Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

6 Tempat di Jakarta yang Diduga Memiliki Simbol Satanik Tersembunyi




Simbol satanik tak lepas dari kaitannya dengan salah satu secret society paling terkenal sekaligus misterius di dunia, Freemasonry. Freemasonry datang ke Indonesia (pada saat itu Hindia Belanda) pada abad ke 18. 

Freemasonry sendiri adalah sebuah organisasi persaudaraan misterius yang berasal dari Eropa dan mulai menggeliat sekitar tahun 1717

Pada tahun 1762, Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher mendirikan loji pertama di Asia, tepatnya di Batavia. J.C.M Radermacher sendiri adalah putra dari Grand Master Freemason pertama dari Belanda. Pada perkembangannya hingga tahun 1922 total ada 20 loji yang tersebar di Nusantara, 14 di Jawa, 3 loji di Sumatera, dan sisanya berada di Salatiga dan Makassar.

Menurut sejarawan Belanda, Dr. T.H. Stevens dalam bukunya "Tarekat Mason Bebas", banyak tokoh-tokoh nasional yang menjadi anggota Freemason ini. Mereka antara lain adalah Paku Alam VIII, Sultan Hamengkubuwono VIII, Tjokroadikoesoemo, Raden Saleh, dan sebagian besar pengurus organisasi Boedi Oetomo.

Pada zaman kolonial Belanda, organisasi ini termasuk legal. Namun Presiden Soekarno kemudian melarang dan membubarkan organisasi ini dengan menerbitkan Keppres Nomor 264 Tahun 1962. Pelarangan Freemason di Indonesia juga termasuk pelarangan organisasi semacamnya seperti Rosikrusian, Rotary Club, dan Lions Club.

Namun meskipun demikian sampai saat ini kita masih dapat menemukan jejak sejarah keberadaan organisasi ini pada masa lampau. Di beberapa tempat di Jakarta kita bahkan dapat menemukan sisa-sisa kejayaan mereka yang menyisipkan simbol-simbol rahasianya di empat-tempat terkenal dan strategis. Berikut ini 6 tempat di Jakarta yang Memiliki Simbol Satanik Tersembunyi.


1. Museum Taman Prasasti



Area Museum Taman Prasasti sebelum menjadi seperti sekarang dahulunya merupakan area pekuburan. Museum Taman Prasasti ini sendiri diresmikan sejak 9 Juli 1977. Di sini nuansa khas kolonial dengan makam-makam orang Belanda bisa banyak ditemukan.

Berdiri pada 28 September 1795, area pemakaman ini memang merupakan pemakaman tokoh-tokoh penting di Batavia. Beberapa di antaranya adalah Olivia Mariamne Raffles (istri Thomas Stanford Raffles), H.F. Roll (pendiri Sekolah Tinggi Dokter Indonesia, Stovia), Andries Victor Michiels (panglima militer), Dr. J.L. Andries Brandes (arkeolog).

Pada gerbang museum saja kita sudah disambut dengan sebuah simbol tangan memegang palu. Dalam masonik, simbol ini menandakan wewenang dari seorang Grand Master Masonik atas sebuah wilayah atau pemondokan besera seluruh muridnya. Sebelum gerbang tersebut, ada pula simbol kompas yang biasanya bersanding dengan simbol the all seeing eye.

Sebuah nisan yang cukup besar atas nama J. Kohler memiliki simbol hexagram pada dua sisi nisannya. Selain simbol tersebut, ada pula simbol lainnya yaitu Ouroboros. Ouroboros sendiri adalah sebiah simbol bergambar ular atau naga yang tengah memakan ekornya sendiri, yang dipercaya melambangkan sebuah lingkaran keabadian.

Selain nisan milik J. Kohler tadi, ada pula nisan lainnya dengan gambar tengkorak dan juga tulang yang saling bersilangan (seperti simbol secret society "Skull and Bones"). Ada yang berpendapat bahwa orang yang dimakamkan tersebut adalah orang penting dengan level atas dalam Freemason.

Baca juga: Perkumpulan Rahasia Skull & Bones


2. Bundaran Hotel Indonesia



Bundaran Hotel Indonesia atau yang biasa disebut Bundaran HI berada di Jalan M.H. Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat. Bundaran ini dibangun pada tahun 1962. Bundaran yang memiliki air mancur ini sudah sejak lama disebut-sebut memiliki simbol tersembunyi dari kelompok Freemason. Simbol tersebut memang tak terlihat ketika kita memperhatikan Bundaran HI dari bawah, namun cobalah mengamati dari atas dengan menggunakan Google Map.

Sebuah simbol menyerupai mata satu sangat jelas terlihat. Di mana air mancur yang berada di tengah itu tampak mewakili kornea mata. Mata Horus, begitu sebutannya. Horus sendiri merupakan anak dari Osiris dan Isis dalam mitologi Mesir kuno yang juga mengilhami kelompok Freemason.

Sementara itu bila kalian perhatian dengan seksama jalur jalan yang ada di sekitar Bundaran HI tersebut persis menunjukkan alis dan juga bagian pada bawah mata. Mata satu ini juga diyakini merupakan The All Seeing Eye.


3. Gedung Kimia Farma


Gedung Kimia Farma dahulu bernama De Sterin het Oosten, merupakan bangunan bintang timur yang berdiri pada tahun 1848. Gedung ini kala itu, masa Hindia Belanda, berada di jalan yang bernama Vrijmetselaars Weg atau Jalan Freemason.

