Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Rentetan Kegilaan dan Kekejaman Kaisar Nero dari Romawi




Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus atau Kaisar Nero adalah kaisar Romawi kelima dan juga kaisar terakhir dari dinasti Julio-Claudian. Ia sebenarnya bukanlah pewaris tahta, namun saat kecil ia diadopsi oleh pamannya, Claudius. 

Nero sendiri merupakan putra seorang pejabat administrasi yang terkenal berperilaku jelek dan juga seorang ibu bernama Agrippina Minor (adik Kaisar Caligula) yang meskipun sangat cantik, tetapi memiliki hati bak iblis. Wanita itu licik, penuh tipu muslihat, serakah pada kekuasaan, dan suka melakukan pembunuhan massal. Mungkin karena itulah, di kemudian hari Nero menjadi sosok yang kejam tanpa ampun.

Agrippina sempat menikah dengan seorang bangsawan kaya demi mendapatkan fasilitas mewah bagi dirinya dan juga putranya, Nero. Tetapi ketika istri Kaisar Claudius yang berkuasa saat itu meninggal dunia, ia segera menggunakan kecantikannya untuk memikat kaisar tua itu.

Akhirnya pada tahun 49 M, ia benar-benar diangkat menjadi permaisuri seperti impiannya. Setahun setelahnya ia bersikeras agar Nero diangkat sebagai anak dan berusaha agar putri kaisar menikah dengan Nero. Pernikahan ini menghapus kedudukan putra Kaisar Claudius, Britannicus sebagai putra mahkota sekaligus mengangkat Nero sebagai penggantinya.

Setelah pengangkatan Nero sebagai putra mahkota, kaisar segera menyadari kekeliruannya. Tetapi itu sudah terlambat. Agrippina melancarkan intrik untuk membunuh kaisar. Dengan keji, ia menyajikan hidangan jamur beracun untuk meracuni kaisar Claudius. Tak cukup sampai di sana, ia juga membeli pasukan pengawal istana untuk memproklamirkan kaisar yang baru yaitu Nero. Saat diangkat menjadi kaisar, usianya baru 17 tahun. 

Dididik dengan sifat serakah, bengis, dan kejam, maka Nero muda tumbuh sama persis seperti ibunya, bahkan jauh lebih kejam. Dan setelah pengangkatannya sebagai kaisar, maka dimulailah masa penderitaan bagi rakyat Romawi.

Berikut ini adalah 10 rentetan kegilaan dan kekejaman di luar nalar yang dilakukan oleh Kaisar Nero bukan hanya terhadap rakyatnya, tetapi sampai pada keluarganya sendiri.


1. Meracuni Kaisar Claudius



Claudius adalah Kaisar Romawi yang keempat dari Wangsa Dinasti Julio-Claudian. Saat masa terakhir kekuasaannya ia menikahi ibu Nero, Agrippina. Namun pernikahan itu menjadi keputusan terburuk dalam hidupnya.

Agrippina dan Nero kemudian merencanakan pembunuhan terhadap dirinya setelah putra Agrippina tersebut diangkat menjadi putra mahkota penerus Claudius.

Claudius meninggal dunia pada tahun 54 Masehi setelah diracun oleh Agrippina. Dengan bantuan seorang pembuat racun bernama Locusta, mereka menyiapkan hidangan jamur beracun untuk sang Kisar. Sang Kaisar meninggal dunia akibat racun tersebut. Saat itu usianya 64 tahun.


2. Mengeksekusi Mati Agrippina, Ibunya Sendiri



Agrippina adalah permaisuri Romawi di mana ibunya dulu adalah cucu Kaisar Romawi pertama, Augustus. Ia juga merupakan adik perempuan Caligula. Agrippina setidaknya telah menikah hingga 4 kali sebelum akhirnya dipersunting oleh Kaisar Claudius.

Meskipun memiliki paras yang menawan, Agrippina terkenal akan kepribadiannya yang ambisius, tamak, dan juga kejam.Agrippina pernah secara singkat menguasai Roma secara de facto saat putranya, Nero menjadi Kaisar. Namun atas perintah dari putranya pulalah, ia dieksekusi mati. Nero takut kalau suatu saat ibunya itu akan merebut kekuasaannya.

