Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Pembunuh Berantai Terkejam di Indonesia




Kita seringkali mendengar atau membaca kisah-kisah pembunuh berantai paling terkenal dan legendaris dari berbagai negara, antara lain Zodiac Killer, Jack The Ripper, hingga H.H. Holmes. Ternyata di Indonesia juga ada kisah-kisah para pembunuh berantai yang melakukan aksinya dengan berbagai motif, mulai dari uang, kisah asmara, pedofil, hingga demi mendapatkan kekuatan gaib.


Pada periode awal tahun 1990an hingga tahun 2000an, setidaknya ada nama-nama para pelaku pembunuhan berantai yang kasusnya membuat heboh Indonesia. Inilah 7 pembunuh berantai terkejam di Indonesia.


1. Baekuni



Baekuni atau yang lebih dikenal sebagai Babe adalah tersangka kasus sodomi dan pembunuhan disertai mutilasi terhadap anak-anak jalanan sejak tahun 1993. Para korbannya adalah anak-anak dari usia 4-14 tahun.

Pria kelahiran 1961 ini tertangkap pada 9 Januari 2010 setelah orang tua salah satu korban melaporkannya kepada pihak kepolisian. Orang tua dari Ardiansyah mengaku telah kehilangan putranya yang berusia 9 tahun. Ardiansyah sendiri kemudian ditemukan pada 8 Januari 2010 dengan keadaan yang mengenaskan, jasadnya terpotong-potong.

Babe Baekuni mengaku pada saat dirinya masih kecil ia pergi dari kampung halamannya di Magelang ke kota Jakarta. Saat menggelandang itulah ia sempat disodomi oleh seorang preman. Karena pengalaman pahit tersebut membuat pria ini mengidap pedofilia dan nekrofilia.

Baekuni dijatuhi hukuman mati pada 6 Oktober 2010 setelah sebelumnya ditetapkan hukuman seumur hidup. Pria yang telah membunuh total 14 anak laki-laki dengan 4 di antaranya dimutilasi ini sempat mengajukan kasasi namun ditolak oleh Mahkamah Agung. 


2 Dukun AS



Ahmad Suradji dikenal dengan nama Dukun AS. Nama aslinya adalah Nasib, namun karena sering menggunakan kelewang untuk mencuri lembu di daerah Stabat, ia pun seringkali dipangil Nasib Kelewang.

Pria yang hanya lulusan SD ini sekilas tak nampak seperti orang jahat apalagi sampai melakukan pembunuhan berantai. Namun orang ini adalah salah satu serial killer paling terkenal dari Indonesia yang mulai melakukan aksinya dari tahun 1986 hingga 1997. Total korbannya mencapai 42 orang yang semuanya merupakan wanita. Korban-korbannya itu kemudian dikuburkan di sebuah perkebunan tebu di Desa Sei Semayang, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dukun AS divonis hukuman mati oleh majelis hakin Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada 27 April 1998. Ia kemudian menjalani eksekusi pada 10 Juli 2008 di hadapan tim eksekusi Brimob Polda Sumatera Utara.


3.  Robot Gedek



Nama aslinya Siswanto. Dia ditangkap pada tahun 1996 saat mencopet di Sasiun Kereta Tegal, Jawa Tengah. Robot Gedek ditangkap atas kasus pembunuhan dan pencurian organ tubuh para korbannya yang mencapai 12 orang korban.

Robot Gedek menjalankan aksinya dari tahun 1994-1996 dengan menargetkan korban anak laki-laki berusia 9-15 tahun. Dalam menjalankan aksi kejinya, ia biasanya menggunakan pisau dengan menusuk serta merobek perut korbannya. Menurut pengakuannya, ia juga mengenal pembunuh berantai lainnya yaitu Babeh Baekuni yang juga melakukan aksi yang mirip dengannya.

Dalam pengakuannya, Robot Gedek mengaku senang meminum darah korbannya dan terkadang ia juga menyimpan bagian tubuh dari korban-korbannya tersebut.

Robot Gedek dihukum mati oleh Pengadilan Jakarta Timur pada tahun 1997. Namun pada tahun 2007 sebelum menjalani eksekusi, ia tewas saat mendekam di Penjara Nusakambangan.



