Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harold "Dr. Death" Shipman, Dokter yang Membunuh Ratusan Pasiennya




Angela Woodruff sangat terkejut menerima kabar kematian ibunya. Tapi yang membuatnya lebih kaget adalah usai pemakaman, pengacara memintanya memeriksa surat wasiat yang ditinggalkan sang ibu. Dalam surat yang diketik tersebut dikatakan bahwa ibunya minta agar jasadnya dikremasikan dan warisan diberikan kepada dokter yang merawatnya. Angela yang curiga kemudian mulai melakukan investigasi. Inilah awal mula terbongkarnya kejahatan besar seorang dokter bernama Harold Shipman yang juga dijuluki Dr. Death!

Harold Shipman adalah dokter umum yang membuka praktek di Market Street 21m Hyde, Greater Manchester, Inggris. Pria lulusan Leeds School of Medicine tahun 1970 ini terkenal sebagai pribadi yang baik dan ramah. Tapi siapa sangka ia adalah pembunuh berdarah dingin. Tidak tanggung-tanggung selama karirnya ia diperkirakan telah menghabisi nyawa setidaknya 250 orang pasiennya sendiri sekaligus menjadikannya dokter pembunuh terbanyak dalam sejarah.


Kenangan Pahit di Masa Muda

Harold Frederick Shipman lahir di Nottingham tanggal 14 Januari 1946. Ia adalah putra dari seorang pengemudi truk sederhana. Harold merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tetapi entah kenapa ibunya, Vera, sangat menyayangi putranya itu yang biasa dipanggilnya Fred atau Freddy, bahkan ia cenderung menganakemaskan Harold dibandingkan saudaranya yang lain. Hal ini menjadikannya sangat dekat dengan sang ibu bahkan hingga masa remajanya.

Harold Shipman semasa muda

Hingga pada suatu hari, Vera diketahui mengidap kanker paru-paru. Vonis itu begitu mengerikan bagi anak seusianya. Siang malam Harold remaja merawat ibunya yang hanya terbaring lemah di ranjang. Selama masa-masa inilah, Harold sering melihat ibunya diberi morfin oleh dokter yang menanganinya.

Morfin itu mengurangi rasa sakit yang diderita sang ibu, meskipun tidak menyembuhkan sakitnya. Vera akhirnya meninggal dunia pada 21 Juni 1963. Sebuah pukulan yang sangat berat bagi Harold yang saat itu baru berusia 17 tahun.

Dua tahun setelah kematian ibunya, Shipman masuk sekolah kedokteran di Leeds School of Medicine. Setahun berselang yaitu pada 5 November 1966, ia menikahi kekasihnya Primrose May Oxtoby yang kelak memberinya 4 orang anak.

Harold Shipman bersama istri dan keempat anaknya

Dokter yang Bermasalah Sejak Awal

Shipman lulus sebagai dokter muda pada tahun 1970. Ia kemudian bergabung di sebuah klinik di kota Todmorden, Yorkshire. Tetapi tak lama menjalani karir di sana ia dicurigai bertanggung jawab atas kematian sejumlah pasien. Pasalnya, Marjorie Walker, seorang juru rekam medis merasa curiga dengan ketidakwajaran dalam penggunaan obat bius dan penenang yang diresepkan Harold.

Walker melihat dokter itu secara rutin meresepkan pethidine (obat penghilang rasa sakit yang sifatnya mirip morfin) dalam jumlah besar kepada pasien rawat jalan dan rawat inap. Padahal sebenarnya pemberian obat tersebut sama sekali tidak dibutuhkan.

Kejanggalan ini akhirnya dilaporkan. Sejumlah dokter senior di rumah sakit tersebut kemudian melakukan investigasi dan segera memanggil Shipman. Hasil penyelidikan keluar. Dokter itu terbukti memanipulasi resep dan menggunakan pethidine (domerol) untuk penggunaannya sendiri. Setelah ulahnya terbongkar, Shipman memohon-mohon agar dimaafkan, namun ia tetap dikirim ke klinik rehabilitasi narkoba dan didenda 600 poundsterling.

Proses penyelidikan komite etika kedokteran akhirnya selesai 2 tahun kemudian, namun sanksi yang diterima Shipman relatif ringan. Bahkan pria itu bisa kembali lagi berkarir sebagai dokter meski tidak lagi di klinik sebelumnya. Sungguh tidak ada yang menyangka Shipman akan lebih nekat dari sebelumnya di tahun-tahun karirnya setelah itu.