Hubungan ibu dan anak yang tadinya baik ini kemudian menjadi saling menyerang dan memperebutkan kekuasaan. Padahal pada masa awal pemerintahan Nero, ibunya ini banyak mengambil peran bahkan menyetir Nero. Tapi kemudian ibunya mulai mendukung Britannicus yang awalnya menjadi putra mahkota. Perebutan kekuasaan kemudian benar-benar dimulai.

Pada tahun 57, Agrippina dipaksa keluar istana oleh Nero bahkan segala kekuasaan yang dimiliki ibunya dicabut. Ia kemudian tinggal di perkebunan di tepi sungai di Misenum. Tetapi Nero masih mengirim orang untuk mengganggu Agrippina.

Pada suatu hari kapal yang ditumpangi Agrippina tenggelam. Insiden ini sebenarnya adalah intrik Nero untuk membunuh ibunya. Tetapi wanita itu masih sempat berenang menyelamatkan diri sebelum kapal benar-benar karam. Malangnya, temannya yang bernama Acerronia Polla diserang oleh para pendayung saat ia masih di dalam air setelah berteriak mengakui bahwa ia adalah Agrippina demi minta diselamatkan. Namun bukannya ditolong, beberapa orang malah memukulinya sampai tewas.

Meskipun selamat, nyawa Agrippina dalam bahaya. Benar saja, mengetahui kalau ibunya itu selamat, Nero kemudian mengirim 3 orang suruhannya untuk membunuh ibunya.

Baca juga: Attila the Hun dan Kisah Kekejamannya yang Melegenda


3. Membunuh Saudaranya Britannicus



Britannicus adalah putra Kaisar Romawi Claudius yang sebelum kedatangan Nero dan ibunya adalah putra mahkota yang kelak akan menggantikan Claudius. Tetapi setelah ayahnya menikah dengan ibu Nero, Nero naik menjadi putra mahkota.

Telah lama Nero merencanakan untuk membunuh saudara tirinya itu. Nero mempekerjakan peracun yang yang sama yangdisewa untuk meracuni ayahnya dulu. Peracun yang bernama Locusta itu dalam upaya pertamanya sempat gagal.

Lalu pada percobaan berikutnya ia membawa Locusta ke kamarnya untuk mencampurkan racun yang bekerja lebih cepat. Racun ini disebut-sebut dapat membunuh orang dalam waktu sekejap. Britannicus diracun pada saat pesta makan malam yang dihadiri para tokoh terkemuka. Salah satu yang hadir di sana ada saudara perempuannya, Oktavia Agrippina.

Britannicus awalnya diberi minuman panas yang telah dicicip terlebih dahulu oleh pencicip istana. Tetapi kemudian Britannicus meminta agar minuman itu didinginkan terlebih dahulu. Saat itulah racun ditambahkan ke dalam minumannya dengan air dingin. Setelah meminum minuman tersebut, tiba-tiba Britannicus kehilangan suara dan ia sulit bernafas.

Saat tengah sekarat itu, Nero malah bilang pada seluruh tamu yang hadir bahwa penyakit epilepsi Britannicus yang sudah dideritanya sejak kecil sedang kambuh. Britannicus tewas. Kejadian itu hanya berselang 4 bulan setelah kematian ayahnya Kaisar Claudius.


4. Menghamburkan Uang dan Berjudi



Nero dikenal sebagai kaisar yang doyan foya-foya dan mengadakan pesta. Ia tenggelam dalam kemewahan, membangun istana megah dan berbagai fasilitas mewah lainnya. Nero juga diketahui gemar mengadakan pesta yang memboroskan keuangan Romawi. Begitu gilanya ia menghamburkan uang, sampai-sampai keuangan kerajaan itu nyaris hancur.

Padahal pada saat kaisar sebelumnya berkuasa atau pada saat awal Nero menjadi kaisar Romawi memiliki keuangan yang sangat stabil dengan masyarakat yang makmur. Bahkan saat dipegang oleh Kaisar Claudius, Romawi memasuki tahun-tahun paling makmur dalam sejarahnya. Kekuasaan Romawi sangat luas membentang dari bagian utara Britania selatan sampai ke selatan Maroko, dari timur Atlantik hingga barat laut Kaspia. Tetapi kemakmuran itu perlahan lenyap.

