Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Edward VIII, Raja Inggris yang Rela Turun Tahta Demi Cinta




Seorang raja atau ratu yang rela turun dari megahnya singgasana kerajaan rasa-rasanya hanya ada dalam cerita-cerita dongeng saja. Tetapi ternyata dalam dunia nyata memang ada raja atau ratu yang melakukan hal demikian. Salah satunya terjadi pada raja Inggris, Edward VIII yang jatuh cinta pada wanita Amerika yang sudah dua kali menikah. Hubungan antara keduanya sangat kontroversial dan tidak disetujui oleh keluarga kerajaan. Sampai akhirnya sang raja rela melepaskan tahtanya...

Pertikaian antara para raja Inggris dengan putra-putra sulung mereka yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan selalu saja terjadi selama berabad-abad. Ada saja kisah ayah-anak dalam kerajaan yang tidak akur. Ayahnya mengharapkan sang anak menjadi penerus tahta terbaik, sementara sang anak membangkang mengikuti apa yang disukainya.

Raja George V adalah Raja dari keluarga Windsor yang memegang tampuk tertinggi kerajaan Inggris pada tahun 1910-1936. Putra sulungnya Edward VIII digadang-gadang akan menggantikannya kelak begitu ia mangkat.

Raja George VI dan istrinya Ratu Mary

Tetapi sang pangeran tampan yang oleh keluarga kerajaan disapa David ini tampaknya enggan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kemegahan dan tugas-tugas kerajaan. Jauh di dalam hatinya ia ingin menjadi rakyat biasa. Hal inilah yang membuat Edward kerap berselisih dengan orang tuanya, Raja George V dan Ratu Mary.

Baca juga: Sejarah Monarki dan Silsilah Dinasti Kerajaan Inggris

Sang Pangeran selalu saja membuat ulah. Selama Perang Dunia I ia bersikeras untuk pergi ke Perancis dan berada di garis depan pertempuran. Ia berada di parit perlindungan sementara pihak musuh sedang ganas menembaki prajurit Inggris. Sang pangeran selalu menempatkan dirinya di barisan depan pertempuran. Hal ini membuat ketakutan banyak orang. Bagaimana bila ia sampai terbunuh? Padahal ia adalah pewaris tahta kerajaan yang harus dilindungi.

Edward VIII 

Sementara pihak keluarga kerajaan ketakutan setengah mati, Edward justru menikmati momen-momen mendebarkan itu.  Di sana ia akrab bergaul dengan para prajurit biasa seakan-akan kedudukan mereka sama. Bila raja tahu hal ini, ia pasti murka. Raja George selalu mengingatkan putranya soal derajatnya dan siapa dirinya. Tetapi seperti sudah kita duga, Edward tak pernah mendengarkannya.


Sang Pangeran yang Jatuh Cinta

Edward pertama kali bertemu dengan wanita itu pada tahun 1934, wanita yang kelak akan membuatnya rela turun tahta. Namanya Wallis Simpson. Awalnya Edward dan Wallis tampak tidak mungkin akan terlibat percintaan. Saat itu Edward sudah punya kekasih, Thelma (Lady Furness), sementara Wallis sudah punya suami dan itu adalah suami keduanya.

Meskipun demikian, tetapi hati siapa yang tahu. Diam-diam Edward jatuh cinta pada Wallis yang menurutnya lebih keibuan dibandingkan dengan semua wanita-wanita yang pernah dekat dengannya. Tetapi masalahnya adalah Wallis sama sekali bukan tipe wanita yang diharapkan kedua orang tua Edward.

Wallis Simpson

Edward segera terlibat percintaan yang serius dengan Wallis, sementara wanita itu sudah akan bercerai lagi dengan suami keduanya. Pihak kerajaan terguncang. Bagaimana mungkin calon raja mereka akan menikahi wanita yang sangat jauh dengan standar mereka. Apalagi saat itu perceraian dianggap tidak bermoral. Tetapi apa mau dikata, cinta Edward sudah terlanjur membara. Sang pangeran ingin menikahi pujaan hatinya dan menjadikannya ratu di istananya.

