaman dari jenis yang dijelaskan di dekatnya. Tetapi karena ada terlalu banyak jejak gajah, kuda nil, dan mamalia besar lainnya, mustahil untuk melihat jejak tertentu dengan pasti".

Pada tahun 2001, BBC menyiarkan di serial TV Kongo sebuah wawancara kolektif dengan sekelompok BiAka pygmies yang mengidentifikasi Mokele-Mbembe sebagai badak sambil melihat manual gambar tentang satwa liar. Tidak ada spesies badak Afrika yang umum di cekungan Kongo, dan Mokele-mbembe mungkin merupakan campuran dari mitologi dan ingatan rakyat dari masa ketika badak ditemukan di daerah tersebut.

Pada Agustus dan September 2018. Lensgreve dan Knuthenborg, Adam Christoffer Knuth bersama dengan kru film dari DR dan seorang ilmuwa DNA, melakukan perjalanan ke Danau Tele di Kongo untuk mencari Mokele-Mbembe. Mereka tidak menemukan dinosaurus itu. Namun mereka menemukan ganggang hijau baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Danau Tele, Republik Kongo

Danau Tele sendiri adalah danau air tawar yang berada di Distrik Epena, Republik Kongo. Jangan bayangkan danau ini seperti danau-danau biasanya. Danau dengan air yang keruh ini dikelilingi hutan rawa yang belum dieksplorasi. Selain itu air danau ini memiliki kandungan asam yang sangat tinggi.

Barangkali karena letaknya yang tak terjamah maka tak heran wilayah ini merupakan rumah bagi hewan-hewan yang belum pernah dilaporkan. Pada tahun 2006 dan 2007, Wildlife Conservation Society yang melakukan survei di sana menemukan lebih dari 100.000 gorila yang sebelumnya tidak dilaporkan hidup di hutan rawa cagar alam Danau Tele.

Tempat di mana Mokele-mbembe seringkali dilaporkan terlihat


Pada tahun 2016, kru dokumenter perjalanan muda dari Afrika Selatan, membuat film dokumenter independen tentang pencarian Mokele-Mbembe yang kemudian mereka jual ke Discovery Afrika. Tim yang terdiri dari Jordan Deall, Luke Macdonald, da Donovan Orr, menghabiskan sekitar 4 minggu di wilayah rawa Likuoala mengunjungi berbagai desa mengumpulkan cerita tentang keberadaan makhluk ini. 

Dalam laporannya mereka menunjukkan kesulitan membedakan antara keberadaan spiritual dan fisik Mokele-Mbembe. Tim ini mewawancarai banyak orang yang percaya akan kehadirannya, sementara yag lain percaya kalau spesies terakhir makhluk ini telah mati setidaknya satu dekade lalu.

Hingga saat ini telah ada lebih dari 50 ekspedisi ke wilayah tersebut, tetapi tidak ada bukti ilmiah, selain jejak kaki berbentuk cakar besar yang dicatat oleh misionaris Perancis pada tahun 1776 dan oleh sejumlah ekspedisi lainnya sejak itu. Meskipun kekurangan bukti ilmiah, namun laporan saksi mata tak terhitung jumlahnya.

"Saya berada di perahu di sungai ketika saya melihat Mokele-mbembe. Dia mulai mengejar kami. Mokele-mbembe bangkit dari air. Kami lari atau dia akan membunuh kami," kata seorang pria kepada BBC. "


Bantahan ilmuwan tentang keberadaan hewan yang belum pernah terlihat

Meskipun kisah atau laporan penampakan beberapa hewan yang belum teridentifikasi bukan merupakan bukti ilmiah, namun beberapa kali para ahli zoologi harus mematahkan teorinya sendiri. 

Menarik untuk dicatat bahwa pernah suatu kali ahli zoologi ortodoks menertawakan laporan penjelajah dan petualang Eropa yang kembali dari Afrika selama tahun 1700-an dan melaporkan tentang adanya makhluk berleher dan berkaki panjang. Mereka mengatakan bahwa tidak mungkin ada makhluk berkaki dan berleher panjang seperti yang diceritakan. Beberapa tahun kemudian terbukti bahwa makhluk berleher panjang itu benar-benar ada yang sekarang kita kenal dengan jerapah.

Jerapah juga dahulu pernah diaggap sebagai makhluk cryptid


Selain itu juga pernah secara bulat-bulat dibantah oleh para ahli laporan saksi mata yang mengatakan adanya binatang bertanduk tunggal di depan kepala yang hidup di dataran Afrika. Makhluk itu dikatakan hanyalah khayalan yang berdasarkan dari kisah unicorn. Sampai pada akhirnya para ilmuwan tersebut melihat sendiri bukti mutlak keberadaan binatang itu yang sekarang dikenal sebagai badak.

