Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Gelap Raja Henry VIII dan Istri-Istrinya




Raja Henry VIII dari Dinasti Tudor adalah raja yang berkuasa di Inggris pada 1509-1547. Kisah hidup ayah dari Ratu Elizabeth I ini tak lepas dari cerita pernikahannya dengan enam wanita yang nyaris semuanya berakhir tragis, bahkan dua di antaranya harus menjalani eksekusi mati.

Raja Henry VIII berkuasa di Inggris segera setelah ayahnya, Raja Henry VII mangkat di tahun yang sama. Ia merupakan raja ke 2 dinasti Tudor. Raja Henry VIII yang masih muda adalah seorang pria tampan dan berkepribadian. Dirinya dikenal sebagai orang yang menyenangkan, senang tertawa, lucu, dan bahkan sangat suka berdansa. 

Namun beberapa tahun kemudian segalanya berubah. Raja yang tampan itu segera memiliki tubuh yang tambun, menjadi raja yang lalim, kejam, dan memiliki reputasi sebagai pembunuh istri. Menjelang tahun 1941, Henry telah menikah empat kali dan setiap pernikahan itu ia akhirnya menunjukkan siapa dirinya sebenarnya.

Baca juga : Kematian Raja William II yang Misterius


Menikahi Catherine of Aragon

Caherine of Aragon

Catherine dari Aragon adalah istri pertama Raja Henry VIII. Ia adalah putri Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol. Sebenarnya, sebelum menikah dengan Henry, Catherine pernah menikah dengan kakak Henry, Arthur. Namun tak lama setelah pernikahannya, Arthur meninggal dunia tahun 1502. Hal inilah yang kelak akan dijadikan Henry alat untuk melawan Catherine.

Catherine berusia 6 tahun lebih tua dari Henry saat mereka menikah pada 11 Juni 1509. Pada awalnya pernikahan mereka sangat bahagia. Putra pertama mereka kemudian lahir tepat pada tahun baru 1510. Perayaan besar-besaran menyambut sang putra mahkota pun dilakukan. Namun sayangnya bayi itu hanya berusia 7 minggu. 

Catherine kemudian melahirkan sejumlah anak-anak, namun malangnya semua anak-anak itu meninggal dunia ketika dilahirkan atau saat mereka masih bayi. Satu-satunya yang selamat hanyalah Putri Mary. Kesedihan yang teramat dalam mengubah Catherine. Di usia 30 ia sudah tampak menua. Sebagian besar waktunya dihabiskannya untuk berdoa.

Catherine dari Aragon

Sementara itu Henry yang masih muda mulai mencari wanita-wanita muda yang ceria. Ia sesungguhnya menginginkan seorang putra untuk menggantikan posisinya kelak. Jadi ia membutuhkan seorang istri baru yang muda dan dapat memberikannya putra yang didambakannya.


Anne Boleyn, Dayang yang Merebut Hati Raja

Anne Boleyn datang ke istana tahu 1522 sebagai dayang Ratu Catherine. Usianya masih 21 tahun. Ia merupakan wanita yang cantik, menarik, dan pandai menggoda. Henry segera jatuh hati pada wanita muda itu yang rupanya merupakan wanita yang ambisius.

Pada tahun 1526, Henry meminta Anne untuk bersedia menjadi gundiknya, namun Anne menolak. Berbagai cara dilakukan Henry untuk mendapatkan Anne. Puluhan surat penuh cinta dikirimkan pada Anne. Namun Anne rupanya adalah wanita yang cerdik. Ia tak pernah membalas itu semua, dan sengaja mengulur waktu. Menjadikan Henry semakin terobsesi mengejar dirinya.

Sementara itu, itu memuluskan jalannya menikahi Anne, Henry harus menceraikan Catherine. Maka pada Juni 1527, ia mengatakan kepada sang ratu bahwa ia menginginkan perceraian. Catherine yang malang menangis sejadi-jadinya. Namun ia tetap bersikukuh untuk bertahan. Namun Henry menggunakan alasan bahwa pernikahannya tidak sah. Ia kemudian mengumpulkan bukti bahwa Catherine dan Arthur pernah tidur bersama.

Perselisihan pun tak dapat dielakkan. Henry pun gagal mendesak Paus Klemens untuk mengizinkannya menikahi Anne Boleyn. Sementara itu Anne mendesak raja untuk segera menikahinya. Tahun 1931, ia menghasut raja agar memisahkan Catherine dengan Mary, putrinya. Raja kemudian memindahkan Catherine ke More House di Hertfordshire dan Mary dikirim ke istana kerajaan di Richmond, Surrey.

