Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapa Membunuh Tutankhamun? Kudeta Senyap dari Dalam Istana

                         

Kuburannya ditemukan hampir utuh, namun nama Tutankhamun sempat hilang dari sejarah selama berabad-abad. Seorang bocah raja yang mati sebelum sempat menjadi raja sejati. Makamnya kecil untuk ukuran seorang firaun. Penuh emas, tapi juga penuh pertanyaan.

Siapa yang membunuh Tutankhamun? Atau lebih tepatnya: siapa yang diuntungkan dari kematiannya?

Di balik kemewahan Mesir Kuno yang megah dan kultus dewa-dewa yang sakral, ada intrik perebutan kekuasaan, pengkhianatan dalam selimut istana, dan jejak darah dalam catatan hieroglif yang dihapus.

---

Di ruang sempit dan remang-remang istana Akhetaten, ibukota baru yang dibangun oleh Firaun Akhenaten, bisik-bisik itu mulai mengeras. Akhenaten, ayah dari Tutankhamun, telah mengguncang dunia Mesir dengan menghapus ratusan dewa dan memerintahkan penyembahan tunggal pada Aten, dewa cakram matahari. Bagi para imam, ini adalah blasphemy. Bagi para jenderal, ini adalah ancaman terhadap stabilitas.

Akhenaten

Tutankhamun, yang saat itu masih bocah, diangkat menjadi firaun sekitar tahun 1332 SM, setelah kematian ayahnya yang misterius. Tapi kekuasaan sejatinya bukan di tangannya. Ada dua bayangan besar yang mengarahkan kerajaan: Ay, penasihat licik yang juga ayah mertuanya dan Horemheb, jenderal agung yang setia tapi ambisius.

Di istana Thebes, sang bocah firaun dipaksa "mengembalikan ketertiban lama", membatalkan semua reformasi agama ayahnya. Namanya pun diubah dari Tutankhaten (“Citra Hidup Aten”) menjadi Tutankhamun (“Citra Hidup Amun”) tanda politik yang sangat jelas bahwa rezim lama sudah dibatalkan.

Tapi usia tak berpihak. Pada usia 18 atau 19 tahun, Tutankhamun mati. Mendadak. Tanpa perang. Tanpa pemberontakan. Tanpa gejala penyakit parah yang tertulis dalam papirus resmi. Dan dalam sekejap, kekuasaan jatuh... ke tangan Ay.

Dan tak lama setelah Ay memegang tongkat kekuasaan, ia menikahi janda Tutankhamun, Ankhesenamun, yang sebelumnya menulis surat putus asa kepada raja Hittite, memohon dikirimkan pangeran untuk jadi suaminya karena "aku tidak mau menikah dengan hamba rakyatku". Sang pangeran, Zannanza, tewas dibunuh dalam perjalanan ke Mesir. Diduga dilakukan oleh faksi politik Mesir yang menentang keputusan Ratu Ankhesenamun. Permainan selesai.

---

Tutankhamun adalah anak dari Firaun Akhenaten dan kemungkinan besar salah satu istri sekunder, mungkin Kiya. Ia naik takhta sebagai anak-anak, dan memerintah kurang dari satu dekade. Lokasi kekuasaannya dipindahkan kembali ke Thebes, pusat agama lama.

Yang menarik: meski ia dikenal luas berkat penemuan makamnya pada tahun 1922 oleh Howard Carter, dalam sejarah Mesir sendiri, namanya sempat benar-benar lenyap. Banyak peninggalannya disita, patungnya dihancurkan, dan prasasti dihapus. Ini bukan hanya karena hidupnya singkat, tapi karena ada upaya sistematis untuk menghapus jejak.

Howard Carter

Studi forensik modern memberi teori: Tutankhamun mengalami cedera kaki berat dan kemungkinan infeksi. Tapi luka itu bisa disebabkan oleh kecelakaan... atau dijatuhkan seseorang. CT scan juga menunjukkan kemungkinan trauma di tengkorak belakangnya. Racun? Serangan?

Bagian paling mengejutkan muncul ketika kita melihat siapa yang menggantikan Tutankhamun: Ay, mantan penasihat setia ayahnya, yang dengan cepat naik takhta dan menikahi janda sang raja muda. Tapi Ay hanya memerintah empat tahun. Setelah itu, giliran Horemheb, jenderal yang menghapus nama Ay, Akhenaten, dan Tutankhamun dari sejarah. Ia menyapu bersih era mereka.

Horemheb

Ini bukan sekadar regenerasi kekuasaan. Ini kudeta diam-diam, multi-lapis, dan bersih, berlangsung dalam bingkai kekeluargaan. Tidak ada perang saudara. Tidak ada pemberontakan terbuka. Hanya kematian, pernikahan paksa, dan penghapusan nama.

Janda Tutankhamun, Ankhesenamun tidak pernah disebutkan lagi setelah pernikahannya dengan Ay. Tidak ada makam resmi. Tidak ada catatan kematian. Seolah-olah ia... hilang.

Dan yang paling sadis? Makam Tutankhamun tampaknya bukan dibuat untuknya. Ukurannya sempit, dan penataannya menunjukkan bahwa itu kemungkinan adalah makam orang lain yang dipakai mendadak. Seolah-olah: "Cepat kubur dia sebelum rakyat tahu."

---

Mungkin dunia tidak butuh teori konspirasi modern ketika Mesir Kuno sudah melakukannya lebih elegan 3.000 tahun lalu.

Di negeri para dewa, yang berkuasa bukan mereka yang dipilih langit, tapi yang paling cepat mengambil cincin firaun dari jari yang dingin.

Jadi, lain kali kalau kamu dengar soal pemimpin muda yang tiba-tiba mati, istrinya menikah dengan penasihat tua, dan semua jejak dihapus...

Ingatlah: Tutankhamun sudah mengalaminya lebih dulu. Dan semua itu dibungkus dalam seni kudeta yang nyaris sempurna.


Perhatian: Mohon untuk tidak mengambil atau copy paste artikel di blog ini untuk dijadikan postingan di blog/website, YouTube, maupun platform lain. Terima kasih^^


Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Siapa Membunuh Tutankhamun? Kudeta Senyap dari Dalam Istana"