Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Salem Witch Trial, Saat Orang-Orang Dituduh Sebagai Penyihir dan Dieksekusi Mati




Pengadilan Penyihir Salem (Salem Witch Trial) barangkali adalah salah satu proses pengadilan paling memalukan dalam sejarah. Ratusan orang dituduh sebagai penyihir dan puluhan orang tak bersalah lainnya dijatuhi hukuman mati tanpa bukti yang jelas. Semuanya bermula ketika dua orang anak yang merupakan putri dan keponakan kepala desa setempat berteriak dan mengamuk tak terkendali bak orang kesurupan. Keanehan ini kemudian dialami pula oleh anak-anak lainnya di desa tersebut. Dokter setempat mendiagnosa bahwa mereka telah menjadi korban praktik sihir!


Bagaimana Awalnya Orang-Orang Menjadi Paranoid

Beberapa abad yang lalu, ada keyakinan bahwa iblis dapat memberi orang-orang tertentu semacam kekuatan sihir yang dapat digunakan untuk menyakiti orang lain. Sebagai balasannya, orang tersebut harus bersedia setia sampai akhir hayatnya. Bisa dibilang semacam menjual jiwa. Keyakinan ini setidaknya mulai muncul di Eropa pada awal abad ke-14 dan tersebar luas di kolonial New England.



Pada tahun 1689, penguasa Inggris yaitu William dan Mary memulai perang dengan Perancis di koloni Amerika. Perang tersebut menghancurkan wilayah bagian utara NewYork, Nova Scotia, dan Quebec, membuat orang-orang mengungsi ke wilayah Essex, dan khususnya, Desa Salem yang terletak di Teluk Massachushetts. Desa Salem sekarang adalah Denvers, Massachusetts.

Para pengungsi ini membuat ketegangan di wilayah tersebut dan tidak cukup akur dengan penduduk yang sudah menetap sebelumnya. Persaingan antara keluarga-keluarga di sana yang berhubungan dengan kekayaan pelabuhan Salem mulai memanas. Belum selesai dengan semua itu, epidemi cacar muncul dan membunuh banyak orang. Selain itu kekhawatiran serangan suku-suku asli Amerika yang bertetangga memicu ketegangan, kecurigaan, dan kebencian warga terhadap tetangga mereka, serta ketakutan mereka terhadap orang luar.

Selain itu, pendeta pertama yang ditahbiskan di Desa Salem pada tahun 1689 ternyata tidak disukai karena sifatnya yang rakus dan tamak. Penduduk desa setempat kemudian meyakini bahwa semua kekacauan dan ketegangan yang timbul dilakukan oleh iblis.


Orang-Orang Mulai Terkena "Sihir"

Semuanya bermula pada Januari 1692. Ketika itu Elizabeth (Betty) Parris yang berusia 9 tahun dan Abigail Williams yang berusia 11 tahun (anak perempuan dan keponakan Samuel Parris, menteri desa Salem) dilaporkan mengalami halusinasi. Kedua anak itu menjerit keras dan memberontak tak terkendali.

Entah bagaimana ceritanya, dokter setempat yang bernama William Griggs kemudian mendiagnosis adanya pengaruh hal-hal gaib. Diagnosa itu seolah diperkuat dengan terjadinya peristiwa serupa pada gadis-gadis muda lainnya di wilayah tersebut termasuk Ann Putnam Jr, Mercy Lewis, Elizabeth Hubbard, Mary Walcott, dan Mary Warren.

Pada akhir Februari 1692, surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk budak Parris di Karibia, Tituba, bersama dengan dua wanita lain, pengemis tunawisma Sarah Good dan lansia miskin bernama Sarah Osborn yang dituduh telah menyihir gadis-gadis itu.




Pengadilan yang Tidak Adil

Tiga penyihir yang dituduh tersebut kemudian dibawa ke hadapan hakim Jonathan Corwin dan John Hathorne untuk diinterogasi pada 1 Maret 1692. Bahkan para penuduh mereka muncul di ruang sidang dengan kejang-kejang, berteriak, dan menjerit tak terkendali bak orang kesetanan.

Sarah Good dan Sarah Osborn menyangkal tuduhan yang dialamatkan kepada mereka. Tetapi budak dari Karibia yang bernama Tituba mengaku. Ia mengatakan, "Iblis datang kepada saya dan menawari saya untuk melayaninya". Dia menggambarkan hal-hal rumit tentang anjing hitam, kucing merah, burung kuning, dan "pria kulit hitam" yang ingin dia menandatangani bukunya, semacam buku perjanjian. Dia mengakui bahwa dia menandatangani buku itu dan mengatakan ada beberapa penyihir lain yang ingin menghancurkan kaum Puritan. Ketiga wanita itu kemudian dipenjara.

Ketika histeria menyebar ke seluruh wilayah bahkan keluar Massachusetts, sejumlah orang lainnya dituduh, termasuk Martha Corey dan Rebecca Nurse, dan bahkan putri Sarah Good yang berusia 4 tahun.



Tuduhan terhadap Martha Corey, sangat memprihatinkan. Pasalnya wanita itu adalah seorang anggota gereja yang taat di Desa Salem. Putri Sarah Good yang berusia 4 tahun, Dorothy juga ditanyai dan jawaban-jawabannya yang penuh dengan ketakutan ditafsirkan sebagai pengakuan. Pada bulan April ketika Wakil Gubernur Thomas Danforth dan asistennya menghadiri audiensi. Lusinan orang dari Salem dan desa-desa Massachusetts lainnya dibawa untuk ditanyai.