Shipman yang melamar pekerjaan akhirnya diterima bekerja di rumah sakit Donneybrook Medical Center di kota Hyde, Inggris utara. Hebatnya ia memang sama sekali tidak pernah menutupi kesalahannya di masa lalu. Ia mengakuinya dan berjanji tidak akan pernah mengulangi hal yang sama. Apalagi setelah waktu berjalan, ia dikenal sebagai pribadi yang ramah dan suka menolong, membuat rekan-rekan dan juga pasiennya sangat percaya padanya.

Selain bekerja di Donneybrook Medical Center, Shipman juga diketahui sempat bekerja di Pontefract General Infirmary di Pontefract, West Riding of Yorkshire dan pada tahun 1974 berkarir sebagai dokter umum di Abraham Ormerod Medical.

Tidak ada yang bisa memastikan kapan sebenarnya Shipman mulai beraksi melakukan pembunuhan terhadap pasiennya. Tetapi seperti disebutkan di atas, ia sudah bermasalah sejak pertama kali bekerja usai lulus dari universitas. Besar kemungkinan korban Shipman sebenarnya melebihi angka 250 orang.


Pembunuhan yang Rapi Selama Bertahun-Tahun

Shipman mulai bekerja sebagai dokter umum di Hyde sepanjang awal tahun 1980an dan karirnya relatif mulus. Ia akhirnya memulai praktek sendiri di 21 Market Street pada tahun 1983. Shipman menjadi anggota komunitas setempat yang disegani. Intinya namanya terkenal bersih dan ia juga disukai oleh banyak orang. Pasiennya terbilang lumayan banyak. Shipman bahkan pernah beberapa kali diwawancarai untuk acara tv.

Tempat praktek Dr. Shipman yang terletak di Market Street

Hingga akhirnya pada Maret 1988, Linda Reynolds dari Donneybrook Surgery di Hyde menyatakan keprihatinannya kepada John Pollard seorang koroner Distrik Manchester Selatan. Reynolds merasa aneh dengan tingkat kematian yang tinggi di antara para pasien Shipman.

Alan Massey, seorang pengurus rumah duka di kota Hyde, Inggris, juga merasa heran dan curiga dengan sejumlah jenazah yang ditanganinya. Jenazah-jenazah itu nyaris semuanya punya karakter yang sama yaitu wanita, berusia tua, dan tinggal sendirian dan semuanya adalah pasien Harold Shipman.

Baca juga: Kisah Belle Gunnes, Sang Pencabut Nyawa dari La Porte

Massey merasa janggal dengan kondisi mayat saat ditemukan meninggal. Mereka meninggal dalam posisi yang bisa dikatakan wajar, sama sekali tidak tampak seperti orang sakit berat yang hendak meninggal. Misalnya saja mereka ditemukan dalam posisi duduk di kursi atau berbaring di tempat sofa, tapi semuanya dalam kondisi berpakaian lengkap bahkan boleh dibilang formal dan sama sekali tidak ada yang memperlihatkan dalam kondisi sakit parah.

Massey akhirnya memutuskan untuk menemui Shipman dan menanyakan perihal ini. Tetapi Shipman yang terlihat sangat tenang menjawab bahwa para pasiennyanya itu meninggal secara wajar karena lanjut usia. Untuk meyakinkan Massey, ia bahkan mengeluarkan sertifikat kematian para pasien tersebut. Massey akhirnya percaya, tetapi putrinya tidak. Ia menceritakan kecurigaannya pada dokter bernama Susan Booth.

Booth yang juga rupanya menaruh perhatian atas banyaknya pasien Shipman yang meninggal kemudian mengungkapkan kecurigaannya kepada sejumlah rekan sesama dokter. Salah satunya yaitu Dr. Linda Reynolds yang kemudian melaporkan kasus ini pada polisi. Data kematian para pasien Shipman kemudian secara rahasia diteliti.

Masalah ini sempat pula dibawa ke polisi, tapi sayangnya tidak ditemukan bukti yang cukup untuk mengajukan tuntutan. Polisi juga menganggap wajar kematian para manula tersebut dan tidak ada yang perlu dicurigai.


Kejahatan Harold Shipman Akhirnya Terbongkar

Tanggal 24 Juni 1998, Kathleen Grundy meninggal mendadak. Grundy adalah pasien Shipman yang juga merupakan mantan walikota setempat. Meskipun sudah berusia lanjut, tetapi Grundy dikenal masih aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Grundy yang tinggal seorang diri meninggal dalam posisi terbaring di sofa dalam berbusana lumayan fomal, bukan baju rumah.