Anne kemudian ditempatkan di apartemen kerajaan yang sebelumnya ditinggali Catherine. Ia bahkan telah memiliki dayang-dayang sendiri. Henry yang tengah dimabuk asmara mengirimkan banyak hadiah dan perhiasan pada Anne.

Anne Boleyn dan Raja Henry VIII

Sementara itu, Sri Paus tidak memberikan persetujuan atas perceraian Henry dan Catherine. Henry yang tak kehabisan akal kemudian mengambil keputusan. Ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Kepala Tertinggi dari Gereja Inggris, dan ia memberi dirinya sendiri perceraian seperti yang diinginkannya.

Pada 25 Januari 1533, Raja Henry VIII dan Anne Boleyn akhirnya menikah secara rahasia. Namun rupanya rakyat Inggris tak menyukai Anne. Anne sendiri terus menerus bertingkah. Ia terus mempersulit keadaan Henry. Henry sendiri tak dapat mengendalikan Anne. Wanita ini seringkali melontarkan hinaan pada raja di hadapan para pegawai istana.

Sementara itu pertikaian Henry dan Catherine juga melibatkan Raja Charles dari Spanyol yang tak lain adalah keponakan Catherine. Charles mengancam akan menyerbu Inggris.

Tanggal 7 September 1533, Anne melahirkan seorang putri yang kelak akan memimpin Inggris, Ratu Elizabeth I. Namun kelahiran itu tak dirayakan. Raja Henry menginginkan seorang putra. Maka ia segera menyebut pernikahannya dengan Anne sebagai kebodohan besar.

Baca juga : Kisah Persahabatan Ratu Victoria dan Abdul


Catherine of Aragon Meninggal Dunia

Kondisi kesehatan Catherine terus memburuk dari hari ke hari, ia divonis menderita kanker. Catherine yang semakin lemah pada tahun 1534 memperburuk kondisi kesehatannya dengan menolak untuk makan. Ia takut Henry meracuninya.

Catherine melewati natal tahun 1535 dengan keadaan sekarat. Namun ia masih bertahan dengan kondisi yang terus parah. Tubuhnya sangat kurus, sehingga ia tak sanggup duduk di ranjang. Ia memuntahkan semua makanan yang ditelannya. Hingga akhirnya sang ratu wafat pada 9 Januari 1536.


Hadirnya Jane Seymour

Setelah meninggalnya Catherine, Henry mulai memikirkan segala cara untuk menyingkirkan Anne Boleyn. Ia sudah lelah dengan wanita yang selalu menentangnya dan tak bisa diatur. Henry membutuhkan seorang gadis manis, tenang, dan dapat diatur.

Henry segera menemukan penggantinya. Wanita itu merupakan putri Sir John Seymour, Jane Seymour. Ia adalah seorang wanita sederhana dan pendiam. Sangat berbeda dengan Anne Boleyn. Ia digambarkan tidak cantik, memiliki dagu lancip, mulut kecil, dan hidung besar. Jane pun nyaris tidak bisa membaca dan menulis. Henry berpikir Jane adalah wanita yang dibutuhkannya.

Jane Seymour

Namun rupanya Jane Seymor cukup cerdik. Ia telah memperkirakan sebelumnya bahwa Anne akan segera disingkirkan raja. Jane memainkan perannya sebagai wanita baik, lembut, serta sederhana. Henry tergila-gila padanya, tetapi Anne tahu Jane memainkan akal bulusnya.

Anne cemas karena Henry telah menemukan cinta barunya. Satu-satunya harapan Anne agar sang raja kembali padanya adalah dengan melahirkan seorang putra yang telah lama diharapkan raja. Anne sempat mengandung hingga tiga kali namun ia terus mengalami keguguran. Malangnya, kegugurannya yang terakhir adalah jabang bayi laki-laki.

Bagi Anne ini adalah akhir dari segalanya. Ia bertengkar hebat dengan raja. Kedua saling menyalahkan atas peristiwa keguguran yang dialami Anne. Pertengkaran terus menerus akhirnya membuat raja berpikir untuk menyingkirkan Anne. Kali ini tidak dengan menceraikannya. Anne Boleyn harus mati.

Henry dan menteri utamanya, Thomas Cromwell kemudian mulai mencari cara membuat tuduhan pada Anne. Henry kemudian menuduh Anne memiliki empat kekasih, tiga orang pegawai istana, dan seorang lagi pemusik istana. Selain itu, Cromwell juga "menemukan" bukti bahwa Anne telah melakukan hubungan inses dengan saudara laki-lakinya, Lord Rochford.

Henry tahu bahwa Anne tengah dijebak dan semua itu hanyalah tuduhan untuk menyeretnya ke meja eksekusi. Anne kemudian ditangkap pada 2 Mei 1536 dan dibawa ke Tower of London. Tanggal 9 Mei 1536, Anne dipenggal dengan pedang.

