Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah di Balik Foto Omayra Sanchez, Korban Tragedi Armero 1985


 
Frank Fournier mencapai Armero saat fajar di tanggal 16 November 1985. Tiga hari sebelumnya terjadi letusan gunung berapi dahsyat di desa itu. Belum jauh ia melangkah, seorang petani mengatakan padanya tentang seorang anak perempuan yang  telah terperangkap selama hampir tiga hari di bawah reruntuhan rumahnya..

Frank Fournier adalah seorang reporter Perancis yang ditugaskan ke Armero menyusul bencana gunung berapi yang menerjang wilayah itu pada 13 November 1985. Fournier mendarat di Bogotá pada tanggal 15 November, dan mencapai Armero saat fajar keesokan harinya.

Letusan gunung berapi Nevado del Ruiz membuat aliran piroklastik yang meledak dari kawah membentuk lahar yang mengalir ke lembah sungai di bawahnya. Dengan kecepatan 6 meter per detik aliran lahar menyapu sebagian besar Armero dan menewaskan lebih dari 20.000 orang dan menghancurkan 14 desa termasuk Armero.

Saat Fournier tiba di desa itu, keheningan yang menakutkan yang lamat-lamat diselingi teriakan masih terdengar di sudut-sudut desa. Fournier menggambarkan suasana tempat itu sangat menghantuinya bahkan setelah bertahun-tahun berlalu.

Saat masih dalam keadaan syok melihat situasi yang terjadi, seorang petani menghampirinya. Dia menceritakan tentang gadis kecil yang tengah terjebak di antara reruntuhan rumahnya dan sangat membutuhkan bantuan. Petani itu kemudian membawa Fournier ke lokasi di mana gadis kecil itu berada.

Frank Fournier


Saat Fournier tiba di sana, hanya ada beberapa orang di sekitar gadis kecil itu. Orang-orang tampak tidak berdaya untuk menolongnya. Para penyelamat terus mendatanginya dan ada pula beberapa orang yang mencoba memberikan bantuan medis. Dengan berbagai cara, mereka terus mencoba menghiburnya.

Omayra Sánchez Garzón nama gadis kecil itu. Usianya 13 tahun. Dia dan keluarganya tinggal di Armero ketika lahar itu menghancurkan rumahnya dan menewaskan ayah dan bibinya. Sánchez terperangkap di bawah atap rumahnya dengan kaki terjepit.

Baca juga: Kisah Di Balik Foto Bunuh Diri Evelyn McHale

Para petugas keselamatan sudah berusaha menariknya keluar, tetapi mereka menyadari hal itu mustahil kecuali mereka harus mematahkan kakinya. Penyelam menemukan bahwa kaki Sánchez tersangkut di bawah pintu yang terbuat dari batu bata, dengan tubuh bibinya berada di bawah kakinya.

Petugas kemudian memasang ban di sekitar tubuh Omayra agar ia tidak tenggelam sambil tetap memikirkan cara terbaik meyelamatkan nyawanya.

Omayra Sanchez terjebak di antara reruntuhan rumahnya

Dengan keadaan yang begitu sulit, Sánchez tampak tetap berusaha tenang. Pada hari-hari pertama dirinya terjebak di reruntuhan itu, Sánchez bahkan masih bernyanyi, meminta makanan manis, minuman soda, dan setuju untuk diwawancarai. Tetapi dengan naluri anak-anak, tak dipungkiri bahwa terkadang dia merasa ketakutan karena sendirian terjebak di antara reruntuhan itu. Tak jarang Sánchez terdengar menangis sambil berdoa.

Tapi pada hari ketiga saat Fournier tiba di sana, Sánchez mulai berhalusinasi. Ia menyebutkan soal-soal matematika dan mengatakan kalau dia tidak ingin terlambat ke sekolah. Pada saat itu mata Sánchez sudah memerah, wajahnya membengkak, dan tangannya memutih.

Seolah tahu lelahnya kerja para penyelamat, Sanchez terkadang meminta orang-orang itu untuk meninggalkannya agar mereka dapat beristirahat.

Para penyelamat tak lelah berusaha untuk menolong. Mereka melakukan apa pun yang dapat mereka lakukan.  Tapi mereka menyadari tak mungkin mengeluarkan gadis kecil itu tanpa memotong kakinya. 

Tim penyelamat berusaha menyelamatkan Omayra Sanchez

Namun mereka juga tidak memiliki peralatan bedah untuk menyelamatkannya dari efek amputasi. Akhirnya para dokter yang ada di sana dengan berat hati menyatakan bahwa akan lebih manusiawi membiarkannya meninggal.

Frank Fournier menatap Sánchez. Dia ada di dekatnya di detik-detik terakhir hidup gadis malang itu. Saat itulah Fournier mengambil foto-foto Sanchez.

Baca juga: Kisah di Balik Foto Kevin Carter

“Ketika saya mengambil foto-foto itu, saya merasa benar-benar tidak berdaya di depan gadis kecil ini, yang menghadapi kematian dengan keberanian dan martabat. Dia bisa merasakan bahwa hidupnya sedang berjalan. Pada tahap ini, Sánchez sudah berada pada tahap antara sadar dan tidak. Dia bahkan bertanya apakah saya bisa membawanya ke sekolah karena dia khawatir dia akan terlambat.”

“Saya memberikan film dan sejumlah foto kepada beberapa fotografer yang akan kembali ke bandara dan mengirimkannya kembali ke agen saya di Paris. Omayra meninggal sekitar tiga jam setelah saya sampai di sana.” (Frank Fournier)

Secara keseluruhan, Sánchez menderita selama hampir tiga malam atau sekitar 60 jam sebelum akhirnya dia meninggal sekitar pukul 10:05 pada 16 November. Penyebabnya kemungkinan besar karena gangren atau hipotermia.

Salah satu foto terakhir Omayra Sanchez sebelum meninggal dunia


Foto Omayra Sanchez dengan tubuh separuh berada di dalam air dan tangan yang sudah memutih berpegangan pada sebuah kayu itu diterbitkan enam bulan setelah kematiannya. Foto berjudul “The Agony of Omayra Sánchez” kemudian memenangkan World Press Photo of the Year untuk tahun 1985.

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Omayra_Sánchez
https://rarehistoricalphotos.com/omayra-sanchez-colombia-1985/


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

7 komentar untuk "Kisah di Balik Foto Omayra Sanchez, Korban Tragedi Armero 1985"

  1. Kisah yang tragis dan mengharukan

    BalasHapus
  2. Innalillahi wa innaillaihi ro'jiun.. Semoga sanches tenang dan beristirahat dalam keabadian di alam sana.. Aamin🤲

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.. Setiap melihat fotonya saya seperti bisa merasakan jiwanya. Omayra Sanchez seorang gadis kecil yang berani dan tegar..

      Hapus
  3. Sedih banget bacanya... pasti orang di sekitarnya menyesal seumur hidup.

    BalasHapus