Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penipuan Manusia Piltdown




Tampaknya sekitar abad 19-20 setelah Charles Darwin menggagas Teori Evolusi yang kontroversial itu, dunia barat beberapa kali dihebohkan dengan berbagai penemuan yang seolah ingin membuktikan kebenaran teori tersebut. Namun sayangnya penemuan-penemuan itu pada akhirnya diketahui tak lebih dari sekedar tipuan dan kebohongan. Salah satunya dari penemuan itu adalah Manusia Piltdown.

Charles Dawson (1864-1916) adalah seorang pengacara yang tinggal di Inggris Selatan, dekat Sussex. Meskipun demikian pria Inggris ini lebih dikenal sebagai arkeolog amatir dan sangat terobsesi dengan dunia paleontologis.

Charles Dawson

Pada tahun 1908, para penggali menemukan sebuah fragmen tengkorak aneh di lubang kerikil di dekat kota Piltdown saat tengah bekerja. Fragmen tengkorak itu lalu diberikan pada Dawson. Dawson yang memang telah lama terobsesi dengan fosil dan sejenisnya segera saja melakukan penggaliannya sendiri di dekat tempat para pekerja itu menemukan fragmen tulang.

Charles Dawson tidak bekerja sendiri, bersama dengannya bergabung juga kepala Departemen Geologi dari British Museum, Arthur Smith Woodward.

Dalam sebuah penggalian pada tahun 1912, Dawson dan Woodward menemukan dua buah fragmen tulang dan juga sebuah tulang rahang aneh. Dawson dan Woodward kemudian mengklaim bahwa kedua fragmen tersebut, tulang dan tulang rahang merupakan kesatuan. Bagian paling menarik adalah fragmen tulang tersebut menunjukkan karakteristik gabungan antara manusia dan kera.

Charles Dawson (kiri) dan Sir Arthur Smith Woodward (kanan)
ketika melakukan penggalian pada 18 Desember 1912

Pada bagian rahang, terlihat tulang menyerupai rahang kera. Sementara itu pada tengkorak atas persis dengan tengkorak manusia. Kesimpulannya adalah jika kedua tulang itu memang berasal dari satu spesies, itu artinya manusia berevolusi dari kera. Atau dengan kata lain teori evolusi Charles Darwin menjadi terbukti.

Gambaran Manusia Piltdown (1913)

Pada Desember 1912, Woodward memamerkan penemuan itu di Geological Society di London. Woodward menamainya sebagai Manusia Piltdown (The Piltdown Man) yang diambil dari lokasi penemuannya. Ia mengklaim makhluk itu hidup sekitar 500 ribu tahun yang lalu, atau selama Periode Plaistosen.

Pernyataan Woodward segera saja menimbulkan kehebohan terutama di komunitas sains. Banyak yang mengira bahwa kedua fragmen tulang itu sama sekali tidak padu. Namun Woodward menepisnya. Penemuan ini kemudian masuk ke dalam buku pelajaran sekolah sebagai Eoanthropus dawson (Dawson's Dawn Man).

Beberapa tahun kemudian, beberapa objek fosil tulang-tulang hewan ditemukan di Piltdown. Pada tahun 1916 Charles Dawson meninggal dunia.


Manusia Piltdown Terbukti Penipuan

Selama lebih dari 40 tahun lamanya, Manusia Piltdown diterima oleh komunitas sains sebagai artefak asli dan digaungkan sebagai temuan arkeologis abad ini. Namun pada tahun 1953 sekelompok ilmuwan dari British Museum yang terdiri dari Keneth Page Oakley (ketua), Joseph Weiner, dan Wilfred Le Gros Clark melakukan serangkaian penelitian mendalam pada tulang Manusia Piltdown. Hasilnya mengejutkan dunia sains. Manusia Piltdown ternyata palsu.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan florin untuk mengetahui umur tulang tersebut. Para peneliti menyimpulkan tulang berusia kira-kira baru berusia enam ratus tahun. Namun ternyata tulang rahang itu baru berusia puluhan tahun saja.

Kemudian pada pengujian yang kedua menggunakan analisis nitrogen. Pada pengujian ini didapatkan fakta bahwa tulang rahang telah dicampurkan dengan senyawa potasium dikromat untuk membuatnya tampak tua. 