Nero suka menghambukan kas negara dengan pesta dan berjudi. Ia juga biasanya pergi dengan dikawal 1.000 iring-iringan kereta mewah.


5. Membunuh Istrinya dengan Kejam



Nero memiliki 3 orang istri yaitu Claudia Octavia, Poppaea Sabina, dan Statilia Messalina. Selain itu Nero memiliki seorang lagi anak muda bernama Sporus yang yang dinikahinya setelah sebelumnya dikebiri.Ketiga istri Nero harus menghadapi nasib yang tragis, mereka semua dibunuh oleh sang suami.

Claudia Octavia beberapa kali dicekik oleh Nero tetapi tak berhasil membunuh wanita. Akhirnya wanita itu dibuang ke pulau Pandateria dengan tuduhan perzinahan dengan Anicetus, tutor Nero. Pengusiran Octavia membuat Nero diprotes warga Roma. Namun beberapa hari kemudian Octavia diikat dengan nadi terbuka dalam sebuah ritual bunuh diri Roamwi tradisioanl. Wanita itu mati lemas dalam bak uap yang sangat panas. Kepala Octavia hampir putus.

Nasib istri keduanya, Poppea Sabina tidak jauh lebih baik. Setelah kematian Agrippina, Poppea menekan Nero untuk mengeksekusi istrinya Claudia Octavia. Setelah berhasil menjadi istri Nero, Poppea akhirnya hamil setelah pernikahan 8 tahun lamanya. Tetapi ketika wanita itu hamil, Nero justru menceraikannya. Penyebab kematian Poppea tidak pasti, namu menurut beberpa sumber, saat kehamilan anak keduanya, Nero menendang perutnya hingga menyebabkan kematian.

Baca juga: Archimedes dan Burning Mirror/Heat Ray


6. Melakukan Pertunjukan Terbuka



Selain dikenal kejam dan suka membunuh, Nero adalah Kaisar yang memiliki rasa narsis yang tinggi dalam dirinya. Ia selalu merasa bahwa ia adalah sosok seniman serba bisa. Menurutnya ia sangat pandai bernyanyi, mengukir, melukis, bermain musik, dan juga berpuisi baik dalam bahasa Yunani maupun Latin.

Ia sering kali melakukan pertunjukan terbuka dan itu semua berawal sejak tahun 59 Masehi. Ia sering mengundang rakyat kecil untuk menyaksikannya bernyanyi dan bermain musik, baik di teater, di taman istana, maupun di jalana. Saat hari raya tiba, ia juga menyelenggarakan pertunjukan mewah di istananya. Di sana ia akan menjadi penyanyi, penyair, konduktor, hingga pegulat.

Tak ingin seorang pun meninggalkan pertunjukannya, Nero menutup pintu teater rapat-rapat dan tak mengizinkan siapa pun keluar. Padahal pertunjukannya sangat jelek. Suaranya, syairnya, dan lantunan lagunya memekakkan telingan siapa pun yang mendengarkan. Begitu jelek pertunjukan sang kaisar, tak jarang banyak yang kabur dengan memanjat tembok.


7. Membunuh Para Tuan Tanah Spanyol dan Afrika Utara serta Merampas Harta Mereka



Karena kebiasaannya yang suka menghambur-hamburkan uang demi pesta mewah dan juga kegemarannya berjudi, lambat laun membuat kas negara menipis dan kosong. Namun bukannya memperbaiki diri, Nero malah menghapus pengurangan pajak dan juga subsidi untuk orang miskin yang telah ditetapkan sejak lama.

Tak cukup sampai di sana, Nero kemudian mulai menyita harta kekayaan pribadi milik rakyatnya. Ia juga membunuh puluhan tuan tanah dari Spanyol dan Afrika Selatan untuk menguasai harta kekayaan mereka.


8. Menghukum Mati Anggoa Parlemen dan Memaksa Istri Mereka Untuk Saling Membunuh




Entah apa yang merasuki Nero, kekejamannya bahkan menyentuh para anggota parlemen istana dan keluarganya. Nero memaksa istri para anggota parlemen imperialis yang mengenakan perhiasan emas dan perak agar masuk ke arena gulat dan saling membunuh. Ia sendiri menyaksikan pemandangan penuh darah itu dengan senang.