Putri Grundy, Angela Woodruff merasa aneh dengan kematian sang ibu yang mendadak. Ia mengenal sang ibu sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit parah. Yang lebih membuat Angela merasa curiga adalah ibunya itu mewariskan uang senilai 386.000 poundsterling kepada dokter pribadinya yang tak lain adalah Harold Shipman.

Surat warisan itu memang aneh dan sangat mencurigakan. Surat itu diketik dengan mesin ketik biasa dan sangat tidak rapi. Tanda tangan ibunya juga tidak terlihat seperti biasanya. Angela yakin kalau surat itu palsu, apalagi ia sangat mengenal ibunya sebagai orang yang sangat rapi dan teratur dalam segala hal.

Surat Kathleen Grundy yang mencurigakan

Akhirnya untuk memastikan kecurigaan atas kematian ibunya jenazah Grundy akhirnya digali dan diotopsi. Padahal dalam surat wasiatnya dikatakan ia ingin agar jasadnya dikremasi. Jenazah yang sudah dimakamkan selama 81 hari itu pun diperiksa. Sejumlah sampel dari organ dan juga jaringan tubuh dikirimkan ke sejumlah laboratorium untuk diperiksa.

Sementara itu hasil otopsi menunjukkan bahwa di dalam tubuh Grundy ditemukan jejak obat penghilang rasa sakit jenis morfin dalam dosis yang sangat tinggi. Dosis yang begitu tinggi tersebut dipastikan adalah penyebab wanita tua itu overdosis dan akhirnya tewas. Padahal menurut catatan kesehatannya, Grundy sama sekali tidak dalam kondisi yang mengharuskannya mendapatkan suntikan morfin.

Di tempat lain polisi melakukan penggeledahan mendadak di tempat praktik Shipman. Penggeledahan mendadak itu memang sengaja dilakukan agar Shipman tidak punya kesempatan untuk menyembunyikan atau pun menghancurkan barang bukti.

Setelah dilakukan penggeledahan ditemukanlah salah satu bukti paling penting dalam kasus ini yaitu sebuah mesin tik tua bermerk Brother. Mesin ketik ini diduga digunakan Shipman untuk membuat surat wasiat palsu. Tetapi Shipman sendiri mengklaim bahwa Grundy sering meminjam mesin ketiknya itu.

Meja kerja Harold Shipman

Kuburan sejumlah pasien Shipman pun akhirnya dibongkar. Autopsi pada jasad-jasad itu menemukan hal yang sama seperti yang ditemukan pada jasad Grundy, morfin dalam dosis tinggi.

Henry McQuay, profesor klinik anastesi Universitas Oxford mengatakan pasien yang disuntik dengan 30 mg atau lebih diamorfin akan mati dalam 10 menit. Diamorfin bekerja menghentikan pernafasan.

Pada tanggal 24 Juni 1998 pagi Grundy membuat janji dengan Shipman untuk cek darah rutin setelah itu ia kembali lagi ke rumahnya. Tubuh Grundy ditemukan pada pukul tiga jam kemudian di sofa rumahnya oleh dua kawannya. Mereka cemas karena dia tidak muncul di acara makan siang klub pensiunannya tanpa memberi kabar. Shipman dipanggil untuk memberi pertolongan menyatakan penyebab kematiannya karena usia tua.

Baca juga: Kisah H.H. Holmes Pembunuh Berantai Pertama di Amerika

Rupanya Shipman ingin menguasai harta pasiennya itu. Ia memalsukan surat wasiat dengan menuliskan "Aku memberikan semua harta warisan, uang, dan rumahku kepada dokterku. Keluarga saya tidak membutuhkannya dan saya ingin menghadiahinya atas semua perawatan yang telah diberikannya".

Sementara itu, penyelidikan mengidentifikasi 215 korban dan memperkirakan jumlah korbannya mencapai 250, sekitar 80% korbannya adalah wanita tua. Korban termudanya adalah pria berusia 41 tahun. Psikiater Richard Badcock mengatakan Shipman telah menunjukkan gejala "nekrofilian klasik", orang yang menikmati semacam kepuasan seksual saat melihat seseorang mati di tangannya.