Mirisnya, entah untuk menyelamatkan diri atau mengajak yang lainnya agar ia tidak dihukum seorang diri, seperti Tituba, beberapa orang yang dituduh sebagai penyihir kemudian mengaku dan menyebutkan nama yang lainnya. Dalam sekejap ada banyak sekali orang yang dituduh sebagai penyihir di Salem.

Pada tanggal 27 Mei 1692, Gubernur William Phipps memerintahkan pembentukan Pengadilan Khusus Oyer (bertugas untuk mendengar) dan Terminer (bertugas untuk memutuskan) yang ditujukan untuk wilayah Suffolk, Essex, dan Middlesex.



Kasus pertama yang dibawa ke pengadilan khusus adalah kasus Bridget Bishop, seorang wanita tua yang dikenal karena kebiasaan bergosip dan pergaulan bebasnya. Ketika ditanya apakah dia melakukan sihir, Bishop hanya menjawab kalau dia tidak bersalah.  Dipimpin oleh para hakim Hathorne, Samuel Sewall, dan William Stoughton, pengadilan menjatuhkan hukuman pertamanya pada Bridget Bishop pada 2 Juni, dia digantung delapan hari kemudian di tempat yang kemudian dikenal sebagai Gallows Hill di kota Salem.

Baca juga: Legenda Blair Witch

Pengadilan rupanya mengizinkan adanya bukti-bukti spektral seperti kesaksian tentang mimpi dan juga penglihatan, yang sebenarnya bukanlah bukti kuat karena bisa saja dibuat-buat. Jadi lima hari setelah eksekusi Bishop, menteri Cotton Mather menulis surat memohon pengadilan untuk tidak mengizinkan bukti-bukti spektral tersebut.



Namun pengadilan mengabaikan permintaan ini. Setelah itu lima orang dijatuhi hukuman mati dan digantung pada bulan Juli. Pada bulan Agustus menyusul lima orang lagi, lalu kemudian 8 orang mengalami nasib yang sama dieksekusi gantung pada bulan September 1692. Pada 3 Oktober, Increase Mather, ayah Cotton Mather yang waktu itu adalah presiden Harvard mengecam penggunaan bukti spektral. Ia bahkan menyatakan bahwa lebih baik sepuluh tersangka penyihir dibebaskan dari pada satu orang tidak bersalah dihukum mati.


Hukuman Dihentikan, Para Terdakwa Dibebaskan

Sebagai tanggapan atas permohonan Mather, Gubernur Phipps yang baru saja diangkat sebagai gubernur Massachusetts kemudian melarang penangkapan lebih lanjut. Ia juga memerintahkan pembebasan sejumlah tersangka penyihir.

Di tengah memudarnya dukungan publik terhadap persidangan, Gubernur Phips akhirnya membubarkan Pengadilan Oyer dan Terminer pada tanggal 29 Oktober 1692. Sebagai gantinya, Phipps membentuk Pengadilan Tinggi Kehakiman, yang melarang bukti spektral dan hanya menghukum 3 dari 56 terdakwa. Phipps kemudian mengampuni semua yang berada di penjara atas tuduhan sihir pada Mei 1693.

Tetapi sayangnya sejarah kelam telah digoreskan. Sebanyak 19 orang digantung di Gallows Hill, bahkan Giles Corey (suami Martha) yang sudah berusia 71 tahun menerima hukuman mati yang mengerikan dengan ditekan batu-batu berat sampai mati, setelah dia menolak untuk mengajukan pembelaan atas dakwaannya. Sementara itu, beberapa orang lainnya banyak yang meninggal di penjara dan hampir 200 orang secara keseluruhan telah dituduh mempraktikkan sihir.



Pada Januari 1697, Pengadilan Umum Massachusetts menyatakan pemberhentian untuk tragedi persidangan penyihir Salem. Pengadilan kemudian menganggap persidangan melanggar hukum, dengan hakim agung Samuel Sewall secara terbuka meminta maaf atas perannya dalam proses tersebut.

Namun bahkan setelah Massachusetts Colony mengeluarkan undang-undang mengembalikan nama baik orang yang dituduh dan meberikan restitusi keuangan kepada ahli waris sebesar 600 pundsterling pada tahun 1711, tetapi persidangan itu telah membuat sejarah kelam tentang bagaimana orang-orang tak bersalah mendapatkan ketidakadilan. Bahkan baru pada tahun 1957, atau lebih dari 250 tahun kemudian, Massachusetts secara resmi meminta maaf atas kejadian tahun 1692 tersebut.





Biang Keladinya Ternyata Jamur Ergot?

Merrior, tahukah kalian jika ternyata pada tahun 1976, ada sebuah penelitian yang diterbitkan dalam majalah Science. Penelitian itu mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada penduduk di Salem sehingga mereka mengalami semacam sihir massal.

Penelitian tersebut mengungkap kalau ternyata penyebab histeria massal di mana orang-orang mengamuk dan berteriak seperti orang kesurupan tak lain adalah jamur ergot yang ditemukan dalam gandum hitam, gandum sereal, dan sebagainya yang dikonsumsi masyarakat. Menurut ahli toksikologi, jamur itu dapat menyebabkan gejala seperti delusi, muntah, dan juga kejang otot. 

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Salem_witch_trials
https://www.smithsonianmag.com/history/a-brief-history-of-the-salem-witch-trials-175162489/
https://www.history.com/topics/colonial-america/salem-witch-trials


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

3 komentar untuk "Salem Witch Trial, Saat Orang-Orang Dituduh Sebagai Penyihir dan Dieksekusi Mati"