Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Butterfly Effects yang Mengubah Sejarah Dunia




Butterfly Effects atau Efek Kupu-Kupu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah keputusan kecil yang terlihat sepele dan tampak tak berarti namun dapat mengubah jalannya sejarah.

Istilah Efek Kupu-Kupu pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz pada saat terjadinya fenomena ganjil di mana banyaknya kupu-kupu yang beterbangan secara tak wajar di hutan belantara Brasil. Saat itu tak ada yang mengerti mengapa kupu-kupu dalam jumlah sangat besar tiba-tiba melakukan migrasi, namun kejadian yang tampak sepele ini mendapatkan jawaban beberapa bulan kemudian. Rupanya fenomena itu menandai terjadinya bencana tornado dahsyat di kawasanTexas, Amerika Serikat. 

Efek Kupu-Kupu kemudian juga lazim digunakan untuk menggambarkan sebuah situasi di mana sebuah keputusan yang tampak tak berarti namun mampu merubah sejarah dunia secara signifikan. Berikut ini adalah 7 Efek Kupu-Kupu yang telah merubah sejarah dunia untuk selama-lamanya.


1. Franz Ferdinand Dibunuh Karena Melewati Jalan Yang Salah



Franz Ferdinand von Habsburg adalah seorang archduke dari Austria-Hongaria dan juga pewaris Kekaisaran Austria-Hongaria. Ia dibunuh oleh kelompok nasionalis Serbia, Tangan Hitam yang bernama Gavrilo Princip. Ia terbunuh di Sarajevo pada tahun 1914.

Kematian Franz Ferdinand memicu Perang Dunia I dan diyakini sebagai Efek Kupu-Kupu terbesar sepanjang sejarah. Pembunuhannya bukan hanya memicu Perang Dunia, namun juga menewaskan jutaan orang. Namun tahukah kalian jika pembunuhan terhadapnya terjadi karena pengemudi kereta kudanya melewati jalan yang salah?

Saat itu Franz Ferdinand berada di Sarajevo. Di sana ia mendapatkan ancaman pembunuhan. Bahkan pada saat kunjungannya, sebuah bom meledak dan melukai beberapa pengiringnya. Namun untungnya ia berhasil selamat.

Namun bukannya kembali ke negaranya, putra mahkota ini bersikeras ingin mengunjungi para korban luka. Ia bersama dengan istrinya, Sophie Dutchess of Hohenberg, kemudian menaiki kereta bersama dengan beberapa pengiringnya.

Pengemudi kereta rupanya tak terbiasa dengan rute tersebut dan keliru membaca peta. Ia kemudian berbelok ke jalanan di mana anggota kelompok nasionalis Serbia, Gavrilo Princip tengah duduk di sebuah kafe. Princip yang saat itu tengah membeli sandwich merasa mendapatkan kesempatan emas. Ia langsung berlari menerobos kerumunan dan mengarahkan tembakan kepada putra mahkota Austria-Hongaria itu dan juga isrinya. Keduanya tewas akibat insiden itu.

Gavrilo Princip

Pembunuhan ini segera saja membuat kemarahan besar Habsburg. Mereka mengultimatum Kerajaan Serbia, dan hanya dalam hitungan minggu dua aliansi besar dunia melakukan pertempuran yang membawa malapetaka bagi warga dunia. Efek dari peristiwa ini juga sampai pada berakhirnya beberapa dinasti terkenal seperti Habsburg, Romanov, hingga Ottoman.


2. Elian Gonzales Menyebabkan Terjadinya Perang Irak



Pada tanggal 25 November 1999, seorang anak laki-laki ditemukan terapung di lepas pantai Amerika dengan kondisi memprihatinkan. Ia rupanya ikut dalam kapal pengungsi yang kemudian mengalami kecelakaan. Hanya menggantungkan hidupnya dari ban bekas, ia berhasil sampai dengan selamat dan ditemukan para nelayan.

Anak laki-laki itu bernama Elian Gonzales. Anak keturunan Amerika-Kuba ini membuat dirinya menjadi rebutan sengketa hak asuh antara dua negara yaitu Amerika dan Kuba. Pemerintah Amerika sendiri bersikukuh agar Elian tinggal di Amerika dan diasuh oleh kerabatnya yang tinggal di Miami. Namun pemerintah Kuba juga tak tinggal diam.

