Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mata Hari, The Greatest Woman Spy



Seorang wanita 41 tahun dibawa dari penjara Saint-Lazari menuju ke luar kota Paris. Hari itu ia akan menjalani eksekusi tembak setelah sebelumnya dituduh sebagai mata-mata pada Perang Dunia I. Ia adalah Mata Hari, seorang penari erotis sekaligus mata-mata wanita paling legendaris di dunia. 


Awal Mula Kehidupan

Mata Hari adalah nama panggung dari Margareth Geertruida Zelle. Ia adalah wanita keturunan Belanda yang lahir pada 7 Agustus 1876 dari pasangan Adam Zelle dan Antje vander Meulen. Adam Zelle adalah seorang investor perminyakan yang sukses hingga akhirnya mengalami kebangkrutan pada tahun 1889. 

Tak lama kemudian orang tua Margareth bercerai. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita bernama Sussana Hoove. Ia pun memutuskan untuk tinggal bersama dengan walinya yang bernama Mr. Visser di kota Sneek, Leiden.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Margareth mendapatkan pekerjaan sebagai guru sebuah taman kana-kanak. Namun ia hanya berkarir sebentar, ia dikeluarkan dari sekolah itu karena adanya skandal dirinya dengan kepala sekolah.

Margareth kemudian diketahui menikah dengan seorang mayor Belanda keturunan Skolandia bernama Rudolph McLeod yang berusia jauh lebih tua darinya. Hal ini pulalah yang kemudian membawanya tinggal di Indonesia (saat itu masih Hindia Belanda) di wilayah Sumatera dan Jawa, tepatnya di Ambarawa, Banyu Biru, Tumpang (Malang), Sindanglaya, dan Semarang pada kurun waktu tahun 1897-1902.

Margareth Zelle dan Rudolph McLeod


Menjadi Mata-Mata (Kode Rahasia H21)

Namun pernikahannya dengan Mayor Rudolph McLeod tidak bertahan lama. Setelah insiden kematian putranya, ia bercerai tahun 1906. Segera setelah perceraiannya, ia segera meninggalkan Belanda menuju Prancis dan berkarir di sana sebagai penari erotis. Ia menyebut nama panggungnya Mata Hari.

Mata Hari dalam sebuah pertunjukan

Keahlian menari Mata Hari dan juga pesonanya rupanya membuatnya segera terkenal di Prancis bahkan seluruh Eropa. Ia bahkan mempelajari secara khusus Erotic Temple Dances di India. Tawaran menari pun berdatangan dari berbagai kota besar di Eropa hingga Mesir. Mata Hari dikenal pula memiliki banyak kekasih dan kenalan orang-orang penting, mulai dari pengusaha, jendral, hingga menteri.

Kondisi ini rupanya mendapatkan perhatian dari pihak militer Jerman. Saat ia mengadakan show di Berlin, agen rahasia Jerman merekrutnya menjadi mata-mata. Mata Hari pun tenggelam dalam dunia spionase. Ia memiliki kode rahasianya H21.

Keputusan Mata Hari untuk menyanggupi menjadi mata-mata Jerman ternyata dilandasi oleh keinginannya untuk kembali ke Paris pada masa-masa awal  perang dunia I. Seorang konsulat Jerman yang berada di Amsterdam, Belanda bernama Karl Kroemer kemudian membantu Mata Hari untuk membawanya ke Paris asalkan Mata Hari memberikan informasi kepada Jerman.

Bukan hal sulit bagi Mata Hari untuk menyusupkan dirinya ke orang-orang penting dengan jabatan-jaban tinggi di militer. Ia punya banyak kenalan di sana. Bahkan beberapa di antaranya memiliki hubungan istimewa dengannya. Pada suatu ketika Prancis bahkan pernah pula menawarinya untuk menjadi mata-mata dengan imbalan 1 juta Frank. Jumlah uang yang sangat banyak saat itu.

