Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Mengerikan Pembunuh Berantai, Pedofil, dan Kanibal: Tsutomu Miyazaki "Otaku Killer"




Pada tahun 1988-1989 terjadi kasus penculikan yang disertai dengan pembunuhan terhadap sejumlah anak perempuan. Mirisnya anak-anak itu ditemukan sudah membusuk di hutan tanpa pakaian dan beberapa bahkan ditemukan dalam kondisi bagian tubuh yang tidak lagi lengkap. Inilah kasus Otaku Killer, pembunuh berantai paling kejam dan gila dalam sejarah Jepang.

Pembunuh berantai itu bernama Tsutomu Miyazaki. Jika pembunuh berantai saja sudah mengerikan, maka Miyazaki ini bisa dikatakan jauh lebih menyeramkan, sadis, dan sinting. Tindakannya bahkan di luar nalar seorang pembunuh biasa. Ia adalah pedofil, penderita nekrofilia, dan juga kanibal. Menulis sepak terjang aksi kriminalnya membuat saya mengelus dada berkali-kali.


Siapa Sebenarnya Tsutomu Miyazaki?

Dilahirkan secara prematur pada 21 Agustus 1962, Miyazaki lahir dengan cacat fisik yaitu telapak tangan dan jari-jarinya menyatu dan membuatnya tidak dapat menekuk pergelangan tangannya dengan sempurna. Cacat lahir inilah yang menyebabkannya tumbuh menjadi anak pendiam dan pemalu.

Miyazaki menghabiskan sebagian besar masa kecilnya sendirian sebagai korban bullying karena kelainan bentuk tubuhnya tersebut. Ia jarang bergaul dan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dengan menggambar komik sendirian. Saat difoto, dia sering kali menyembunyikan tangannya karena malu.

Tsutomu Miyazaki kecil

Meskipun tidak pandai bergaul, tetapi Miyazaki termasuk salah satu siswa berperestasi di sekolah. Dia selalu masuk peringkat 10 besar di kelasnya. Tetapi ketika akan masuk universitas, nilai-nilainya anjlok. Ia gagal masuk ke Universitas Meiji seperti harapan orang tuanya. Miyazaki akhirnya terpaksa masuk ke perguruan tinggi junior lokal dan belajar menjadi teknisi foto. Di masa-masa inilah ia kerap merekam pakaian dalam anak-anak perempuan yang tengah bermain tenis.

Miyazaki sebenarnya berasal dari keluarga yang cukup berada dan berpengaruh di lingkungan tempat tinggalnya yaitu di distrik Itsukaichi, Tokyo. Namun menurut Miyazaki keluarganya mengucilkannya bahkan ia menganggap saudara perempuannya membencinya.

"Jika saya mencoba berbicara dengan orang tua saya tentang masalah saya, mereka hanya akan mengabaikan saya," kata Miyazaki setelah dirinya ditangkap polisi.

Baca juga: Kisah Dr. Shipman, Dokter Kematian yang Mencabut Nyawa Ratusan Pasiennya

Satu-satunya orang yang menyayanginya dengan tulus dan tidak mengucilkannya adalah kakeknya. Miyazaki merasa kakeknya adalah satu-satunya orang yang peduli dan sayang padanya. 

Begitu masuk perguruan tinggi, perilaku Miyazaki bertambah aneh. Dia bukan hanya mengurung diri di kamar sambil menggambar, tetapi juga mulai mengoleksi bacaan dan film porno. Bahkan di tahun 1984, ia mulai mencari pornografi anak-anak.

Pada tahun 1988 kakek Miyazaki meninggal dunia. Ini seperti mimpi buruk baginya. Miyazaki bahkan memakan sebagian abu kremasi kakeknya yang menurutnya dapat mendekatkan dirinya dengan kakeknya yang telah tiada.