Sama seperti ahli-ahli masa lalu yang tidak menyelidiki bukti, ahli zoologi modern mengabaikan laporan dinosaurus hidup. Bagi mereka ide ini tidak masuk akal dan mereka menganggap makhluk seperti itu tidak mungkin ada.

Meskipun laporan Mokele-mbembe telah terlihat ratusan kali di atau dekat Tele, laporan tersebut diabaikan oleh hampir semua ilmuwan, kecuali beberapa di antara mereka.

Sebuah gua juga telah ditemukan di mana penduduk asli mengklaim disitulah makhluk itu hidup dan beberapa pemburu dari suku pigmi megatakan bahwa makhluk ini juga tertarik memakan bunga tanaman molombo.



Satu masalah serius yang harus dihadapi oleh siapa pun yang akan meneliti di daerah ini adalah, daerah ini penuh dengan ribuan serangga penyengat, termasuk lebah pembunuh, siput, lintah, dan juga berbagai ular berbisa yang mendiami daerah tersebut.

Tantangan lainnya adalah ukuran raksasa danau tersebut. Rawa, tanah rawa, dan danaunya mencakup sekitar ukuran yang sama dengan gabungan dari negara bagian Amerika yaitu New Hampshire dan Ohio. Bisa dibayangkan betapa luasnya danau tersebut.

Wilayah di timur laut Kongo ini sendiri adalah jenis tempat yang mengandung misteri tersembunyi. Pejabat pemerintah Kongo megatakan 80%  dari 66.000 km persegi belum dipetakan. Sebagian besar merupakan hutan lebat, seringkali tergenang air, menjadi bagian dari hutan hujan terbesar kedua yang ada di dunia.

Laporan-laporan penampakan dan pertemuan dengan Mokele-mbembe dari banyak nelayan di sungai dan beberapa tempat, bukanlah bukti yang cukup untuk mengatakan bahwa makhluk itu ada. Dan bahkan berbagai laporan terus datang kepada pihak berwenang dari penduduk setempat, namun ilmuwan terus membantahnya. 



Hampir semua saksi mata yang mengklaim telah melihat hewan tersebut setuju bahwa dari berbagai gambar dinosaurus yang ditunjukkan kepada mereka, Mokele-mbembe sangat mirip degan penampilan Apatosaurus yang dikabarkan telah punah.

Mungkinkah suatu hari nanti keberadaan makhluk ini akan terbukti benar-benar ada? Mungkin waktulah yang akan menjawabnya.


Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Mokele-mbembe
http://versesofuniverse.blogspot.com/2012/02/mokele-mbembe-dinosaurus-hidup-atau.html
https://www.bbc.com/news/magazine-16306902
https://www.bbc.com/news/av/16318591/mokele-mbembe-congo-s-version-of-the-loch-ness-monster
https://en.wikipedia.org/wiki/Lake_Tele


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

16 komentar untuk "Mokele-Mbembe, Monster Misterius dari Lembah Sungai Kongo"

  1. Terima kasih sudah update lagi, Thor. Saya udah nungguin tiap hari. Sebelum absen PJJ pasti saya mampir dulu buat ngecek. Tetap semangat ya, Thor!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Si Penulis.. terima kasih ya selalu nungguin update blog Merinding. Salam kenal. Panggil saja Eya ya.

      Hapus
  2. Sip min, setelah lama menunggu akhirnya kembali lagi, dengan sumber blog legendaris AMJG :)
    Diketahui ada 50an ekspedisi dimulai tahun 1700an, tentu banyak warga lokal yg diwawancarai, yg anehnya ternyata mereka lebih percaya ini roh bukan makhluk fisik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa kabar Harllie? Terima kasih supportnya ya. Wah, blog Alam Mengembang Jadi Guru memang legendaris. Sayang sekarang sudah tidak update lagi yaa..

      Hapus
  3. UPDATE LAGI dong
    Kami nunggu lama kak. Banyakin peristiwa misteri ya. Misal tragedy Pendakian di Siberia dll.
    Lebih mengerikan dgn foto foto tanpa sensor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ya lama tidak update Pundit.. Penggemar kasus misteri sepertinya nih :)

      Hapus
  4. Akhirnya update lagi min setelah sekian lama, banyakin lagi kasus2 misteri tak terpecahkan dan kasus kriminal juga ya min, sukses terus blognya, terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Yola! Terima kasih doanya. Wah, sepertinya banyak penggemar kasus tak terpecahkan ya..

      Hapus