Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aleister Crowley dan Sejarah Pesan Tersembunyi Pada Lagu yang Diputar Mundur (Backmasking)




Beberapa lagu yang dilantunkan musisi populer dunia diduga memiliki makna dan pesan tersembunyi di dalamnya mana kala lagu tersebut diputar secara terbalik atau mundur (backmasking). Tampaknya hal ini bukanlah dugaan semata, sederet lagu memang ditemukan berisikan pesan satanik pada lirik-liriknya ketika diputar terbalik. Rupanya tokoh okultis, Aleister Crowley memiliki pengaruh pada sejarah bagaimana awalnya teknik backmasking ini digunakan...

Backmasking adalah teknik rekaman di mana suara atau pesan yang direkam akan terdengar saat diputar secara terbalik atau mundur. 

Backmasking awalnya dipopulerkan oleh band legendaris asal Inggris, The Beatles, yang menggunakannya pada album Revolver (1966). Pada tahun 1969, rumor menyebutkan bahwa pada lagu mereka "Revolution 9" memiliki pesan tersembunyi mengenai teori konspirasi yang menyatakan salah satu personil mereka, Paul McCartney sebenarnya telah meninggal dunia. Terdengar kata-kata "Paul is Dead" pada lagu tersebut saat diputar terbalik.

Pada tahun 1970an hingga tahun 1990an, kelompok umat Kristiani Amerika Serikat menduga teknik backmasking digunakan oleh musisi-musisi untuk tujuan satanic.

Selain The Beatles, terdapat sederet nama musisi lainnya di dunia yang diduga telah menyelipkan pesan tersembunyi dengan unsur satanic dalam penggalan lirik lagu mereka yang kemudian menimbulkan efek psikologis yang disebut pareidolia. Pareidolia adalah fenomena psikologi yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak yang dianggap penting. Dalam hal ini pendengaran pesan tersembunyi pada lagu yang dimainkan secara terbalik.


Sejarah Backmasking

Teknik backmasking dimulai ketika Thomas Alva Edison merilis penemuan barunya yakni Phonograph, sebuah alat yang mampu merekam suara. Phonograph diperkenalkan tahun 1877 dan setahun kemudian Edison mengatakan jika sebuah lagu diputar secara mundur atau terbalik, dalam beberapa kasus, akan tercipta melodi yang merdu. Namun nada-nada itu akan terdengar sangat berbeda dengan lagu sebelumnya yang diputar normal.

Thomas Alva Edison dan Phonograph

Lalu pada tahun 1913, Aleister Crowley menuliskan teknik rekaman suara terbalik tersebut dalam bukunya yang bertajuk Magick (Buku 4). Secara khusus ia pun juga mengajarkan bagaimana berbicara secara terbalik bagi perkumpula kaum okultisnya.

Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai backmasking, ada baiknya kita mengetahui siapa sebenarnya sosok Aleister Crowley ini.


Aleister Crowley "The Wickedest Man in the World"

Aleister Crowley pelopor satanisme dan okultisme modern

Aleister Crowley lahir dengan nama Edward Alexander Crowley pada 12 Oktober 1875. Lahir di keluarga berada di 30 Clarendon Square, Royal Leamington Spa, Warwickshire, Crowley muda mengenyam pendidikan di tempat yang prestisius, University of Cambridge. Ia berfokus pada bidang puisi.

Namun Aleister Crowley muda yang gemar mendaki gunung memang telah menampakkan suatu kepribadian yang agak ganjil. Ia senang menyiksa dan membunuh hewan-hewan sedari masa kanak-kanak. Setelah dewasa, Crowley menjelma menjadi tokoh okultis sekaligus aktivis revolusionis seksual. Ia juga akrab dengan narkoba yang pada masa tuanya akan membunuhnya.

Crowley memberikan pengaruh besarnya pada perkembangan paham okultisme modern di dunia. Perkenalannya pada kelompok ini dimulai pada tahun 1896. Di tahun tersebut ia mulai mendalami okultisme dan juga mistisisme.

Dua tahun kemudian, Crowley secara resmi bergabung dengan kelompok Hermetic Order of the Golden Dawn di mana di sana ia diajarkan ilmu sihir oleh Samuel Liddell Mac Gregor Mathers dan Allan Bennett. Kelompok okultisme ini memberikan banyak pengajaran seputar ilmu magis yang berasal dari Kabala dan Resicrucianism.

Dalam salah satu bukunya, "The Great Beast 666", julukan Crowley, mengaku bahwa ia adalah anggota Freemason di Loji Anglo Saxon di Paris, Perancis.

Tahun 1904, Crowley menikahi seorang wanita bernama Rose Edith Kelly dan memiliki tiga orang anak, namun tampaknya kegilaannya pada dunia okultis tak menghilang.

Kegilaan Crowley pada dunia okultisme makin menjadi tahun 1912 tatkala ia bergabung dengan kelompok okultisme lain yang dipimpin oleh Karl Kellner yaitu Ordo Templi Orientis (OTO). Empat tahun kemudian ia pindah ke New Hampshire dan menyebut dirinya sebagai penyihir terkemuka.

Aleister Crowley dalam sebuah upacara Hermetic Order of the Golden Dawn

Seolah tak puas dengan gelar sebagai penyihir, Crowley juga mendirikan sebuah agama yang disebut Thelema di mana ia mengangkat dirinya sebagai nabi, dan menyembah dewa yang bernama "heru-ra-ha".

