Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Kematian Napoleon Bonaparte




Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte? Ia adalah kaisar sekaligus panglima perang terbesar yang pernah ada. Dia juga adalah sosok yang berperan dalam Revolusi Perancis dan memimpin negara itu selama beberapa tahun sampai akhirnya ia dipaksa turun tahta setelah kekalahan dalam Pertempuran Waterloo. Tidak banyak yang tahu bahwa sang kaisar akhirnya hidup dalam pengasingan hingga ajal menjemput, tetapi kematiannya sendiri masih menyisakan misteri...

Napoleon Bonaparte adalah pimpinan militer dan politik Perancis saat Perang Revolusioner. Ia diangkat sebagai kaisar Perancis pada tahun 1804 hingga 1814, dan kembali lagi pada tahun 1815. Tokoh yang lahir pada 15 Agustus 1769 ini berasal dari keluarga bangsawan lokal yang bernama Napoleone Buonaparte.

Pada masa keemasannya, Napoleon menguasai nyaris seluruh daratan Eropa, baik melalui diplomasi maupun peperangan. Tetapi masa jaya Napoleon harus berakhir menyusul kekalahannya pada Pertempuran Waterloo yang juga merupakan pertempuran terakhirnya pada 18 Juni 1815. Napoleon yang kalah dalam pertempuran itu kembali ke Perancis dan mendapati bahwa rakyatnya telah berbalik menentangnya. Ia kemudian turun tahta pada 22 Juni dan meninggalkan Paris tiga hari kemudian.



Napoleon sempat tinggal di istana Josephine di Malmaison sebelum akhirnya melarikan diri setelah mendengar pasukan Prusia diperintahkan untuk menangkapnya hidup atau mati. Ia melarikan diri ke Rochefort dan memutuskan untuk pergi ke Amerika Serikat, tetapi malang kapal-kapal Inggris memblokir semua pelabuhan. Napoleon akhirnya menyerah kepada Kapten Frederick Maitland pada 15 Juli 1815.

Setelah itu Napoleon diasingkan di pulau Saint Helena di Samudera Atlantik atau 1.870 km dari pantai barat Afrika. Napoleon kemudian dipindahkan ke Longwood House di Saint Helena pada Desember  di tahun yang sama. Ada sejumlah desas-desus tentang plot pelariannya, tetapi dalam kenyataannya ia tidak pernah berusaha untuk melarikan diri.

Baca juga: Sejarah Revolusi Perancis, Jatuhnya Kekuasaan Sang Monarki

Sementara itu, Longwood House bukanlah tempat yang nyaman untuk ditinggali. Di sana berangin, lembab, dan ada kerusakana di sana-sini, dan juga tidak sehat. Napoleon sering mengeluh tentang kondisinya kepada gubernur Hudson Lowe. Banyak yang menduga ditempatkannya Napoleon di sana sengaja untuk mempercepat kematiannya.

Hudson Lowe

Pada Februari 1821, kondisi kesehatan Napoleon kian memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia pada 5 Mei 1821 dalam usia 52 tahun. Topeng kematiannya dibuat keesokan harinya, tetapi tidak jelas dokter mana yang membuatnya. Sebelum meninggal, Napoleon sempat meminta untuk dikuburkan di tepi Sungai Seine, tetapi gubernur Inggris memakamkannya di Saint Helena, di lembah Willows. Walaupun pada akhirnya puluhan tahun kemudian Napoleon dimakamkan di tanah airnya.


Apakah Napoleon Bonaparte Tewas Diracun?

Hampir 200 tahun setelah kematiannya, para ilmuwan mengungkapkan apa yang mungkin telah menyebabkan kematian Napoleon. Setidaknya ada tiga teori diyakini merupakan penyebab tewasnya salah satu kaisar terhebat dalam sejarah tersebut. Ketiga teori itu adalah ia tewas diracun dengan arsenik, mati karena menderita kanker perut dan teori terakhir percaya kematiannya adalah akibat dari penyakit sifilis.

Autopsi yang dilakukan setelah kematiannya, memberikan bukti penting kepada dokter yang mengarah pada kesimpulan bahwa kematiannya adalah akibat kanker perut. 

