Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah George Parrott, Kriminal yang Tubuhnya Dibuat Menjadi Sepasang Sepatu




Pada akhir abad ke-19, di American Wild West ada seorang perampok legendaris bernama George Parrott. Dalam setiap aksi perampokan, ia tidak segan menghabisi nyawa korbannya. Tetapi tidak ada yang menyangka bahwa hidup Parrott akan berakhir tragis, sangat tragis malahan. Ia dihukum gantung tanpa proses pengadilan dan jasadnya kemudian diubah menjadi sepasang sepatu!

George Parrott atau dikenal sebagai George Warden atau Big Nose George (George si Hidung Besar) adalah seorang perampok legendaris yang beraksi pada akhir abad ke-19 di American Wild West.

Parrott adalah pria berkebangsaan Perancis yang kerap merampok ternak dan juga harta benda. Pada setiap aksinya ia, Charlie Burris, dan rekan-rekannya tidak akan segan-segan untuk membunuh, bahkan para petugas hukum sekalipun.

Pada tahun 1878, Parrott dan gengnya beraksi kembali. Dua petugas yaitu wakil sheriff wilayah Wyoming bernama Robert Widdowfield dan detektif Union Pacific, Tip Vincent, ditugaskan untuk melacak gerombolan Parrott. Keduanya mulai mengintai mereka setelah upaya perampokan yang dilakukan di jalur terpencil dekat Medicine Bow River pada 19 Agustus 1878.

George Perrott

Para petugas itu melacak gerombolan Parrott sampai ke sebuah kamp di Rattlesnake Canyon, dekat Elk Mountain.  Saat tiba di tempat kejadian, mereka mendapati api unggun di sana masih panas. Rupanya para perampok bersembunyi di balik semak-semak. Malang, keduanya disergap oleh gerombolan penjahat itu.

Baca juga: Kasus Leonarda Cianciulli, Pembuat Sabun dan Kue dari Mayat Manusia

Wajah Widdowfield ditembak. Sementara Vincent yang mencoba melarikan diri juga ditembak sebelum ia berhasil keluar dari ngarai. Gerombolan itu segera menghabisi keduanya dan mengambil senjata mereka lalu pergi melarikan diri.

Kabar pembunuhan terhadap Widdowfield dan Vincent segera meluas. Begitu geramnya petugas sampai-sampai hadiah yang tadinya ditawarkan untuk menangkap gerombolan itu yang awalnya hanya $ 10.000 digandakan menjadi $ 20.000.



Rupanya aksi Parrott dan gengnya malah makin menjadi. Ada kabar bahwa seorang pedagang kaya bernama Morris Cahn akan pergi mengambil uang ke wilayah timur untuk keperluan membeli barang. Mereka segera menemukan mangsa baru. 

Meskipun demikian, mereka juga mendengar kalau Morris Cahn pergi dengan iring-iringan berisikan belasan tentara dan juga sebuah gerobak Fort Keogh yang digunakan untuk membawa gaji tentara. Tetapi gerombolan ini tetap nekat beraksi. Dengan mengenakan topeng, mereka menyegat rombongan Morris Cahn persis di belokan jalan setapak saat rombongan agak terpisah. Cahn dirampok cukup besar mencapai hampir $ 14.000.




Tertangkap Karena Kecerobohan Sendiri

Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga. Tampaknya peribahasa itu sangat cocok bagi sepak terjang George Parrott dan rekannya Charlie Burris atau yang kerap dijuluki Dutch Charley.

Saat itu tahun 1880, keduanya sedang mabuk-mabukan di sebuah bar di Miles City. Saat itulah keduanya mulai meracau tidak karuan dan membual bahwa mereka telah berhasil membunuh dua orang petugas di Wyoming. Awalnya mereka tidak begitu diperhatikan, sampai seseorang menyadari keduanya adalah buronan.

Segera setelah itu dua petugas, Lem Wilson dan Fred Schmalsle datang dan membawa keduanya. Parrott dan rekan-rekannya kemudian berhasil dibekuk. Mereka lalu ditahan di penjara Rawlins, Wyoming.

Setelah menjalani persidangan, Parrott dijatuhi hukuman gantung pada 2 April 1881. Tetapi bukannya sadar, Parrott justru putar otak mencari jalan agar bisa melarikan diri. Di dalam tahanan, ia mengikir belenggu yang terpasang di pergelangan kakinya dengan pisau saku dan batu pasir.

