Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjanjian Tordesillas dan Kedatangan Orang-Orang Eropa ke Nusantara




Pada akhir abad ke XV, dua negara di kawasan Eropa, Portugal dan Spanyol menandatangani salah satu perjanjian paling penting dalam sejarah. Perjanjian yang membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan itu kemudian berdampak sangat luas. Mulai dari bermunculannya para penjelajah hingga ditemukannya dunia baru yang sama sekali tak pernah dijajaki oleh orang-orang Eropa tersebut. Salah satu wilayah itu berada di Hindia Timur dengan kekayaan alam melimpah, salah satunya adalah rempah-rempah yang menjadi komoditas primadona di Eropa. Ya, wilayah itu adalah Nusantara.

Perjanjian Tordesillas adalah perjanjian yang ditandatangani pada 7 Juni 1494 di Tordesillas (sekarang Valladolid, Spanyol) antara Kastila (Spanyol) dengan Portugal. Perjanjian ini menyepakati pembagian dunia di luar Eropa menjadi dua kekuasaan antara Spanyol dan Portugal. Wilayah sebelah timur menjadi milik Portugis sementara Spanyol mendapatkan wilayah di bagian sebelah barat.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Perjanjian Tordesillas ada baiknya kita melihat apa sebenarnya yang melatar belakangi munculnya perjanjian Tordesillas.

Pada 29 Mei 1453, di bawah pimpinan Mehmed II Sang Penakluk, Konstantinopel jatuh pada kerajaan Turki Ottoman. Hal ini mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Orang-orang Eropa mengalami kesulitan untuk mencari rempah-rempah yang biasanya mereka dapatkan melalui jalur darat. Sementara saat itu jalur darat berada dalam kekuasaan kekaisaran Islam.

Hal ini kemudian mendorong bangsa Eropa untuk menjelajahi jalur pelayaran guna mencari wilayah sumber rempah-rempah. Pada musim dingin di Eropa, tidak ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hewan ternak agar tetap hidup, karena itu banyak ternak disembelih dan dagingnya diawetkan. Nah untuk proses ini membutuhkan garam dan rempah-rempah. Di antara rempah-rempah yang diimpor tersebut cengkih, lada, dan pala asal Indonesia Timur adalah yang terbaik. Maka tak heran rempah-rempah begitu diburu dan harganya sangat mahal.

Akibatnya adalah kepulauan rempah-rempah itu menjadi tujuan utama Portugis. Walaupun sebenarnya saat itu mereka tak memiliki gambaran sedikit pun di mana wilayah itu berada dan bagaimana cara mencapainya.

Portugis mengawali ekspedisi orang-orang Eropa mencari rempah-rempah. Namun tak lama kemudian Spanyol juga ikut dalam penjelajahan menemukan sumber rempah-rempah. Persaingan sengit pun tak dapat dielakkan.

Melihat situasi ini, Pope Alexander VI pun segera bertindak. Tepatnya tanggal 3 Mei 1493, Sang Paus mengeluarkan perintah yang isinya memberikan Spanyol wewenang dan kuasa untuk memiliki daerah di timur. Mereka juga dapat dengan leluasa menyebarkan pengaruh mereka. Namun rupanya Portugis merasa tak puas dan melayangkan protes.

Pope Alexander VI

Maka pada tanggal 7 Juni 1494 ditandatangani lah Perjanjian Tordesillas yang isinya membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan antara Portugis dan Spanyol. Perjanjian ini tertulis berlaku hingga 13 Januari 1750.

Perjanjian Tordesillas (Tratado de Tordesillas)

Ekspedisi pelayaran memang pada mulanya dirintis oleh Portugis dan Spanyol. Namun pada perkembangan selanjutnya negara-negara seperti Inggris, Perancis, dan Belanda melakukan hal serupa setelah kedua negara pelopor itu berhasil menemukan jalur menuju Indonesia.


Portugis

Bartolomeus Diaz adalah orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan. Ia meninggalkan Portugal tahun 1486, menyusuri pantai barat Afrika dan akhirnya setahun kemudian yaitu 1487, ia sampai di Tanjung Harapan dan berhasil memasuki perairan Samudera Hindia. Namun ia gagal sampai ke Indonesia.