Laporan tahun 1821 menggambarkan lesi 10 cm yang ditemukan di perutnya. Selain itu, sebuah studi tahun 1938, menunjukkan bahwa ayah Napoleon juga menderita penyakit yang sama. Lukisan-lukisan Napoleon sering menggambarkannya dengan tangan kanannya di rompi yang mengarah spekulasi bahwa mungkin ia mengalami rasa sakit di dekat perutnya.

Baca juga: Jahbulon, Rahasia di Balik Isyarat Tangan yang Disembunyikan

Napoleon Bonaparte

Tetapi pada tahun 1955 bukti baru muncul. Dalam buku harian pelayan Napoleon ditemukan rincian kondisi sang kaisar beberapa bulan sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Laporan itu memicu perdebatan bahwa mungkin kanker lambung bukanlah penyebabn tewasnya Napoleon.

Teori racun arsenik pun mengemuka. Para ilmuwan menyelidiki hal ini di awal tahun 1960an, di mana mereka menerbitkan penemuan tersebut dalam majalah Nature. Sejumlah senyawa arsenik yang ditemukan pada tahun 1961 di rambut Napoleon memicu desas-desus keracunan. Ia diduga diracun oleh Count Motholon. 

Helaian rambut Napoleon yang disimpan selama bertahun-tahun oleh staf pribadinya, diuji untuk melacak adanya jejak arsenik. Hasilnya menunjukkan peningkatan konsentrasi arsenik yang nyata. Para ahli kemudian yakin bahwa mungkin Napoleon sengaja diracuni oleh Inggris selama pengasingannya.

Longwood House (St Helena), tempat di mana Napoleon Bonaparte diasingkan hingga kematiannya

Sejarawan telah lama berdebat tentang penyebab kematain Kaisar Perancis ini, dengan banyak yang percaya dia adalah korban pembunuhan.

Sementara itu, teori lainnya percaya bahwa sang kaisar memiliki penyakit sifilis. Banyak tokoh sejarah diduga menderita sifilis. Sifilis adalah penyakit infeksi bakeri yang menular dalam hubungan seksual. Pada fase terakhir penyakit ini, lesi berkembang pada kulit, organ, dan juga tulang yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. 

Jika Napoleon terinfeksi, beberapa menyatakan dia mungkin telah mengkonsumsi arsenik untuk mengobati sifilis. Namun tidak ada bukti bahwa ia menderita penyakit tersebut. Sejumlah penelitian sejarah menunjukkan bahwa merkuri jauh lebih umum digunakan untuk pengobatan penyakit di tahun 1800an.

Baca juga: Che Guevara dan Revolusi Kuba

Sebuah manuskrip yang menurut para ahli mengkonfirmasi bahwa Napoleon Bonaparte meninggal karena kanker dan tidak diracun telah ditemukan di sebuah pondok terpencil di Skotlandia. Dokumen itu ditemukan di antara barang-barang yang diberikan ke rumah lelang oleh penjual pribadi dari selatan Skotlandia.

Sejarah mencatat bahwa ketika Napoleon meninggal, dokter pribadinya Francesco Antommarchi melakukan post mortem dan mencatat kanker perut sebagai penyebab kematian. Deskripsi otopsi dan dokter mengungkapkan tidak ada tanda-tanda keracunan arsenik, seperti pendarahan di lapisan dalam jantung, dan tidak ada kanker kulit, paru-paru atau kandung kemih.

Napoleon memang diketahui memiliki kanker yang sangat parah yang telah menyebar ke organ lain. Konsumsi makanan yang diawetkan dengan garam dalam jumlah tinggi menjadi salah satu penyebab tingginya resiko penyakitnya, selain karena keluarganya juga memiliki riwayat penyakit ini. Penyakit ini membunuh ayahnya, saudaranya yang bernama Lucien dan beberapa orang saudara perempuanya salah satunya yang bernama Pauline.

Carlo Buonaparte, ayah Napoleon Bonaparte

Diketahui bahwa enam dokter tentara Inggris yang tidak disebutkan namanya hadir dalam otopsi Napoleon. Diyakini bahwa penulis dokumen yang baru saja ditemukan itu adalah satu dari enam tersebut.