Tak hanya itu saja, banyak dari anggota parlemen, tokoh terkemuka, hingga petugas senior dan pasukan pengawal dihukum mati. Beberapa orang dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya, ada pula yang dibelah urat nadinya, sebagian lagi diperintahkan untuk bunuh diri. Bahkan gurunya Shonyka yang sekaligus penasihatnya dihukum dengan dieksekusi potong tangan.

Baca juga: Misteri Lenyapnya Legiun Ke-9 Tentara Romawi


9. Membakar Roma



Pada malam tanggal 18 Juli 64 Masehi, terjadi kebakaran besar di kota Roma. Kebakaran hebat itu brelangsung selama 39 hari, memusnahkan banyak tempat sehingga rakyat Roma kala itu luntang-lantung tidak memiliki tempat tinggal.

Tetapi bukannya membantu rakyatnya, Nero malahan berpakaian opera, berdiri di menara sambil memetik instrumen Lira. Ia seperti tengah menikmati kebakaran itu sebagai sebuah hiburan. Ia bahkan melantunkan balada tentang musnahnya Troya. Sebuah desas-desus mengatakan bahwa Nero lah yang sebenarnya memerintahkan untuk membakar kota tersebut dengan maksud mendirikan kota baru.

Selain tidak membantu rakyatnya, di waktu yang bersamaan ia malah melakukan pembangunan besar-besaran Domus Aurea atau rumah emas untuk kediaman pribadinya. Istana itu bertabur emas dan permata dengan wangi parfum semerbak.

Saat menghadapi kecaman dan kritikan atas sikapnya tersebut, Nero justru mengkambinghitamkan penganut Nasrani. Ia menuduh mereka yang melakukan pembakaran dan mengatakan bahwa mereka bermusuhan dengan umat manusia. Saat itu kebanyakan penganut Nasrani adalah orang miskin, budak, dan orang asing, jadi sangat mudah untuk ditindas.


10. Memfitnah dan Membunuh Para Pengikut Kristiani



Seperti telah disebutkan di aas, setelah membakar kota Roma, Nero kemudian menuduh orang-orang Nasrani yang melakukan pembakaran. Mereka dituduh melakukan itu semua karena rasa permusuhan dengan rakyat Romawi lainnya.

Para penganut Kristiani itu disiksa hingga dibunuh dengan cara yang sangat kejam. Beberapa dari mereka bahkan sengaja diletakkan di kandang harimau untuk menjadi santapan hewan buas tersebut. Dan dari kejauhan Nero melihatnya seperti hiburang yang menggembirakan.

Sebenarnya beberapa tahun sebelumnya ada seorang sakti yang muncul di tengah kota Napules yang berteriak mencela Nero. Ia mengatakan bahwa Nero adalah pemimpin yang bengis dan lalim. Orang sakti itu lalu dijebloskan ke penjara. Tapi tidak sampai satu hari, ia berhasil melarikan diri. Merasa dipermalukan, Nero lalu memerintahkan pasukannya untuk mencari pria itu, tetapi orang sakti tersebut tak pernah ditemukan.

Setahun kemudian orang sakti itu meninggal dunia karena sakit. Sebelum meninggal ia mengatakan bahwa masa jabatan Nero tidak akan lebih dari 15 tahun. Saat itu, Neri sudah menjabat selama 11,5 tahun.

Sepeninggal orang sakti itu, Nero terus-menerus membunuh orang dengan kejam. Ia takut suatu ketika akan datang orang yang mengambil tahtanya. Itulah salah satu alasan mengapa ia secara brutal memerintahkan pembunuhan terhadapa banyak orang terutama yang dicurigainya akan merebut tahtanya.

Namun sang kaisar akhirnya tewas dengan cara yang tragis pada usia 31 tahun. Ia melarikan diri setelah istananya terkepung dan berakhir di rumah mantan budak istananya. Setelah bersembunyi, ia kemudian bunuh diri dengan sebilah belati yang ditusukkan ke lehernya sendiri.

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Nero


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "10 Rentetan Kegilaan dan Kekejaman Kaisar Nero dari Romawi"