Setelah kematian kakeknya itu, perilaku Miyazaki bertambah buruk. Anggota keluarga melihat perubahan dalam dirinya. Mereka melaporkan bahwa Miyazaki mulai memata-matai adik perempuannya saat mereka mandi, lalu menyerang mereka. Ia bahkan menyerang ibunya sendiri. Miyazaki setelah itu diketahui pergi dari keluarganya dan berubah menjadi monster psikopat.



Penculikan dan Pembunuhan

Pada Agustus 1988, hanya sehari setelah ulang tahunnya yang ke-26, Tsutomu Miyazaki menculik seorang gadis cilik berusia 4 tahun bernama Mari Konno. Menurut Miyazaki, ia mendekatinya,  membawanya ke mobilnya lalu pergi.

Miyazaki membunuh anak perempuan malang itu dengan mencekiknya setelah sebelumnya menanggalkan pakaiannya dan memperkosanya. Ia lalu membuang mayatnya di hutan di sebelah barat Tokyo. Beberapa waktu kemudian dia kembali lagi ke hutan itu untuk mengambil tangan dan kakinya untuk disimpan di dalam lemari rumahnya. Padahal saat itu jasad Konno sudah mulai membusuk. 

Keluarga Konno terang saja mencari keberadaan putri mereka. Beberapa kali Miyazaki menelepon ke rumah keluarga itu. Telepon akan terus berdering jika belum diangkat dan bila seseorang mengangkatnya, maka Miyazaki akan diam saja tanpa suara. Selain itu Miyazaki juga mengirimkan paket ke keluarga Konno isinya foto Konno sebelum dibunuh dan beberapa barang kecil milik gadis kecil itu yang tambah membuat keluarga ketakutan dan putus asa. Sampai pada titik ini jasad gadis kecil itu belum juga ditemukan.

Pada Oktober 1988, Miyazaki melakukan penculikan lagi. Korban keduanya kali ini adalah Masami Yoshizawa yang berusia 7 tahun. Saat itu Yoshizawa tengah berjalan pulang seorang diri. Miyazaki yang melihatnya kemudian menawarkan tumpangan. Kemudian seperti Mari Konno, ia lalu membawanya ke hutan terpencil dan membunuhnya di sana. Ia juga sebelumnya melakukan penyerangan seksual dan meninggalkan tubuhnya yang telanjang di hutan.

Pada saat itu kepanikan menyelimuti semua orang tua di prefektur Saitama. Beberapa bulan kemudian, gadis cilik lainnya hilang dan sama seperti dua korban sebelumnya, mereka semua tidak pernah ditemukan.

Korban ketiga Miyazaki bernama Erika Namba yang berusia 4 tahun. Sama seperi Yoshizawa, ia juga diculik saat berjalan pulang sendirian. Namun, kali ini, Miyazaki memaksanya masuk ke mobil dan melepas pakaiannya gadis kecil itu di kursi belakang mobil.

Miyazaki lalu mengambil foto Namba, membunuhnya, dan kemudian mengikat tangan dan kakinya. Setelah itu ia meletakkan jasadnya di bagasi mobil, lalu membuang mayatnya di tempat parkir sedangkan pakaiannya dibuang di hutan. Seperti keluarga korban lainnya, keluarga Erika Namba juga menerima telepon aneh dari Miyazaki.

Korban terakhir Miyazaki adalah Ayako Nomoto. Nomoto adalah gadis kecil berusia 5 tahun yang diculik Miyazaki pada Juni 1989. Sebelum membunuhnya, Miyazaki memotretnya dan tidak seperti korban-korbannya yang lain yang dibuang ke hutan, jasad Nomoto dibawa pulang oleh Miyazaki.

Korban-korban Miyazaki Tsutomu

Di rumah dia menghabiskan 2 hari dengan melakukan pelecehan seksual terhadap mayat Nomoto. Ia juga berkali-kali memotret, masturbasi, serta memotong-motong tubuh gadis kecil tersebut. Tidak sampai di sana, Miyazaki meminum darah gadis kecil dan memakan tangan dan kakinya.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Berantai Wineville Chicken Coop Murders
.
Setelah sisa jasad itu mulai membusuk, Miyazaki memotong-motong sisa tubuhnya dan membuangnya di berbagai lokasi di Tokyo antara lain di kuburan, toilet umum, dan di hutan terdekat. Namun karena takut kalau polisi akan menemukan bagian-bagian tubuh yang ada di kuburan, 2 minggu kemudian dia kembali untuk mengambilnya. Setelah itu, ia menyimpan jasad yang sudah terpotong di lemari rumahnya.