Sepak terjang Mata Hari dalam dunia spionase rupanya mulai tercium oleh MI5, agen rahasia Inggris. Kecurigaan mereka kemudian membuat Mata Hari beberapa kali ditangkap dan diinterogasi. Namun beberapa kali ditangkap dan diinterogasi, Mata Hari selalu berhasil lolos dari segala tuduhan.


Mata Hari Ditangkap dan Dieksekusi

Pada suatu hari saat ia akan menyeberang Prancis untuk mengunjungi salah seorang kekasihnya, ia ditangkap oleh Agen Rahasia Prancis. Mata Hari kemudian diinterogasi dan dituduh telah memberikan informasi pada pihak musuh yang membuat tewasnya ribuan tentara Prancis saat itu.

Mata Hari ketika ditangkap oleh Agen Rahasia Prancis

Namun menurut keterangan Mata Hari, dirinya hanya berniat mengambil uang yang ditawarkan saat dirinya menjadi mata-mata Jerman. Kemudian berencana untuk melarikan diri. Ia bahkan mengatakan bahwa ia setia pada sekutu, Prancis, dan berencana untuk membantu intelijen sekutu setelah urusannya selesai. Namun malang, ia justru tertangkap sebelum niatnya itu tersampaikan.

Mata Hari kemudian diadili di pengadilan perang Prancis dan ditetapkan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Dari penjara Saint-Lazari di Paris, ia kemudian dibawa ke Chateau de Vincennes, sebuah tempat di pinggiran timur kota Paris. Mata Hari yang saat itu berusia 41 tahun tampak pasrah didampingi oleh seorang pengacara dan dua orang biarawati. Ia mengenakan topi lebar dan sebuah baju panjang. Sebuah tiang pancang telah dipersiapkan di sebuah lapangan. Ia dieksekusi di hadapan regu tembak Legiun Macan yang berjumlah 12 orang pada tanggal 15 Oktober 1917. 

Eksekusi mati Mata Hari

Sebelum dieksekusi, ia meminta agar matanya tak ditutup. Ia juga terlihat melambaikan tangannya pada pengacara sesaat sebelum akhirnya sebuah letusan senjata terdengar. Mata Hari roboh. Seorang perwira mendekatinya dan menuntaskan eksekusi itu dengan sebuah tembakan jarak dekat ke kepalanya.

Jasad Mata Hari dikabarkan dibawa ke sebuah fakultas kedokteran di Paris, karena tidak ada seorang pun yang mengklaimnya. Jasadnya dijadikan bahan kuliah pembedahan oleh mahasiswa kedokteran. Sementara itu, kepalanya diawetkan dan diletakkan di Museum Anatomi namun belakangan dikabarkan organ tubuh itu menghilang.



Eksekusi Mata Hari ini sendiri masih menyisakan permasalahan. Banyak yang meragukan dan mempertanyakan keterlibatannya sebagai double agent pada Perang Dunia I. Sebuah teori bahwa Mata Hari hanyalah kambing hitam yang sengaja dikorbankan atas kegagalan perang Prancis saat itu. Hal ini menyusul segala dokumen interogasi Mata Hari yang dilakukan oleh jaksa Pierre Bouchardon tidak dapat ditemukan oleh para sejarawan.

Namun terdapat sebuah transkrip interogasi tertanggal Juni 1917 yang dirilis Kementerian Pertahanan Prancis. Pada transkrip tersebut didapat fakta bahwa Margareth Zelle alias Mata Hari memutuskan untuk mengakui perbuatannya dan telah direkrut Jerman sebagai mata-mata di Den Haag tahun 1915.

Benda-benda peninggalan Mata Hari

Kisah perjalanan hidup wanita yang dijuluki The Greatest Woman Spy ini kemudian banyak dijadikan buku maupun film. Bahkan salah satu film Indonesia "Sang Penari" yang dibintangi oleh Prisia Nasution pada tahun 2007 yang lalu terinspirasi dari kisah agen rahasia ini.

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Mata Hari, The Greatest Woman Spy"