Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pavlopetri, Kota Peradaban Kuno yang Tenggelam




Sebuah kota dengan peradaban kuno berada di bawah laut. Kota ini diperkirakan telah ada sejak zaman perunggu. Meskipun telah berada di bawah lautan selama ribuan tahun lamanya, strukur bangunan hingga perkakas-perkakas sisa peradaban masa lalu masih dapat ditemukan. Kota bawah laut ini bernama Pavlopetri.

Sejak zaman dahulu, dunia sudah mengalami banyak tahun-tahun penuh peradaban. Misalnya saja peradaban suku maya yang meninggalkan Chichen Itza hingga formasi batu misterius Yonaguni di dasar laut Jepang yang diyakini merupakan sisa peradaban zaman dahulu. Di antara sisa peradaban-peradaban yang tenggelam itu, yang cukup menarik perhatian adalah kota kuno di dasar laut yang bernama Pavlopetri.

Pavlopetri adalah bekas reruntuhan kota yang berada di bawah laut Yunani. Kota ini memiliki peradaban masa Mycenaean yaitu sekitar 1680-1180 SM. Pavlopetri terletak pada kedalaman sekitar 4 meter di bawah laut, yaitu di antara Pulau Elafonisos, Lakonia dengan Pantai Pounta di Viglafia, Peloponnese. Lokasi ini sangat strategis karena pada masa lalunya menjadi tempat lalu lintas Pulau Kreta, Mediterania Timur (menuju Italia dan Malta), Mediterania Barat, pedalaman Lakonia, dan dataran Vatika.

Lokasi Pavopetri, Yunani

Seperti halnya kota-kota dengan peradaban kuno yang telah tenggelam, misalnya saja batuan Yonaguni, meskipun telah tenggelam dalam waktu yang sangat lama, struktur bangunan hingga benda-benda yang digunakan pada masa itu sebagian masih dapat ditemukan.

Rupanya penduduk di sekitar Pavlopetri telah mengetahui sejak lama mengenai adanya kota di bawah laut ini (karena memang hanya 4 meter di bawah laut). Penduduk di sana biasa mengambil beberapa benda dari reruntuhan Povetri seperti keramik, piring, hingga temikar untuk dibawa pulang. Maka tak heran bila di rumah-rumah penduduk ada saja ditemukan benda-benda yang berasal dari Pavlopetri.

Seorang arkeolog dari Universitas Southampton, Dr. Nicholas Flemming adalah orang pertama yang menyadari bahwa kota bawah laut ini sangat berharga (1967). Menurut Flemming, kota ini dahulunya merupakan pelabuhan dan pusat perdagangan. 

Setahun kemudian sebuah tim dari University of Cambridge di bawah arahan Profesor Anthony Harding melakukan penelitian terhadap situs tersebut. Menurut keterangan Harding, Pavlopetri berada pada area sekitar 300 meter persegi yang terdiri atas 15 buah bangunan, 37 makam batu, dan 5 jalan. Mengenai makam batu tersebut, diduga berasal dari zaman perunggu awal.

Sisa-sisa bangunan di Pavlopetri

Namun percaya atau tidak, situs ini tidak pernah lagi diteliti sejak penelitian yang pertama tahun 1968. Setelah hampir 40 tahun berlalu, barulah tahun 2007 yang lalu, seorang profesor dari Departemen Arkeologi Universitas Nottingham, Dr. Chrysanthi Gallou melakukan penelitian kembali terhadap Pavlopetri bersama dengan Dr. Jon Henderson, seorang direktur dari pusat penelitian arkeologi bawah air.

Proyek yang dilakukan Gallou dan Henderson juga melibatkan Dr. Flemming dan dilakukan selama 5 tahun.


Penemuan Mengejutkan

Dalam kurun waku 2011-2013, di bawah arahan Dr. Jon Henderson dan Elias Spondylis dari Greek Underwater Ephorate memeintahkan 15 orang untuk melakukan penyelaman ke dasar lautan. Tujuan penyelaman ini adalah sebagai tahap lanjutan dari survey dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Mereka juga mulai melakukan pemetaan pada artefak-artefak yang berada di dalam sana.

Setelah melakukan penyelaman dan pemetaan artefak dengan teknik Total Station penemuan-penemuan mengejutkan pun didapat. Sebuah tembikar yang ditemukan disinyalir berasal dari zaman akhir neolitik atau tahun 3500 SM, yang artinya peradaban Pavloperti telah dimulai bahkan sejak 5500 tahun yang silam.

Pada penyelaman itu juga ditemukan makam batu persegi panjang di dalam reruntuhan dinding rumah. Menurut Profesor Gallou, pada masa perunggu masyarakatnya biasanya menguburkan mayat anggota keluarga di dalam dinding rumah setelah sebelumnya dimasukkan ke dalam peti. Kebiasaan ini juga rupanya sama dengan tradisi yang dipakai oleh bangsa Minoan di Kreta.

Selain itu juga pada penyelaman itu banyak benda dan perkakas yang berhasil diangkat dari dasar lautan. Serpihan artefak-artefak tersebutterbuat dari tanah liat, tembikar, hingga kaca vulkanik. Selain itu juga ditemukan tempat-tempat kecil dengan dekorasi bunga yang kemungkinan digunakan untuk menampung minyak wangi pada masa perdagangan dahulu.

Artefak-artefak yang ditemukan di Pavlopetri

Ada pula penemuan berupa alat tenun, pecahan atap dan batu berlumpur yang menunjukkan arsitektur bangunan pada masa itu. Ditemukan pula sebuah bangunan megah yang diduga dipakai oleh para bangsawan Minoan sebagai pusat pemerintahan.

Penemuan-penemuan itu menunjukkan bahwa peradaban di Pavlopetri mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga pertengahan periode perunggu. Namun setelah itu, tidak diketahui lagi ke mana dan bagaimana peradaban tersebut dapat menghilang begitu saja. Apakah karena adanya suatu bencana alam dahsyat? Ataukah saat itu penduduk Pavlopetri sengaja meninggalkan kota itu karena alasan tertentu? Sampai saat ini belum diketahui alasannya.


Sampai saat ini kawasan Pavlopetri belum dilindungi secara maksimal. Orang-orang dapat dengan bebas mengambil artefak-artefak yang berada di dalamnya tanpa mengetahui bahwa artefak-artefak itu sangat penting untuk mengetahui lebih jauh mengenai peradaban kota Pavlopetri yang menghilang.

Referensi: 50 Misteri Dunia Menurut Al-Quran

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Pavlopetri, Kota Peradaban Kuno yang Tenggelam"