Pada tahun 1497, armada Portugis lainnya berangkat. Dipimpin oleh Vasco da Gama ekspedisi ini juga berhasil sampai di Tanjung Harapan. Rombongan berhasil tiba di Afrika Timur tepatnya di Pelabuhan Malinda. Di sana Vasco da Gama bertemu dengan para pedagang India dan Arab. Namun para pedagang ini tutup mulut mengenai jalur menuju Asia Tenggara.

Setahun kemudian Vasco da Gama tiba di Calicut, India. Namun orang-orang Portugis ini segera menyadari bahwa barang dagangan mereka tidak dapat bersaing dengan pasaran India yang dipenuhi dengan barang-barang yang didapat dari jaringan perdagangan Asia. Oleh sebab itulah mereka berpikir harus segera melakukan peperangan di laut untuk mengokohkan diri.

Tokoh yang melakukan usaha ini tak lain adalah Alfonso de Albuquerque (1459-1515) yang mungkin pula merupakan panglima angkatan laut terbesar pada masa itu. Tahun 1503, Albuquerque berangkat menuju India dan tahun 1510 berhasil menaklukkan Goa di pantai barat yang kemudian menjadi pangkalan tetap Portugis.

Alfonso de Albuquerque

Berita mengenai kekayaan Malaka yang besar akhirnya sampai juga di telinga raja Portugal. Sang raja kemudian mengutus Diogo Lopes de Sequeira untuk mencari jalan menemukan Malaka, menjalin hubungan persahabatan dengan penguasa setempat dan menetap di sana sebagai wakil Portugal di sebelah timur India.

Tahun 1509, Sequeira akhirnya tiba di Malaka. Di sana ia disambut hangat oleh Sultan Mahmud Syah. Portugis diperkenankan berdagang serta membangun benteng. Namun pada perkembangannya rupanya komunitas dagang islam yang berada di sana melihat adanya ancaman dengan kehadiran Portugis. Segera mereka memberitahukan hal ini kepada  raja. Sultan Mahmud kemudian melawan Sequeira. 


Spanyol

Christopher Columbus adalah pelopor penjelajah dari Spanyol. Columbus sebenarnya merupakan orang Italia. Ia melakukan perjalanan didanai oleh Ratu Isabella dari Kastila, Spanyol. Ia paling dikenal akan keberhasilannya mencapai Amerika dan disebut-sebut sebagai penemu benua itu, yang tentu saja disanggah banyak pihak.

Columbus hanya berhasil sampai di Kepulauan Karibia sebelum akhirnya pulang kembali ke Eropa, kemudian digantikan oleh Ferdinand Magelhaens. Tahun 1519, Magelhaens berangkat melalui Samudera Atlantik, melewati Amerika Selatan, dan akhirnya masuk ke perairan Samudera Pasifik. Ia kemudian berhasil tiba di Filipina tahun 1521. Namun baru setengah perjalanan ia kemudian terbunuh di Cebu, Filipina ketika mencoba mengatasi perang suku di Kepulauan Mactan.

Magelhaens kemudian digantikan oleh Juan Sebastian Elcano (terkadang dieja Del Cano). Awalnya Del Cano beserta rombongan ekspedisi berencana kembali ke Spanyol, namun di perjalanan mereka singgah di Tidore, Indonesia. Rupanya Del Cano berhasil menjalin hubungan baik dengan penguasa setempat. Ia berhasil melakukan perdagangan, bahkan mendapatkan izin membangun benteng di Tidore.

Del Cano

Portugis yang telah lebih dulu membangun benteng di wilayah Ternate merasa terancam dengan keberadaan Spanyol di Tidore. Portugis kemudian merebut benteng Spanyol di Tidore. Perang pun berkecamuk anatara dua bangsa Eropa ini yang kemudian ditengahi oleh Paus Roma. Maka diadakanlah perjanjian Saragosa di mana menetapkan wilayah Maluku dikuasai oleh Portugis, sedangkan Spanyol mendapatkan Filipina.