Penangkapan dan Investigasi

Miyazaki akhirnya ditangkap ketika mencoba melakukan penculikan kelimanya. Pada Juli 1989, Miyazaki melihat 2 kakak beradik perempuan sedang bermain di halaman mereka. Dia lalu mengambil anak yang terkecil dan membawanya ke mobilnya. Kakak perempuannya kemudian berlari dan mengadu pada ayahnya yang datang kemudian mendapati Miyazaki di dalam mobilnya sedang memotret putrinya.

Tanpa pikir panjang ayah gadis kecil itu lantas menyerang Miyazaki dan segera menyelamatkan putrinya keluar dari mobil. Di saat itulah Miyazaki melihat kesempatan untuk melarikan diri. Tak lama kemudian, Miyazaki kembali lagi untuk mengambil mobilnya, pada saat itulah polisi langsung menyergapnya.

Tsutomu Miyazaki 

Ia ditangkap pada 23 Juli 1989 atas tuduhan pelecehan seksual pada gadis di bawah umur. Namun ketika polisi menyambangi apartemennya, mereka terkejut bukan main mendapati apa yang ada di sana. Ada ribuan ribuan kaset video manga, hentai, animasi slasher yang kemudian membuat media menjulukinya sebagai Otaku Killer.

Apartemen Tsutomu Miyazaki

Selain itu polisi juga menemukan video-video buatannya yang berisi aksinya melakukan hubungan seks dengan mayat. Mereka juga menemukan foto-foto korban pembunuhannya beserta pakaian mereka. Dan tentu saja mereka menemukan mayat Ayako Nomoto, korban keempat Miyazaki yang membusuk di lemari kamarnya dengan tangan yang sudah hilang.

Selama persidangan, Tsutomu Miyazaki tetap sangat tenang. Dia menjawab pertanyaan dengan tenang. Ketika ditanya tentang kejahatannya, Miyazaki terus menyalahkan alter egonya, ia sepertinya memiliki kepribadian ganda disebutnya "Rat Man" yang melakukan pembunuhan-pembunuhan itu.

Rat Man yang digambar Miyazaki

Ia bahkan menggambar Rat Man dalam bentuk manga. Ayah Miyazaki menolak membayar biaya hukum putranya tersebut dan kemudian bunuh diri pada tahun 1994. Miyazaki sendiri akhirnya dijatuhi dihukum mati pada 14 April 1997 dan dieksekusi gantung pada 17 Juni 2008.

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Tsutomu_Miyazaki
https://allthatsinteresting.com/tsutomu-miyazaki
https://murderpedia.org/male.M/m/miyazaki-tsutomu.htm


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

13 komentar untuk "Kasus Mengerikan Pembunuh Berantai, Pedofil, dan Kanibal: Tsutomu Miyazaki "Otaku Killer""

  1. Mimin kena corona ya? Ga pernah update article??gws deh min....����

    BalasHapus
  2. Update min, sudah banyak yang nunggu nih......

    BalasHapus
  3. tambahkan kasusnya junko furuta min

    BalasHapus
  4. Mimin nya lagi fokus ke youtube gaes,, jangan lupa support ke channel youtube merindink, biar terus semangat mimin nya

    BalasHapus
  5. Teringat film Split (2016) yg punya kepribadian ganda yg buas dan berbahaya.

    BalasHapus
  6. covid-19 berdampak buat kita semua, semoga cepat berlalu dan update kembali.

    BalasHapus
  7. Mimin fokus di youtube gaizzz

    BalasHapus
  8. Bahas soal Junko Furuta secara khusus dong mba ☺️🙏🙏🙏

    BalasHapus