Dia akhirnya ditahan atas tuduhan pembunuhan pada September 1998. Awal Januari 2000 Shipman dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kejahatan yang dilakukannya. Hasil investigasi diumumkan 2 tahun kemudian menyebut Shipman telah membunuh paling tidak 215 orang. Mereka menemukan pola yang sama yaitu pemberian dosis mematikan diamorfin, menandatangani sertifikat kematian pasien, dan kemudian memalsukan catatan medis menunjukkan bahwa mereka dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Pengadilan Shipman dimulai di Pengadilan Preston Crown pada 5 Oktober 1999. Dia didakwa dengan pembunuhan Marie West. Irene Turner, Lizzie Adams, Jean Lilley, Ivy Lomas, Muriel Grimshaw, Marie Quinn, Kathleen Wagstaff, Bianka Pomfret, Norah Nuttall, Pamela Hillier, Maureen Ward, Winifred Mellor, Joan Melia, dan Kathleen Grundy melalui suntikan morfin mematikan, semuanya berlangsung antara tahun 1995 dan 1998.

Beberapa korban Shipman, korban terakhirnya Kathleen Grundy (pojok kanan atas)

Pada 31  Januari 2000, juri mendapati Shipman bersalah antara 15 tuduhan pembunuhan dan satu tuduhan pemalsuan. Hakim Forbes kemudian menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Shipman atas 15 tuduhan pembunuhan, dengan rekomendasi bahwa ia tidak akan pernah dibebaskan, akan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara karena memalsukan wasiat Grundy.

Pada tanggal 11 Februari 2000, 10 hari setelah penahanannya, Dewan Medis Umum secara resmi mencoret Shipman dari daftar. Shipman secara konsisten menyangkal kesalahannya, membantah bukti ilmiah terhadapnya. Dia tidak pernah membuat pernyataan publik tentang tindakannya. Istri Shipman, Primrose, dengan teguh menyatakan bahwa suaminya tidak bersalah.

Korban pertamanya adalah pasien di Abraham Ormerod Medical Center di Todmorden, West Yorkshire yaitu seorang wanita bernama Eva Lyons. Lyons terbinuh pada Maret 1975 pada malam ulang tahunnya yang ke 71. Korbannya yang tertua adalah Anne Cooper berusia 93 tahun dan yang termuda Peter Lewis berusia 41 tahun.

Namun alasan Shipman melakukan pembunuhan kepada para pasiennya membuat frustasi para penyidik dan psikiater yang memeriksa kejiwaannya. Beberapa mengatakan ia menderita atas kematian ibunya, sementara yang lain berpendapat ia sedang praktek eutanasia, untuk mengurangi jumlah populasi manula yang santa membebankan sistem kesehatan Inggris. Shipman sendiri tidak pernah mengatakan penyebab mengapa ia melakukan pembunuhan yang begitu banyak.

Harold Shipman

Shipman ditemukan gantung diri di selnya di Penjara Wakefield pukul 06:20 tanggal 13 Januari 2004 menjelang malam ulang tahunnya yang ke-58, dan dinyatakan meninggal dunia pukul 08:10. Ia menggantung dirinya di jendela selnya menggunakan seprai.


Kasus Shipman Mengubah Banyak Prosedur Medis dan Pemakaman di Inggris

Banyak struktur hukum mengenai perawatan, kesehatan, dan obat-obatan di Inggris ditinjau ulang dan dimodifikasi sebagai akibat dari kejahatan Shipman (Shipman's Effect). Dia adalah satu-satunya dokter Inggris yang dinyatakan bersalah membunuh pasiennya, meskipun ada dokter lain melakukan pembunuhan tetapi telah dibebaskan dari kejahatan yang sama atau dihukum dengan tuduhan yang lebih rendah.

Banyak dokter melakukan perubahan dalam prakteknya dan enggan untuk mengambil resiko terlalu banyak dengan meresepkan obat penghilang rasa sakit. Praktik sertifikasi kematian juga diubah seiring berjalannya waktu. Pertanyaan-pertanyaan tentang formulir yang diperlukan untuk kremasi di Inggris dan Wales telah diubah dan diperketat.

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Harold_Shipman
https://www.solopos.com/harold-shipman-si-dokter-maut-bagian-vi-berbagai-kebohongan-terungkap-dalam-persidangan-368823
https://www.liputan6.com/global/read/2403406/5-1-2001-laporan-mengerikan-harold-shipman-dokter-pembunuh


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Harold "Dr. Death" Shipman, Dokter yang Membunuh Ratusan Pasiennya"