Inggris

Bangsa Inggris juga rupanya pernah mencoba peruntungannya masuk ke wilayah Indonesia. Dua orang yang mempelopori hadirnya bangsa Inggris di nusantara adalah Francis Drake dan Thomas Cavendish. Francis Drake mengikuti jalur yang sebelumnya pernah dilalui Magelhaens. Rombongan ini tiba di Indonesia tahun 1579. Mereka membawa muatan rempah-rempah dari Ternate lalu kemudian kembali ke Inggris melewati Samudera Hindia.

Pada tahun 1586, Thomas Cavendish kembai melakukan ekspedisi yang sama ke Indonesia dengan melewati jalur yang sebelumnya dilewati oleh Drake.

Dua pelayaran pencarian rempah-rempah yang berhasil ini kemudian mendorong penguasa Inggris saat itu, Ratu Elizabeth I untuk melakukan upaya meningkatkan pelayaran internasional negaranya. Tujuannya antara tak lain untuk perdagangan dan tentu saja mendapatkan rempah-rempah.

Ratu Elizabeth kemudian memberikan wewenang kepada EIC (East Indian Company) untuk melakukan perdagangan di kawasan Asia. Dipimpin oleh James Lancester, armada Inggris memulai perjalanan mereka menuju nusantara melewati Afrika.

Sir James Lancester

Namun gelagat kedatangan Inggris sudah dicium oleh Portugis yang merasa akan mendapat saingan dan ancaman dengan kedatangan bangsa Ratu Elizabeth tersebut. Portugis kemudian menyerang armada laut Inggris sehingga Inggris gagal mencapai misi mereka. Tidak hanya itu saja, Inggris juga harus berhadapan dengan serangan brutal bajak laut di Selat Malaka.

Menurut sejarah, pada tahun 1604, Inggris telah berhasil tiba pertama kali di Indonesia dan sempat mendirikan beberapa kantor dagang mereka di Aceh, Jayakarta, Banjar, Jepara, Makasar, hingga Ambon. Di lain pihak, pada awal abad ke 17 itu, Inggris telah menjadikan India wilayah jajahanya dan tampaknya berupaya untuk terus memperluas wilayah kolonial mereka hingga Asia Tenggara.

Lalu mengapa Indonesia akhirnya dijajah oleh Belanda bukannya Inggris? Padahal saat itu kekuatan Inggris sangat besar dan mampu menguasai seperlima bagian dunia di bawah kekuasaan mereka? Nanti kalian akan mendapatkan jawabannya di artikel mendatang ya..


Belanda

Belanda sebenarnya merupakan negara yang agak akhir mencapai Indonesia dalam jajarannya dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Namun negara ini pulalah yang akhirnya berhasil menancapkan kuku kolonialisme di tanah air.

Ekspedisi pertama Belanda ke Indonesia berlangsung pada tahun 1595-1597. Tahun tersebut merupakan tahun penting di mana bangsa Belanda memulai pencarian rempah-rempah di Indonesia sekaligus menandai berakhirnya imperium Portugis.

Baca juga : Buku yang Membuat Indonesia Dijajah Selama 3,5 Abad

Dipimpin oleh Cornelis de Houtman, armada Belanda mencapai Indonesia dengan melewati pantai barat Afrika hingga Tanjung Harapan. Armada ini kemudian tiba di perairan Samudera Hindia dan akhirnya masuk wilayah Indonesia.

Cornelis de Houtman tiba di pelabuhan Banten

Mereka pertama kali tiba di Banten. Namun rupanya Houtman beserta armada kapalnya bersikap kasar dan semena-mena. Di lain pihak kala itu Banten telah menjalin hubungan baik dengan Portugis. Belanda kemudian meninggalkan Banten dan menuju Maluku. Houtman berhasil membeli rempah-rempah dan pulang ke Belanda bak pahlawan yang berhasil menemukan jalan ke Indonesia.

Armada-armada Belanda setelah itu datang silih berganti dalam jumlah besar ke Indonesia. Semakin hari semakin bertambah jumlahnya sehingga membuat armada Portugis makin terdesak dan akhirnya terusir dari Maluku. 

Referensi :

Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta : Serambi.

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Perjanjian Tordesillas dan Kedatangan Orang-Orang Eropa ke Nusantara"