Pada saat itu gedung ini sering kali digunakan oleh kaum Freemason untuk melakukan ritual-ritual mereka. Tak hanya orang Belanda, beberapa tokoh asli Indonesia diketahui juga menjadi anggota kelompok ini. Menurut rumor yang beredar, gedung ini dahulunya dipakai untuk melakukan ritual pemanggilan setan.

Namun sebelum Perang Dunia berakhir, pada era tahun 1940an, gedung ini dibeli oleh sebuah perusahaan farmasi NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Perusahaan farmasi ini kemudian diketahui diambil alih oleh Presiden Soekarno tak lama setelah republik ini berdiri.

Baca juga: 7 Secret Societies Paling Berpengaruh di Dunia


4. Museum Sejarah/Museum Fatahillah



Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah adalah salah satu bangunan peninggalan pada masa Hindia Belanda. Gedung yang terletak di Jl. Taman Fatahillah no.1, Jakarta Barat ini dahulunya merupakan balai kota Batavia.

Dibangun pada 1707-1712 atas perintah Gubernur Jendral Joan van Hoorn, gedung ini dirancang oleh W.J. van de Velde. Gedung yang dahulunya bernama Stadhuis of Batavia ini memiliki banyak simbol rahasia.

Luas keseluruhan Museum Sejarah Jakarta atau Fatahillah ini adalah 13.000 meter persegi. Gerbang utamanya terdiri dari 13 buah batu. Terdapat 13 baris batu istana DAM yang berada persis di depan museum. Apakah ini hanyalah sebuah kebetulan? Angka 13 sendiri merupakan angka yang identik dengan para Freemason.

Selain deretan simbol benda berjumlah 13 itu juga terdapat patung Dewa Hermes. Dalam mitologi Yunani, Hermes merupakan putra Zeus. Terlihat sosok itu membawa sebuah tongkat bersayap yang dililiti dua ekor ular.


5. Kawasan Menteng



Ada sesuatu yang tak biasa di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Entah suatu kebetulan atau kesengajaan, bila dilihat dari atas melalui Google Map, misalnya, kita akan menemukan sesuatu yang tampak aneh. Kawasan itu terlihat seperti kepala kambing bertanduk alias Baphomet. Baphomet adalah dewa romawi kuno yang seringkali dijadikan lambang pemujaan setan.

Baca juga: (Waspadai) 7 Simbol Satanisme yang Paling Sering Terlihat di Sekitar Kita

Tak percaya? Ambillah peta kota Jakarta. Tandai lokasi Taman Suropati dan putar atlas hingga 180 derajat. Jalan Untung Surapati di bawah, Jalan Sunda Kelapa menjadi bagian atas, Jalan Banyumas dan Madiun sebagai tanduk kanan, dan Jalan Subang serta Cimahi menjadi tanduk kiri. Maka sempurnalah simbol baphomet tersebut akan terlihat.

Jika kita perhatikan dengan seksama, maka kita akan mendapati Gedung Bappenas tepat berada di bagian otak kepala kambing tersebut. Letak jalan-jalan tersebut tak pernah berubah sejak masa kolonial Hindia Belanda.


6. Gedung Bappenas



Gedung Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) yang terletak di seberang Taman Suropati, bilangan Menteng, Jakarta Pusat dahulunya merupakan Loji Bintang Timur atau Adhucstat.  Adhucstat memiliki arti "Kami Masih Berdiri Di Sini". Bangunan ini disebut-sebut sebagai markas besar gerakan Freemason.

Bangunan ini dibangun oleh Ir. N.E. Burkoven Jaspers dan selesai tahun 1934. Pada saat pembangunan itu, beberapa simbol masonik terpajang persis di depan pintu masuk bangunan. Namun simbol itu kini sudah diganti denagn huruf timbul bertuliskan Bappenas.

Bangunan 2 lantai ini tampak seperti bangunan pemerintah biasa. Begitu pula saat kita memasuki lantai bawah, tak ada sesuatu yang tak biasa. Namun begitu naik ke lantai 2, pemandangan khas ala Freemasonry segera tersaji.

Pada aula ruangan bergaya neo-gotik inilah para anggota Freemason biasa berkumpul. Lantainya yang ditutupi ubin kotak-kotak berwarna hitam putih seperti papan catur dan beberapa lambang khas Freemason ada di ruangan ini.

Selain itu pula beberapa perkakas yang dahulu digunakan untuk keperluan ritual masonik masih disimpan di ruang bawah tanah. Salah satu ritual utama yang dilakukan adalah pemanggilan arwah, yang tentu saja dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Referensi :

https://www.vice.com/id_id/article/53g3gq/jejak-sejarah-freemason-dari-bangunan-tua-jakarta
https://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/rahasia-simbol-dalam-bangunan-publik-3.htm#.XOTE9CAzbIU
https://indocropcircles.wordpress.com/2011/06/20/the-jacatra-secret-misteri-satanic-symbols-di-jakarta/
https://merahputih.com/post/read/jejak-freemason-di-museum-taman-prasasti
https://www.kaskus.co.id/thread/55bc68359e740411078b4572/mengungkap-misteri-dan-cerita-miring-bundaran-hi/

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "6 Tempat di Jakarta yang Diduga Memiliki Simbol Satanik Tersembunyi"