Crowley diketahui pindah ke sebuah rumah di kawasan Loch Ness, Skotlandia yang bernama Boleskine House. Rumah ini disebut-sebut sebagai tempat Crowley mempraktekkan akivitas ganjilnya mulai dari ritual sex hingga pengorbanan manusia.

Belakangan diketahui rumah Boleskin tersebut dibeli oleh salah seorang personil Led Zeppelin, Jimmy Page. Beredar kabar bahwa sang gitaris adalah pengagum berat Crowley.


Pengaruh Aleister Crowley dalam Dunia Musik

Aleister Crowley meninggal dunia pada 1 Desember 1947. Namun bukan berarti namanya kemudian tenggelam. Terbukti beberapa dekade setelahnya, kita bahkan dapat merasakan dampak dari pengaruh dari sang pelopor satanisme modern.

The Beast, julukan Aleister Crowley, menginspirasi dan mempengaruhi deretan orang-orang terkenal di dunia. Mereka begitu kagum pada pemikiran dan ajaran Crowley.

Pada tahun 1913, dalam salah satu buku mistiknya, kita dapat melacak bagaimana Crowley mengajarkan mengenai berpikir serta berbicara secara terbalik (backmasking). Teknik Backmasking dalam dunia musik populer sejak tahun 1960an.

Musisi awal yang mempopulerkannya adalah The Beatles. Seperti telah disebutkan di atas The Beatles menggunakannya dalam album "Revolver" (1966), kemudian juga pada lagu "Rain" dan "Tomorrow Never Knows".



Selain itu tentu saja kita tidak akan lupa pada lagu kontroversial "Revolution 9" di mana dalam liriknya tersembunyi pesan aneh terkait rumor kematian salah satu personil The Beatles, Paul McCartney. Lagu itu ketika diputar terbalik maka akan terdengar kata-kata "Paul is Dead" berulang kali.

Baca juga: Konspirasi Kematian Paul McCartney

Selain itu juga pada cover album ke 9 mereka yang rilis tahun 1967, Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band yang diduga berisikan pesan satanis Aleister Crowley.

Cover Album The Beatles "Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band

Sekarang kita beranjak ke band lainnya yaitu Led Zeppelin. Gitaris band ini, Jimmy Page disebut sebagai pengagum Crowley. Bagaimana tidak, pada tahun 1971, ia membeli rumah yang dahulunya merupakan milik Crowley yang dipakai untuk praktik ritual satanisnya. Rumah yang bernama Boleskin House itu terletak di Loch Ness, Skotlandia, di manadulunya Crowley sering melakukan ritual sex ganjil hingga pengorbanan manusia di tempat itu.

Di rumah ini pula salah satu karya fenomenal sekaligus kontroversial mereka lahir, yaitu lagu "Stairway to Heaven" yang begitu terkenal. Pada lagu tersebut disebutkan sesosok tokoh bernama "May Queen" yang diduga berasal dari puisi Crowley. Sang gitaris yang juga menciptakan lagu ini, Page, selalu mengklaim bahwa lagu-lagu mereka termasuk di dalamnya Stairway to Heaven tercipta dari tulisan tangan yang bergerak begitu saja tanpa disadari.

Jimmy Page di depan Boleskin House

Merinding.com telah membahas misteri lagu ini sebelumnya. Kalian bisa melihat pembahasan lengkap mengenai lagu Stairway to Heaven dan pesan misterius yang terdengar saat lagu tersebut diputar terbalik pada link di bawah ini.

Baca juga: Pesan Misterius di Balik Lagu Stairway to Heaven

Selain itu dalam beberapa kali kesempatan konser Led Zeppelin, Jimmy Page kerap kali melakukan ritual ala Crowley di atas panggung konser.

Selain The Beatles dan Led Zeppelin terdapat deretan nama musisi lainnya yang diduga telah melakukan backmasking dan menyisipkan pesan satanic dalam lagu-lagu mereka.

Mereka antara lain adalah Ozzy Osbourne (menciptkan lagu Mr. Crowley pada tahun 1980), Jim Morrison (dari album Doors 13), David Bowie (dalam lagu Quicksand album The Man Who Sold The World), Graham Bond (menyajikan ritual satanik dlam lagu-lagunya Holy Magick), Daryl Hall, Stiv Bators, serta The Marilyn Manson (dalam lagu Misery Machine mengandung lirik "we're gonna ride to the Abbey of Thelema", Abbey of Thelema sendiri adalah nama kuil satanis Crowley).

Selain nama-nama tersebut juga deretan nama lainnya yang disebut-sebut menyisipkan musik satanis dalam lagu mereka adalah Pink Floyd, Electric Light Orchestra, Queen, Styx, The Eagles (lagu Hotel California), Judas Priest, AC/DC, Black Oak Arkansas, hingga penyanyi Britney Spears dan Eminem.

Referensi :

https://en.wikipedia.org/wiki/Backmasking
https://id.wikipedia.org/wiki/Aleister_Crowley
http://mentalfloss.com/article/28548/devil-wears-headphones-brief-history-backmasking
https://savedbychrist.jimdo.com/aleister-crowley-and-music/
https://carwreckdebangs.wordpress.com/2015/06/09/aleister-crowley-jimmy-page-and-the-curse-of-led-zeppelin-when-myth-magick-and-weird-facts-collide/

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Aleister Crowley dan Sejarah Pesan Tersembunyi Pada Lagu yang Diputar Mundur (Backmasking)"