Stede Bonnet "The Gentleman Pirate": Bangsawan, Bajak Laut, atau Boneka Mati di Panggung Karibia?
Barbados, 1717. Malam tenang di perairan Karibia tiba-tiba pecah oleh suara meriam dari kapal dagang yang disergap. Tapi anehnya, kapal penyerang terlihat ragu-ragu menembak. Di geladak, seorang pria berjas sutra dan wig putih berdiri kaku, membaca peta terbalik sambil berusaha terlihat garang. Pakaiannya lebih cocok untuk menghadiri pesta dansa daripada merampok kapal dagang.
Ia adalah Stede Bonnet dan beginilah awal salah satu karier bajak laut paling tragis dan paling konyol dalam sejarah laut.
Stede Bonnet bukanlah mantan tentara, bukan pula pelaut. Ia adalah tuan tanah dari Barbados, lahir sekitar tahun 1688 di Inggris, kemuian pindah ke Barbados dan menjadi pemilik perkebunan sukses di tanah itu.
Entah apa yang meracuni pikirannya, pada tahun 1717 ia memutuskan untuk membeli sebuah kapal dan menjadi bajak laut di usia 29 tahun karena alasan yang tidak jelas. Dugaan paling kuat: ia bosan. Hidupnya terlalu nyaman. Perkebunan gula, keluarga, kekayaan, semua terlalu stabil.
Maka, seperti bangsawan patah cinta yang memutuskan ikut karnaval, Bonnet membeli kapal dan menyewa kru. Kapalnya yang dinamai “Revenge” itu bahkan membayar gaji tetap kepada anak buahnya, sebuah konsep asing dalam dunia bajak laut, yang biasanya hanya mengenal sistem bagi hasil dari jarahan.
Masalahnya Bonnet sama sekali tak bisa membaca arah angin, tak mengerti taktik laut, dan bahkan tak mampu mengendalikan krunya yang lebih berpengalaman. Stede Bonnet, si bajak laut lebih suka bersantai dan membaca buku di geladak daripada bertarung seperti bajak laut pada umumnya.
Dalam sebuah insiden, ia bahkan terluka hanya karena mencoba berdiri terlalu dekat dengan meriam saat ditembakkan.
Namun segalanya berubah saat ia bertemu sosok yang hidup dari darah dan teror: Edward Teach, alias Blackbeard, bajak laut legendaris yang biasa melayari Laut Karibia dan barat Atlantik. Teach melihat Bonnet layaknya hiu melihat domba tersesat di laut. Ia merampas komando Revenge, kapal Bonnet, dan menyuruhnya "beristirahat" di kabin sambil tetap memanggilnya "kapten."
Bonnet tak lebih dari boneka berpakaian mewah dalam panggung bajak laut yang nyata. Bahkan setelah Bonnet berpisah dengan Blackbeard dan ia mencoba berlayar sendiri lagi, ia kembali gagal.
Pada Oktober 1718, kapal Bonnet tertangkap di Cape Fear River oleh pasukan Colonel William Rhett yang dikirim oleh Gubernur Carolina Selatan. Ia dipenjara di Charleston dan diadili atas pembajakan. Namun kemudian ia berhasil kabur dengan bantuan seorang penjaga yang disuap. Bonnet lalu bersembunyi selama beberapa minggu di sekitar Pulau Sullivan’s Island.
Setelah buron beberapa minggu, Bonnet ditemukan kembali oleh pihak berwenang. Kali ini ia diadili dengan cepat dan dijatuhi hukuman gantung pada 10 Desember 1718 di Charleston. Sebelum eksekusi dijalankan, Bonnet menulis surat memohon belas kasihan kepada Gubernur, ia bahkan menangis dengan sangat dramatis di pengadilan, tetapi itu sama sekali tidak mengubah keputusan.
Bonnet adalah simbol bahwa privilege tanpa skill adalah tragedi yang menunggu waktu. Ia bukan bajak laut. Ia adalah cosplay sejarah yang kebetulan berdarah sungguhan.
Di akhir kisahnya, Bonnet tak meninggalkan warisan besar, tak ada peta harta karun, tak ada balada heroik. Sejarah mengingatnya sebagai bajak laut paling tidak kompeten, tetapi kisahnya unik karena latar belakangnya yang ajaib. Bagaimana bisa orang sepintar itu, sekaya itu, sebodoh itu?
Perhatian: Mohon untuk tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan di blog/website, Youtube, maupun platform lainnya. Terima kasih^^
Posting Komentar untuk "Stede Bonnet "The Gentleman Pirate": Bangsawan, Bajak Laut, atau Boneka Mati di Panggung Karibia?"