Eksekusi mati Anne Boleyn

Tepat di hari yang sama, Henry mengumukan pertunangannya dengan Jane Seymor. Sebelas hari kemudian, 30 Mei 1536, Jane menjadi ratu dalam sebuah upacara yang khidmat di Whitehall Palace.

Jane melahirkan seorang putra pada 12 Oktober 1547. Raja Henry meluapkan kegembiraannya dengan perayaan yang sangat meriah. Kelahiran Pangeran Edward ini disambut suka cita. Lonceng-lonceng gereja berdentangan dan ribuan amunisi ditembakkan dari Tower of London.

Tetapi malangnya setelah empat hari melahirkan, Jane jatuh sakit. Ia menderita demam setelah melahirkan. Jane mulai meracau dan tiga hari setelah itu ia sekarat. Jane Seymour meninggal dunia tanggal 24 Oktober 1547.


Anne of Cleves

Seorang bayi laki-laki tidaklah cukup untuk mengamankan pewaris dinasti Tudor. Apalagi pada masa itu bayi dan anak-anak mudah menderita sakit dan meninggal dunia. Maka para penasehat Henry segera mencarikan pengganti Jane Seymour.

Tetapi kita tahu bahwa Henry sendiri memiliki catatan kelam bersama istri-istri terdahulunya. Istri pertama diteror sampai mati, istri kedua mati dieksekusi, dan yang terakhir selamat karena ia tahu cara menutup mulutnya. Maka tampaknya mencarikan calon pengantin akan menjadi pekerjaan yang tak mudah.

Di salah satu negeri kecil di Jerman, Cleves, terdapat seorang tuan tanah bernama John III Duke of Cleves. Pada tahun 1538, ia menawarkan putri sulungnya Anne of Cleves untuk menjadi pengantin Raja Henry. Namun rupanya sang calon pengantin bukanlah wanita cantik. Wajahnya buruk, tubuhnya kurus, dan suaranya keras. Dan yang paling parah adalah Anne tidak mempedulikan kebersihan diri.

Para penasehat Henry kemudian mengelabui sang raja tentang penampilan Anne. Mereka memesan lukisan diri Anne pada seniman Hans Holbein yang sama sekali tidak menampilkan diri Anne yang sesungguhnya, pendek, gemuk, dan bermata sayu. Maka jadilah dengan lukisan itu, Henry jatuh cinta pada Anne dan meminta untuk segera dipertemukan dengan Anne.

Anne of Claves

Pertemuan itu kemudian benar-benar terjadi. Pada tanggal 26 Desember 1539, Anne beserta rombongannya tiba di London. Raja yang sudah menanti kedatangannya calon pengantinnya seketika terhenyak mendapati wanita yang akan dinikahinya benar-benar jauh dari harapannya. Anne memakai pakaian yang buruk, sikapnya sangat canggung, dan yang paling mengganggu adalah bau badannya.

Namun menteri utama Henry, Thomas Cromwell yang membuat perjodohan ini akhirnya dapat meyakinkan raja bahwa pernikahan ini akan membuat segalanya membaik. Maka dengan amat terpaksa Henry menikahi Anne of Cleves pada 6 Januari 1540. Sebulan kemudian Anne of Cleves ditetapkan sebagai ratu.

Namun di balik itu, Henry mencari segala cara untuk menyingkirkan Anne yang memang sedari awal tak disukainya. Henry menolak tidur dengannya dan mencari celah dari kontrak pernikahan itu agar dapat dibatalkan.


Catherine Howard

Catherine Howard adalah dayang-dayang istana. Gadis ini baru berusia 15 tahun. Ia sangat cantik dan menarik. Raja yang sudah muak dengan Anne Cleves segera memberikan perhatiannya pada gadis yang merupakan sepupu Anne Boleyn ini.

Catherine tidak pandai membaca dan menulis. Tapi ia tahu bagaimana menggoda pria. Saat ia masih berusia 12 tahun ia bahkan telah memiliki beberapa kekasih. Catherine yang sangat cantik dan bodoh kemudian menjadi incaran raja.

Catherine Howard

Lalu bagaimana dengan Anne of Cleves? Henry kemudian mengirim Anne ke Richmond Palace. Ia berjanji akan menyusul Anne dua hari kemudian, namun janji itu tak pernah dipenuhinya. Sang raja sibuk mengejar Catherine siang dan malam. Bermalam-malam sang raja yang sudah menua ini seringkali berperahu di sepanjang sungai Thames menuju Lambeth demi melihat Catherine di apartemen yang telah dihadiahkannya.