4. Rio Martil



Rio Martil memiliki nama asli Antonius Rio Alex Bulo. Ia dijuluki Rio Martil karena ia melakukan pembunuhan dengan menggunakan martil. Ia merupakan pembunuh 4 orang yang merupakan pemilik rental mobil yang mobilnya diketahui dicuri oleh Rio.

Sebelum dikenal sebagai pembunuh, Rio memang sudah sering keluar masuk tahanan. Ia pernah pula berprofesi sebagai penjual surat-surat kendaraan palsu. 

Korban pertamanya adalah pengusaha rental mobil di Surabaya. Sang pengusaha renal mobil dihabisi dengan martil. Ia lalu kembali melakukan aksi serupa di Semarang dengan korban tewas 2 orang sebelum akhirnya melarikan sebuah mobil Isuzu Panther.

Pada 12 Januari 2001, Rio menggasak sebuah sedan Timor di Bandung setelah sebelumnya menghabisi seorang pria bernama Jeje Suradi di Banyumas.

Rio Martil dijatuhi hukuman mati pada 2001. Namun bukannya bertobat, ia kembali mengulangi perbuatannya. Kali ini korbannya adalah sesama napi di Nusakambangan. Pada Desember 2004, ia membunuh seorang napi koruptor bernama Iwan Zulkarnaen. Rio Martil dieksekusi mati pada 8 Agustus 2008.


5. Ny. Astini



Astini adalah pelaku pembunuhan terhadap tiga orang wanita yang merupakan tetangganya. Mereka adalah Rahayu, Sri Astuti Wijaya, dan Puji Astutik. Alasan pembunuhan sebenarnya cukup sepele. Pelaku merasa korban menagih hutang dengan kata-kata kasar. Jumlah utang yang ditagih pun sebenarnya tak banyak, hanya ratusan ribu saja. 

Astini melakukan pembunuhan pada kurun waktu 1992-1993 serta tahun 1996. Semua korban Astini dimutilasi. Potongan-potongan tubuh itu lalu dimasukkan ke dalam tas kresek yang kemudian dibuang ke berbagai tempat terpisah, mulai dari sungai di Surabaya hingga tempat-tempat pembuangan sampah.

Wanita asal Wonorejo, Surabaya ini menjalani eksekusi mati di hadapan 12 regu tembak Polda Jatim pada 20 Maret 2005 pukul 1.20 WIB dini hari.


6. Dukun Usep



TB Yusuf Maulana alias Usep adalah tersangka pembunuh 8 orang dengan motif pengganda uang. Dukun Usep, begitu ia biasa dipanggil melakukan pembunuhan pada periode tahun 2007.

Dukun Usep biasanya akan meminta syarat uang kepada korbannya dan juga meminta mereka meminum teh manis yang telah disediakan. Ritual penggandaan uang ini dilakukan di kawasan sawah wilayah Pijajar. Minuman ini rupanya telah diberi racun potasium. Korban-korban yang meregang nyawa dengan mulut berbusa itu masih hidup ketika ia lalu menguburkan mereka hidup-hidup di sebuah lubang galian yang telah disiapkan sebelumnya. 

Usep mengaku melakukan pembunuhan karena alasan ekonomi. Selain itu juga dirinya tak bisa memenuhi jumlah uang yang telah ia janjikan kepada para korban. Usep dieksekusi mati di hadapan regu tembak pada Agustus 2008.


7. Ryan Jombang



Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang adalah tersangka pembunuhan yang disertai dengan mutilasi. Ia melakukan aksinya di Jakarta dan di Jombang. Kasus Ryan mulai terungkap kala korbannya yang termutilasi ditemukan di Jakarta. 

Setelah ditangkap dan ditelusuri lebih jauh, rupanya pria penyuka sesama jenis ini telah melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap beberapa orang lainnya yang mayat-mayatnya dikuburkan di halaman belakang rumahnya di Jombang. Total korbannya mencapai 11 orang, termasuk di dalamnya seorang artis muda bernama Grady Gland Adam Tumbuan.

Ryan dijatuhi hukuman mati pada 6 April 2009 oleh Pengadilan Negeri Depok. Berbagai upaya dilakukannya mulai dari pengajuan banding, kasasi, permohonan peninjauan kembali, namun Mahkamah Agung tetap menjatuhkan hukuman mati padanya.


Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "7 Pembunuh Berantai Terkejam di Indonesia"