Raja George dan Ratu Mary putus asa menghadapi putra mereka. Edward dilarang membawa Wallis ke istana. Edward kemudian menganggap ayahnya begitu angkuh, sementara sang ayah mengganggap anaknya kurang ajar. 

Sementara itu Ratu Mary menilai bahwa Wallis tak lebih dari wanita yang suka mempermainkan pria. Ia dicap sebagai pemburu harta dan sengaja menggoda Edward demi mendapatkan jabatan di kerajaan. Hubungan Edward dan orang tuanya kian memanas. Dinas rahasia Inggris ditugaskan untuk memata-matai pasangan kontroversial ini kemana pun mereka pergi.



Raja George V wafat pada 20 Januari 1936. Edward, Ratu Mary, dan anggota keluarga kerajaan berada di sisi ranjang kematian sang raja. Ratu Mary memberi hormat pada putranya sebagai tanda pengakuan pada putranya yang akan sah diangkat sebagai raja baru. Tetapi sang ratu tidak akan melupakan apa yang dikatakan suaminya sebelum meninggal, bahwa putra mereka itu akan menghancurkan dirinya sendiri dalam waktu satu tahun!


Raja Edward VIII dan Wallis Simpson, Pasangan Kerajaan yang Kontroversial

Setelah ayahnya mangkat, Edward dengan leluasa menunjukkan hubungannya secara terang-terangan, bahkan dengan cara yang memalukan. 

Pada Mei 1936 atau hanya beberapa bulan setelah kematian ayahnya, ia menyewa kapal pesiar "Nahlin" untuk sebuah pelayaran sepanjang bagian timur Laut Mediterania. Edward dan Wallis berlayar bersama teman-teman mereka yang sama sekali tidak sekelas. 

Para penumpang di kapal pesiar itu termasuk Raja Edward dan Wallis Simpson mengadakan pesta gila-gilaan. Mereka singgah di berbagai pelabuhan, sering kali dalam keadaan mabuk dan nyaris tidak berbusana. Edward dan Wallis juga tampak tidak peduli akan banyak mata yang melihat mereka berpelukan dan berciuman dengan liar.

Salah satu foto kebersamaan Edward dan Wallis yang dianggap memalukan kerajaan Inggris

Apa yang mereka lakukan di kapal pesiar itu segera menjadi skandal memalukan. Sejumlah surat kabar asing memberitakan skandal ini selama berminggu-minggu. Sungguh berita menjijikkan yang mencoreng keluarga kerajaan Inggris. Tetapi sang raja sama sekali tidak mempedulikan semua itu.

Baca juga: Misteri di Balik kemaian Putri Diana

Penobatan Edward sebagai raja akan dilakukan pada 12 Mei 1937, sementara Wallis sudah resmi bercerai dengan suaminya pada April 1937. Waktu yang cukup bagi keduanya untuk menikah dan dimahkotai sebagai raja dan ratu Inggris. Tetapi proses menuju pernikahan itu tampaknya tidak akan mulus.

Perdana Menteri Inggris saat itu, Stanley Baldwin diminta untuk mendesak raja agar segera meninggalkan Wallis. Tetapi ia tidak berhasil. Sejumlah anggota keluarga kerajaan hingga Uskup Agung Canterbury pun sudah melakukan berbagai upaya serupa agar Edward mau pergi dari wanita itu. Tetapi sang raja tak bergeming.

Wallis dan Edward bersama dengan anjing kesayangan mereka

Suasana kerajaan memanas. Orang-orang terdekat kerajaan mulai menjauhi Edward dan sengaja tidak bergabung dalam acara-acara kerajaan. Wallis yang tahu posisinya memohon agar Edward meninggalkannya saja dari pada ia harus melepaskan tahtanya. Sementara itu, batu-batu dilemparkan ke rumah Wallis di London. Wanita itu sampai harus menyelamatkan diri ke Perancis demi keselamatannya.

Berada dalam pilihan sulit apakah ia harus mempertahankan tahtanya atau pergi bersama Wallis, Edward membuat keputusan yang menyentak London. Ia melepaskan tahtanya. Maka pada 10 Desember 1936, Edward VIII menjadi raja Inggris pertama yang turun tahta atas kehendaknya sendiri.

