Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jack The Ripper




Jack The Ripper (dikenal juga dengan "Pembunuh Whitechapel" atau dikenal juga dengan si "Kulit Apron") adalah julukan yang diberikan untuk pembunuh berantai paling melegenda di Inggris abad ke-19. Jack The Ripper bisa jadi bukanlah pembunuh berantai dengan korban terbanyak, namun sosoknya begitu melegenda. Ia dikabarkan beraksi dengan jubah hitam dan muncul di antara kabut, menghabisi para korbannya dengan cepat dan hilang tanpa jejak.

Pada abad ke-19, Inggris dimasuki banyak imigran. Hal ini menimbulkan makin besarnya jumlah penduduk kelas bawah. Mereka mayoritas menghuni sebuah daerah yaitu Whitechapel, yang terletak di East End, London.

Keadaan di Whitechapel yang didominasi oleh masyarakat dengan ekonomi lemah, menyebabkan tingginya angka kriminalitas. Banyak dari para wanita di sana memilih pekerjaan sebagai seorang wanita tuna susila. Rumah bordil menjamur di Whitechapel dengan jumlah wanita tuna susila yang terus bertambah hingga ribuan orang.

Meskipun kriminalitas tinggi terjadi di Whitechapel, namun tidak ada yang dapat mengalahkan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang dengan jubah hitam yang dikenal sebagai Jack The Ripper. The Ripper menghabisi nyawa wanita yang kebanyakan adalah wanita tuna susila dengan cara yang amat sadis. Korban-korbannya disembelih, ditusuk, hingga dibelah tubuhnya dan dikeluarkan organ dalamnya.




Hilangnya organ dalam dari para korban hingga caranya memutilasi menimbulkan dugaan kuat bahwa Jack The Ripper adalah seorang dengan pengetahuan anatomi tubuh yang sangat baik.

Lima orang yang dinyatakan sebagai korban resmi Jack The Ripper adalah Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Mary Jane Kelly, Elizabeth Stride, dan Catherine Eddowes. Kelima korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Mereka semua dibunuh pada malam hari. Pembunuhan dilakukan pada akhir pekan. Disebutkan bahwa mutilasi yang dilakukan pada seluruh korbannya sangat sadis.

Korban Jack The Ripper


Nichols dan Chapman ditemukan dengan leher yang tersayat dan perut robek serta rahim yang telah diambil. Eddowes kehilangan ginjal dan juga rahimnya, wajahnya juga dimutilasi. Kelly ditemukan dengan wajah hancur dan juga jantungnya telah hilang. Strides dan Eddowes dikenal sebagai korban ganda karena terbunuh pada hari yang sama yaitu pada tanggal 30 September 1888.

Polisi pun akhirnya melakukan investigasi. Lebih dari 2000 orang diwawancarai dan 80 orang ditahan pihak kepolisian metropolitan Whitechapel. Kebanyakan mereka berprofesi srebagai tukang daging atau tukang jagal. Alasannya sederhana, karena mereka terbiasa menyembelih dan memotong daging.

Suasana Whitechapel sangat mencekam, terlebih setelah dilepaskannya para penjagal dan tukang daging yang dinyatakan tidak bersalah karena tidak ditemukan bukti apa pun. Warga East End pun akhirnya membentuk kelompok relawan untuk berpatroli dan berjaga di kawasan Whitechapel.

Selama masa itu, kepolisian telah menerima begitu banyak surat yang jumlahnya mencapai ratusan mengenai Jack The Ripper ini. Surat-surat tersebut umumnya berisi nasihat bagaimana menangkap Jack The Ripper namun tak sedikit pula yang isinya hanya lelucon dan bualan saja. Namun diantara banyak surat yang masuk, ada 3 buah surat yang diyakini berasal dari Ripper.

"From Hell" Surat yang Diyakini Ditulis Jack The Ripper


Surat-surat yang diyakini berasal dari Jack The Ripper adalah "Dear Boss", sebuah kartu pos "Saucy Jacky", dan surat "From Hell". Surat yang pertama kali dikirimkan yaitu Dear Boss yang diposkan pada 27 September 1888. Surat yang awalnya dikira sebagai lelucon ini berisi janji untuk mengirimkan daun telinga manusia yang terpotong. Tiga hari kemudian tepatnya pada tanggal 30 September 1888, mayat Eddowes terbunuh dengan telinga terpotong seperti janji pada surat tersebut. Namun telingan terpotong tersebut tak pernah dikirimkan.

Surat "Dear Boss" ini pula menjadi awal mula digunakannya nama Jack The Ripper. Nama tersebut pertama kali tertera pada bagian bawah surat Dear Boss (inisial tanda tangan).

Penyelidikan terhadap identitas asli dari Jack The Ripper pun dimulai. Pihak kepolisian dan para ahli pun diterjunkan guna mengungkap siapa orang dibalik jubah hitam dengan membawa pisau yang melegenda tersebut. Dari hasil penyelidikan kuat dugaan bahwa Jack The Ripper memiliki pekerjaan dan tempat tinggal tetap di dekat kawasan Whitechapel. Dugaan ini timbul karena pembunuhan Ripper biasanya dilakukan di lokasi yang tidak berjauhan dan juga dilakukan pada saat akhir pekan.

Penyelidikan pun semakin mengerucut pada pria dengan pendidikan tinggi dan kelas atas. Diduga mereka memiliki pekerjaan sebagai dokter atau ahli bedah. Beberapa ahli ahkan menduga Ripper sesungguhnya adalah sosok bangsawan.

Namun hingga saat ini baik identitas maupun motif pembunuhan yang dilakukan Jack The Ripper tak pernah terungkap. Sosoknya bak menghilang ditelan bumi. Jack The Ripper bahkan termasuk sosok yang menjadi misteri hingga saat ini.

Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Jack The Ripper"