Kasus Elian kemudian menjadi sorotan nasional. Pada saat yang sama, tengah terjadi pemilihan presiden di Amerika, dan kasus ini dijadikan bahan debat antara dua kandidat presiden yang saat itu dicalonkan yaitu George Bush dan Al Gore. Pertarungan itu dimenangkan oleh George Bush yang mendapatkan suara simpatik dari elektoral di Florida. 

Mengapa kasus Elian disebut sebagai penyebab terjadinya Perang Irak secara tak langsung? Karena bila saja ia tak tiba di Amerika dan kasusnya mencuat dan menarik simpati nasional, yang berujung pada kemenangan Bush, besar kemungkinan Amerika akan dipimpin oleh Al Gore yang saat itu berpeluang sangat besar menjadi presiden. Namun kasus ini memutarbalikkan kondisi tersebut.


3. Juru Bicara Membuat Kesalahan yang Menyebabkan Runtuhnya Tembok Berlin




Gunter Schabowski tengah berdiri memegang secarik kertas. Hari itu tanggal 9 November 1989, juru bicara untuk Partai Komunis itu akan mengumumkan sebuah perubahan besar yang akan menentukan kehidupan warga Jerman Barat dan Jerman Timur. Saat itu warga Jerman Timur ingin mengunjungi Jerman Barat, di mana warganya telah mengajukan ijin dan diterima.

Namun kertas yang dipegang Schabowski itu tak begitu jelas. Schabowski mencoba untuk membaca apa yang tertera di dalamnya, sementara orang-orang dengan antusias mendengarkan. Pengumuman itu pun agaknya kurang terdengar jelas di tengah hiruk pikuk massa. Sayup-sayup seperti terdengar bahwa siapa pun yang memiliki passport dapat melewati Tembok Berlin kapan pun juga.

Saat itu ada seorang reporter yang bertanya kapan peraturan baru itu ditetapkan, Schabowski bingung karena jawaban pertanyaan itu tak tertera di atas kertas, ia lalu menjawab saja, sekarang juga.

Ribuan orang yang sedari tadi membanjiri area Tembok Berlin segera saja mencoba menyeberang. Penjaga perbatasan tidak merasa yakin apa yang harus dilakukan saat itu, jadi mereka membiarkan massa begitu saja. Hingga akhirnya Tembok Berlin itu runtuh untuk selamanya.


4. Surat yang Ditolak Woodrow Wilson


Mungkin tak banyak orang yang mengetahui bahwa meletusnya Perang Vietnam salah satu penyebabnya adalah sebuah surat yang ditolak oleh Presiden Amerika, Woodrow Wilson. Pada tahun 1919, Wilson tengah mengunjungi Versailles, Perancis, untuk menghadiri Konferensi Perdamaian.

Di tengah-tengah acara tersebut, Wilson mendapatkan sepucuk surat dari seorang pemuda yang meminta waktunya sebentar untuk bertemu. Namun karena jadwal yang sangat padat, Wilson mengabaikan surat tersebut.

Ho Chi Minh

Surat itu ternyata dari Ho Chi Minh, seorang pendukung sosialis dari Vietnam yang meminta bantuan Amerika untuk memerdekakan diri dari Perancis. Ia sangat terinspirasi dengan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Penolakan surat itu rupanya sangat membekas di hati Ho Chi Minh. Segera setelah penolakan itu ia kemudian pergi ke Uni Soviet. Di negara komunis itu ia kemudian bertemu dengan Trotsky dan Stalin, belajar banyak tentang pemikiran Marxisme, dan akhirnya mengubah pemikirannya menjadi komunis.

Pemikirannya ini kemudian membawa pada meletusnya Perang Vietnam. Seandainya saja Woodrow Wilson saat itu menerima permintaan Ho Chi Minh, mungkin ceritanya akan lain.


5. Pembunuhan Anjing dan Runtuhnya Uni Soviet



Charles Hazard adalah seorang anggota dewan Texas. Pada suatu hari di tahun 1933, ia merasa kesal pada anjing tetangganya yang menurutnya sangat mengganggu. Hazard kemudian mendapat ide untuk mencampur pecahan gelas ke dalam makanan anjing yang membuat anjing tersebut tewas.

Anjing itu milik seorang anak berusia 13 tahun bernama Charlie Wilson. Akibat perbuatan Hazard itu, Wilson kemudian membalas dendam atas kematian anjingnya. Pada masa pemilihan, Wilson muda mendatangi rumah-rumah penduduk dan menceritakan apa yang sudah diperbuat Hazard pada anjing kesayangannya. Ia juga rela memberikan tumpangan pada orang-orang yang akan pergi ke tempat pemilihan.