Keputusan Edward bukan hanya bagai kiamat bagi kerajaan, tetapi juga membawa kesedihan. Pewaris tahta selanjutnya tentu saja adalah adik Edward, George VI. Tetapi George tidak pernah dipersiapkan untuk menjadi raja. Ia gagap tampil di hadapan publik dan memiliki riwayat kesehatan yang buruk. Sebenarnya ia lebih suka hidup tenang bersama istrinya Ratu Elizabeth dan kedua putrinya Elizabeth dan Margareth.

Raja George VI bersama istri dan kedua putrinya. Elizabeth (dua dari kiri) kelak akan menjadi Ratu Elizabeth II

Putri George, Elizabeth kelak akan menggantikannya dan menyandang gelar sebagai Ratu Elizabeth II yang kita kenal memimpin Inggris hingga hari ini.

Baca juga: Rahasia Tersembunyi Mengapa Ratu Elizabeth I Tak Pernah Menikah

Sang raja yang sudah turun tahta itu menyeberangi Selat Inggris di malam ia turun tahta. Ia menjalani kehidupan di pengasingan dalam waktu lama. Pada 3 Juni 1937, Edward dan Wallis akhirnya menikah di sebuah kastil di utara Perancis. Tidak ada seorang pun anggota keluarga kerajaan yang datang. Pasangan ini kemudian mendapat gelar baru, Duke dan Duchess of Windsor. Tetapi Raja George VI menolak memberikan sebuatn Royal Highness atau "Yang Mulia" bagi Wallis.

Foto pernikahan sederhana Edward dan Wallis

Setelah turun tahta, kehidupan pasangan yang dikenal glamor ini kerap plesir ke luar negeri. Meskipun mereka dikucilkan anggota kerajaan, keduanya nyaris terlihat dalam setiap acara sosial kalangan elit. Foto-foto mereka yang sedang berada di sejumlah klub malam dan hotel mewah terpajang di surat-surat kabar.

Tidak sampai di sana seja, pasangan ini juga membuat publik Inggris terhenyak dengan foto-foto mereka bersama dengan pimpinan Nazi Hitler. Edward dan Wallis dalam sebuah foto juga terlihat sangat akrab dengan sang fuhrer, padahal saat itu hubungan Inggris dan Jerman tengah tegang karena perang dunia.

Adolf Hitler tampak menjabat tangan Wallis Simpson akrab, di sebelahnya Eward VIII

Cinta yang Sesungguhnya

Tetapi semuanya berakhir pada 28 Mei 1972 ketika Edward meninggal dunia. Setelah sang duke wafat, barulah orang-orang yang dahulu pernah menuduh Wallis hanya wanita pengeruk harta menyadari sejatinya wanita itu sungguh mencintai Edward sepenuh hatinya.

Dalam beberapa waktu setelah kematian Edward, Wallis menolak mengakui bahwa pria itu sudah meninggal. Wallis juga mengatakan betapa Edward sudah banyak berkorban untuk dirinya. Ia sering duduk melamun sendirian di kamar Edward, di mana kamar itu dijaga tetap seperti saat Edward wafat.

Kondisi kesehatan Wallis terus turun. Ia akhirnya menderita kelumpuhan dan cacat di akhir masa hidupnya karena kesedihan yang begitu mendalam. Wanita tua itu menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dengan berbaring di tempat tidur memandangi foto-foto dirinya bersama Edward. Sampai akhirnya ia meninggal dunia pada tahun 1986.

Makam Edward VIII dan Wallis Simpson di Windsor

Wallis dimakamkan di sebelah makam Edward di Windsor. Ratu Elizabeth II dan keluarganya menghadiri pemakamannya. Edward yang selalu menginginkan agar Wallis dapat diterima dalam keluarga kerajaan akhirnya mendapatkannya, walaupun itu setelah kematiannya. 

Referensi:

Lewis, Brenda Ralph. Sejarah Gelap Raja dan Ratu Inggris. 2016. Elex Media Komputindo: Jakarta.
https://en.wikipedia.org/wiki/Edward_VIII
https://en.wikipedia.org/wiki/Wallis_Simpson


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

1 komentar untuk "Edward VIII, Raja Inggris yang Rela Turun Tahta Demi Cinta"