Baca juga: 7 Kisah Pelarian dari Penjara Paling Legendaris dalam Sejarah

Tanggal 22 Maret 1881, atau hanya beberapa hari menuju hari eksekusi, Parrott berhasil melepas belenggunya. Dia lalu bersembunyi di dalam kamar mandi menunggu penjaga penjara, Robert Rankin masuk ke selnya.

Setelah menyadari Parrott tidak ada, Rankin segera memeriksa ke dalam sel. Saat itulah Parrott memukul kepala Rankin dengan sangat keras. Rankin melawan. Ia memanggil istrinya meminta bantuan. Wanita itu kemudian meraih pistol dan Rankin berhasil membekuk Parrott. Perampok sangar itu segera diseret kembali ke selnya.

Upaya kabur Parrott segera menjadi berita hangat. Beberapa hari setelah peristiwa itu, orang-orang kemudian menuju penjara. Sementara Rankin masih terbaring belum pulih sepenuhnya, seorang pria bertopeng masuk ke dalam penjara. Setelah mengambil kunci sel, dengan menodongkan pistol ia menyeret keluar Parrott dari dalam selnya.

Tetapi orang yang dikira penyelamat Parrott itu tak lain adalah warga kota yang sudah geram dengan sepak terjang Perrott. Bersama dengan ratusan orang warga lainnya, Parrott diseret ke tiang gantungan.



Sekarang gembong kriminal itu menjalani eksekusi bar-bar dari warga. Tanpa keputusan apa-apa, Parrott langsung diseret ke tiang gantungan dan menjalani eksekusi mati. Hal yang sama juga menimpa rekan kriminalnya, Charlie Burris. Burris sebenarnya sempat kabur dan bersembunyi, tetapi warga setempat menemukannya. Pria itu juga berakhir di tiang gantungan.


Nasib Tubuh George Parrott

Setelah digantung, jasad Parrott diambil oleh Dr. Thomas Maghee dan John Eugene Osborne. Bagian atas tengkorak Parrott digergaji, sementara topi yang dipakai Parrott diberikan kepada gadis muda bernama Lilian Heath. Wanita ini di kemudian hari menjadi dokter wanita pertama di Wyoming.

Setelah tengkorak itu dibelah, kulit Parrott dikirim ke tempat penyamakan kulit di Denver. Di sana kulit tubuh Parrott dijadikan sepasang sepatu dan juga tas. John Eugene Osborne menyimpan sepatu itu. Ia bahkan menggunakannya saat pelantikan saat dirinya terpilih menjadi Gubernur negara bagian Wyoming. Sementara itu, tengkorak Parrott dijadikan asbak.

Baca juga: Kisah H.H Holmes, Pembunuh Berantai Pertama di Amerika

Sisa tubuh Parrott diketahui dipotong-potong lalu disimpan ke dalam tong wiski yang sudah diisi dengan larutan garakm. Eksperimen terhadap tubuhnya terus berlanjut hingga bertahun-tahun kemudian sampai sisa jasadnya dimakamkan di belakang kantor Dr. Thomas Maghee.

Sebenarnya kematian George Parrott nyaris dilupakan dalam sejarah selama puluhan tahun sampai pada suatu hari tanggal 11 Mei 1950, seorang pekerja konstruksi dari Rawlins National Bank menggali tong wiski yang penuh dengan tulang. Selain itu ditemukan pula tengkorak bagian atas yang sudah digergaji dan sepatu kulit Parrott.



Dr. Lilian Heath yang saat itu sudah berusia lebih dari 80 tahun kemudian mengkonfirmasi bahwa tulang itu adalah milik George Parrott, setelah diadakan juga tes DNA.

Saat ini sepatu yang terbuat dari kulit George Parrott tersebut tersimpan di Carbon County Museum di Rawlins, Wyoming bersama pula dengan bagian bawah tengkorak dan topeng kematian tanpa telinga. Sementara itu, belenggu dan topi tengkorak dipajang di Union Pacific Museum di Omaha, Nebraska.

Referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Big_Nose_George


Kasih komentar yaa.. Tanpa kalian apalah arti aku menulis. Kalian adalah penyemangat setiap kalimat demi kalimat yang kutulis, setiap artikel yang kuposting.. ;)

Perhatian: Mohon hargai penulis dengan tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan blog/website ataupun konten Youtube. Terima kasih.. ^^

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Kisah George Parrott, Kriminal yang Tubuhnya Dibuat Menjadi Sepasang Sepatu"