Para peneliti ini menduga penemunya telah mengambil tulang rahang dan gigi yang berasal dari kera modern kemungkinan berasal dari tulang Orang Utan Kalimantan.

Luar biasanya penemuan ini telah menipu banyak ilmuwan brilian Inggris antara lain Arthur Smith Woodward, Arthur Keith, dan juga Grafton Elliot Smith.

Setelah mendapakan fakta yang mencengangkan ini lalu pertanyaannya adalah siapa yang harus bertanggung jawab terhadap penipuan ini. Woodward sendiri dikenal sebagai orang yang jujur dan memiliki dedikasi yang tinggi. Kemudian dugaan pun mengarah pada Charles Dawson. Mungkinkah ia telah sengaja melakukan kebohongan ini dengan menguburkan tulang itu agar ditemukan?

Charles Dawson diduga sebagai orang di balik tipuan Manusia Piltdown ini. Perlu kalian ketahui bahwa Dawson adalah seorang pengacara yang justru hobinya mencari dan mengoleksi fosil. Bahkan jauh sebelum ia menemukan "Manusia Piltdown", dirinya telah lama dikenal sebagai "Wizard of Sussex" atau Penyihir dari Sussex berkat penemuan-penemuan anehnya.

Dawson pernah mengklaim berhasil menemukan mamalia dan tumbuhan prasejarah. Setiap temuannya ia tambahkan namanya (dawsoni) dibelakang nama temuannya tersebut, misalnya saja Eoanthropus dawsoni.

Menurut pengakuan seorang rekan Dawson, Samuel Woodhead, Dawson pernah suatu ketika bertanya pada ayah Woodhead bagaimana caranya agar tulang terlihat lebih tua. Dan nyatanya tulang-tulang Piltdown memang telah diwarnai dengan kalium bikromat.

Sementara itu sebuah teori meyakini bahwa Pierre Teilhard de Chardin, seorang pendeta jesuit yang juga turut serta pada proses penggalian, terlibat dalam pemalsuan ini. Orang lainnya yang diduga ikut terlibat dengan penipuan ini adalah Martin Hinton, seorang penjaga koleksi zoologi di British Museum. Pada tahun 1975, sebuah kotak yang berisikan tulang belulang buatan miliknya ditemukan. Beberapa pecahan tulang mirip dengan manusia piltdown ditemukan di loteng museum.

Martin Hinton (kiri) dan Charles Dawson (kanan) tengah berada di situs penggalian Piltdown

Menurut cerita dua ahli paleontologi di museum tersebut, Brain Gardiner dan Andrew Currant, Hinton sengaja membuat tipuan itu untuk mempermalukan Woodward, yang dahulunya ternyata pernah menolak Hinton untuk bekerja di Museum

Tak hanya itu saja bahkan Sir Arthur Conan Doyle, penulis novel Sherlock Holmes diduga memiliki kaitan dengan kasus penipuan ini. Teori muncul barangkali dikarenakan Doyle memiliki minat besar pada bidang arkeologi dan secara kebetulan juga tinggal di Piltdown.


Bagaimana Penipuan Ini Bisa Bertahan Selama Beberapa Dekade?

Pada tahun 1856, di Jerman telah ditemukan Neanderthal, sementara Cro-Magnon ditemukan di Prancis pada tahun 1868. Penemuan Manusia Piltdown pada dasarnya membuat kebanggaan tersendiri bagi para ilmuwan, arkeolog, dan warga Inggris. Hal ini kemungkinan membuat para ilmuwan tak lagi memperhatikan tanda yang dibuat oleh pengarsipan rahang dan gigi.

Bahkan pada tahun 1914, temuan itu sempat diragukan. William King Glory menuliskan penemuan Manusia Piltdown itu telah dicurigai oleh beberapa orang yang menyangsikan umur geologis tulang itu tak setua yang diklaim.

Sampai saat ini tak ada yang mengetahui dengan pasti siapa yang telah membuat tipuan Manusia Piltdown ini. Dawson? Hinton? Atau mereka berdua telah bekerjasama? Namun yang jelas, tipuan ini merupakan salah satu kebohongan ilmiah terbesar sepanjang sejarah.

Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_Piltdown
https://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Dawson
http://hoaxes.org/archive/permalink/the_piltdown_man
http://www.unmuseum.org/piltdown.htm

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Penipuan Manusia Piltdown"