Steve Lees, juru lelang militer untuk Thomson, Roddick & Medcalf, mengatakan dia yakin dokumen itu asli. Lees mengatakan : "Kami sama sekali tidak tahu bagaimana hal itu terjadi di sebuah rumah di selatan Skotlandia, dan penjual ingin tetap dirahasiakan identitasnya. Tetapi kami percaya itu adalah dokumen yang sangat signifikan yang mengakhiri teori bahwa Napoleon dibunuh dengan arsenik."

Meskipun jejak arsenik telah ditemukan pada rambut yang diklaim milik Napoleon, harus diingat bahwa arsenik adalah salah satu bagian utama timbal. Pada abad ke-19, timbal digunakan untuk menyegel makanan kaleng dan sering terserap ke dalam makanan.

Beberapa sejarawan berpendapat bahwa gubernur Inggris St Helena berkonspirasi dengan Charles de Montholon dari Perancis untuk membunuh Napoleon setelah takut ia akan melarikan diri dan kembali lagi ke Perancis.

Sejak kematiannya pada 5 Mei 1821, ratusan buku, makalah, dan laporan, telah ditulis mengenai kematiannya. Untuk mendukung teori keracunan arsenik, tidak kurang dari 7 helai rambut Napoleon telah diperiksa oleh para ilmuwan forensik dan laboratorium terkemuka, termasuk FBI di Amerika Serikat, Harwell Nuclear Lab di Inggris, dan fasilitas reaktor Slowpoke di Toronto.

Rambut Napoleon Bonaparte yang dipotong setelah kematiannya tahun 1821

Faktanya, dalam setiap kasus rambut yang diperiksa ternyata mengandung kadar arsenik mulai dari 1,93 hingga 1,68 bagian per juta.

Setelah FBI menjalankan tes mereka pada sampel rambut yang diajukan oleh M. Jean Fichou pada tahun 1994, mereka melaporkan bahwa jumlah arsenik lebih besar daripada orang normal. Selain itu, rambut yang diajukan oleh berbagai kolektor tidak dapat dikonfirmasi secara positif apakah itu milik Napoleon atau bukan. 

Tampaknya juga tidak ada tes DNA yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa rambut yang diuji semuanya berasal dari orang yang sama, terutama penting mengingat kadar arsenik yang didapat bervariasi di setiap sampel. Mirisnya hanya ada sumber tertulis yang dapat memberikan jaminan bahwa itu adalah rambut Napoleon Bonaparte.

Baca juga: Vladimir Lenin dan Revolusi Rusia

Sebenarnya ada fakta bahwa di St Helena terdapat wabah tikus, seperti halnya di sebagian besar wilayah saat itu. Arsenik biasa dicampur dengan dosis tinggi untuk membunuh tikus. Arsenik juga digunakan dalam dosis kecil sejak zaman Henry VIII untuk mengobati sifilis dan penyakit lainnya. Nah, racun tikus tersebut memang digunakan terutama di mana Napoleon tinggal di Longwood, karena rumah yang lembab itu juga dihuni tikus-tikus. 

Jadi singkatnya bila memang arsenik ditemukan di rambut Napoleon, bisa jadi itu bukan merupakan racun yang memang sengaja diberikan padanya. Bisa jadi karena kaisar terpapar arsenik dari makanan kaleng dan juga pembunuh tikus yang memang digunakan saat itu.

Pada akhirnya, penyebab kematian Napoleon tidak akan pernah dapat ditentukan secara pasti. Lagi-lagi sepertinya kita harus bertahan dengan bukti yang paling meyakinkan yang menunjukkan bahwa Napoleon Bonaparte memang memiliki kanker perut. Tetapi apakah itu yang pada akhirnya menjadi penyebab kematiannya? 

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Napoleon
https://www.historyextra.com/period/georgian/where-when-what-killed-napoleon-bonaparte-died-st-helena-was-murdered/
https://www.napoleon.org/en/history-of-the-two-empires/close-up/a-close-up-on-napoleons-death/
https://www.livescience.com/1228-mystery-napoleon-death-solved.html


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Misteri Kematian Napoleon Bonaparte"