Tanggal 6 Juli, para penasehat Henry tiba di Richmond dan meminta persetujuan Anne untuk melepaskan tahtanya sebagai ratu. Anne yang sudah kepalang ketakutak akan nasib buruk yang ia bayangkan akan menimpa dirinya seperti istri-istri Henry terdahulu, menerima perceraian itu dengan tangan terbuka.

Hanya tiga minggu setelah perceraiannya dnegan Anne, Henry menikahi Catherine Howard tanggal 28 Juli 1540. Henry berpikir ia telah mendapatkan apa yang dicarinya selama ini. Namun ia salah besar. Catherine rupanya bukan seorang wanita yang menginginkan pernikahan. Ia hanya mencari kesenangan.

Raja Henry memanjakan Catherine dengan berbagai hadiah mewah, membawanya di setiap acara-acara penting. Ia seringkali terlihat mencumbu dan mencium Catherine di tempat umum tanpa mempedulikan orang lain. Raja sedang tergila-gila pada istri barunya.

Sampai pada suatu hari di bulan Juli 1541. Dalam perjalanannya bersama raja di Ponterfract, Yorkshire, Catherine tanpa sengaja bertemu dengan mantan kekasihnya, Francis Dereham. Pria ini mengancam Catherine akan membuka segala keburukannya dihadapan raja. Catherine yang ketakutan kemudian setuju untuk mengangkat Dereham sebagai sekretaris pribadinya akibat ancama-ancaman itu.

Pada Oktober 1541, Thomas Cranmer, Uskup Agung Canterbury mendapatkan informasi perihal kehidupan Catherine Howard sebelum dirinya dipinang raja. Informasi ini didapatkan dari Mary Lascellas yang merupakan orang yang pernah satu rumah dengan Catherine.

Melalui Lascellas, Cranmer kemudian mendapatkan informasi bahwa Catherine telah melakukan hubungan intim dengan beberapa pria, salah satunya dengan Francis Dereham sebelum dirinya bertemu raja. Cranmer kemudian menyampaikan ini pada Henry yang langsung saja ditolak oleh sang raja yang mengatakan bahwa semua itu hanyalah fitnah dan kebohongan. Namun Henry tetap memerintahkan Cranmer untuk melanjutkan penyelidikan.

Rupanya penyelidikan-peyelidikan Cranmer selanjutnya semakin mendukung informasi yang didapat sebelumnya. Henry yang gundah kemudian mengunci diri di istananya di Surrey dan menangis sejadi-jadinya.

Catherine Howard didakwa bersalah dengan tuduhan perzinahan. Ketika mengetahui hal ini ia menjadi histeris. Catherine membenturkan diri dan meraung hebat. Pendampingnya bahkan harus menghentikannya. Catherine memohon pengampunan Henry, yang tampaknya sia-sia saja. Tanggal 13 Februari 1542, ia dibawa ke Tower of Green. Di sana, ratu yang baru duduk ditahtanya selama beberapa bulan ini dieksekusi mati dengan sebilah kapak.

Eksekusi Catherine Howard

Catherine Parr, Cinta Terakhir

Tampaknya Raja Henry mendapatkan pelajarannya setelah segala yang telah dilaluinya. Maka ketika mencari pendamping hidup berikutnya, ia memilih dengan baik. Ia tidak lagi mencari wanita muda yang cantik. Kali ini pilihannya jatuh pada seorang wanita berusia 31 tahun, baik hati, dan menyenangkan. Namanya Catherine Parr.

Catherine Parr

Catherine Parr adalah wanita matang yang berkepala dingin. Ia adalah istri keenam sekaligus tekahir. Raja menikahinya pada 12 Juli 1543, dan selama 4 tahun setelah itu Catherine Parr memberikan kehidupan rumah tangga yang bahagia.

Namun pernikahan itu hanya sebentar saja. Menjelang akhir tahun 1546, kondisi kesehatan raja memburuk. Ia sudah sangat sulit untuk berjalan. Catherine mendampinginya saat sang penguasa Inggris itu sekarat di ranjang kematiannya. Di saat-saat itulah ia kadangkala meracau memanggil nama Jane Seymour.

Raja Henry VIII meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1547. Ia dimakamkan di samping makam Jane Seymour di St. George's Chapel, Windsor.


Referensi :

Lewis, Brenda Ralph. 2016. Sejarah Gelap Raja & Ratu Inggris. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

1 komentar untuk "Sejarah Gelap Raja Henry VIII dan Istri-Istrinya"

  1. Dunia panggung sandiwara. Manusia terkeco dan tunduk kepada kekuasaan. Terbukti bahwa kehidupan ini tak ada disebut moral. Yang ada adalah hukum rimba, siapa kuat dia menang.

    BalasHapus