Simpati pun segera mengalir untuk Wilson. Akibatnya sudah bisa diperkirakan, Hazard kalah. Kejadian ini kemudian memberikan inspirasi bagi Wilson untuk menjadi seorang politikus. Berkat ketekunannya, ia kemudian berhasil duduk sebagai wakil kongres.

Wilson kemudian kembali mengubah sejarah. Pada saat Uni Soviet dan Afghanistan berperang, ia melakukan kampanye agar Amerika membantu Afghanistan dengan memberikan senjata dan melatih perang.

Tak lama kemudian kampanye Wilson berubah menjadi kenyataan. Muncul beberapa kelompok di Afghanistan yang bersenjata dan menyebabkan runtuhnya Uni Soviet.


6. Penolakan dari Sekolah Seni Berujung Pada Perang Dunia II



Jauh sebelum dunia mengenalnya sebagai seorang diktator, Adolf Hitler hanyalah seorang remaja biasa yang tergila-gila pada seni. Sedari muda ia telah menunjukkan bakat alaminya di bidang seni menggambar. Lukisan di atas adalah salah satu hasil karya sang Fuhrer.

Hitler muda seringkali menghabiskan waktunya berkeliling kota dengan mengunjungi museum dan menghadiri pertunjukan opera. Ia terkadang juga terlihat duduk melamun di tepi Sungai Danube membayangkan dirinya menjadi seorang seniman besar. Saat malam tiba, biasa dihabiskannya dengan membaca dan menggambar sampai larut malam.

Pada Oktober 1907, di usia 18 tahun, Hitler memutuskan untuk mendaftar di sebuah akademi seni rupa yang cukup bergengsi di Vienna. Berbekal uang dari ibunya, ia tinggal dan belajar di sana hingga kahirnya mengikuti ujian masuk.

Hitler yang sangat percaya diri akan diterima di sekolah seni itu terkejut ketika mengetahui dirinya ditolak. Alasannya adalah ia kurang berbakat menjadi seorang pelukis. Hitler tak patah semangat, setahun kemudian ia kembali mendaftar, dan lagi-lagi ia tak diterima.

Saat itu Hitler juga harus kehilangan ibunya yang meninggal dunia karena sakit. Karena ia telah kehabisan uang, Hitler terpaksa harus tinggal di sebuah penampungan tunawisma dan rumah pekerja miskin di Wina. Pada saat itu, Wina adalah tempat di mana antisemit sangat tumbuh berkembang yang menjadikannya sebagai seseorang yang sangat antisemit.

Bisa dibayangkan, mungkin saja segala sesuatunya akan berbeda jika Hitler diterima di sekolah seni itu. Mungkin kita akan mengenalnya sebagai seorang pelukis.


7. Mengampuni Satu Orang Mengakibatkan Tewasnya Jutaan Orang


Adolf Hitler boleh jadi adalah orang yang hidupnya dipenuhi dengan butterfly effect. Tidak banyak yang tahu bahwa sang diktator hampir mati terbunuh pada tahun 1918, namun ia berhasil selamat berkat kebaikan seorang tentara Inggris.

Tentara itu bernama Henry Tandey. Pada saat peperangan sedang bergolak di Perancis tahun 1918, ia berada di sana dalam misi membebaskan Marcoing, Perancis. Tentara Inggris yang melancarkan serangan secara masif, tak mampu diimbangi pasukan Jerman. Ketika itu ujung senjata Tandey tengah membidik seorang pria muda yang berada di pasukan Jerman.

Serdadu Jerman itu berjalan terseok-seok karena terluka. Dari kejauhan ia bersusah payah mencoba untuk menyelamatkan dirinya. Ketika akan menarik pelatuk, sang tentara Inggris tadi menjadi tak tega, timbul rasa kasihan dalam hatinya dan membiarkan serdadu Jerman itu pergi begitu saja.

Serdadu Jerman yang dibiarkan pergi itu tak lain adalah Adolf Hitler. Dua puluh tahun kemudian, ia menjadi pemimpin Nazi dan ikut andil dalam meletusnya Perang Dunia II. Bila saja Henry Tandey menarik pelatuknya hari itu, mungkinkah meletusnya Perang Dunia II dan tewasnya jutaan orang dapat dihindari?

Referensi :

https://www.learning-mind.com/butterfly-effect-history/
http://listverse.com/2017/05/15/top-10-butterfly-effects-that-completely-changed-the-world/

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

1 komentar untuk "7 Butterfly Effects yang Mengubah Sejarah Dunia"