Marco Polo and Rustichello : The Prison Where Legends Were Born

Dari Balik Jeruji: Kisah yang Melahirkan Legenda Dunia

Dunia mengenal Marco Polo sebagai penjelajah agung yang menghubungkan Timur dan Barat melalui kisah-kisah perjalanannya.

Namun sedikit yang tahu, bahwa kisah-kisah luar biasa itu tidak lahir di atas punggung kuda, bukan di tengah hamparan gurun, bukan pula di bawah langit istana megah. Semua itu... justru bermula di sebuah tempat suram: sebuah penjara tua di Genoa, Italia.

Tahun 1298

Setelah puluhan tahun mengarungi daratan luas Asia, bertualang melewati Pegunungan Pamir, melintasi Gurun Gobi yang membakar, hingga mengabdi kepada Kublai Khan di jantung Kekaisaran Mongol, Marco Polo kembali ke tanah kelahirannya. Namun bukannya disambut sebagai pahlawan, ia justru terseret dalam perang antarnegara kota yang berkecamuk di Italia.

Dalam sebuah pertempuran laut antara Venesia dan Genoa, Marco tertangkap. Ia, yang pernah bersua dengan kaisar, raja, dan pedagang dari seluruh penjuru Asia, kini hanya menjadi seorang tahanan biasa — dikurung dalam tembok-tembok dingin San Giorgio.

San Giorgio bukan penjara megah

Tembok-temboknya basah oleh kelembaban laut. Bau garam, besi karat, dan tubuh manusia bercampur menjadi satu dalam udara yang pengap. Cahaya matahari nyaris tak pernah menyentuh dasar sel. Di sanalah Marco menghabiskan hari-harinya, menatap dinding batu yang retak, ditemani suara tikus dan gemerincing rantai.

Tetapi... sejarah seringkali punya caranya sendiri untuk menulis keabadian.

Di dalam sel itulah Marco bertemu dengan Rustichello da Pisa, seorang penulis tua yang pernah mengarang kisah-kisah epik tentang Raja Arthur dan para kesatria meja bundar. Rustichello, dengan telinga yang haus cerita dan pena yang tak pernah benar-benar beristirahat, menjadi sahabat sekaligus juru tulis Marco.

Mereka berdua, dua manusia yang berbeda dunia, mulai merangkai kisah.

Di sela-sela suara jeruji besi dan desiran angin laut, Marco mengisahkan petualangannya: tentang keindahan istana Kublai Khan yang menjulang di Xanadu, tentang kota-kota yang bersinar seperti permata di jalur sutra, tentang adat istiadat aneh dan keajaiban yang sulit dipercaya di negeri-negeri asing.

Rustichello, dengan cekatan, menuangkan semua itu ke dalam kata-kata.

Mereka menulis bukan untuk kemasyuran

Mereka menulis untuk bertahan.

Untuk menjaga kewarasan di tengah keputusasaan.

Untuk menciptakan dunia baru di balik jeruji tua itu.

Dari tangan mereka, lahirlah Il Milione — "Sejuta Kisah" — buku yang kelak mengubah pandangan dunia tentang batas-batas bumi.

Buku itu menyebar luas ke seluruh Eropa, menginspirasi generasi-generasi penjelajah setelahnya. Bahkan berabad-abad kemudian, seorang pelaut muda bernama Christopher Columbus membawa salinan Il Milione saat menyeberangi Samudra Atlantik.

Ironi terbesar?

Marco telah menempuh ribuan mil, melintasi benua dan samudra, namun kisah yang membuatnya abadi lahir dari tempat di mana ia tidak bisa pergi ke mana-mana. Dari dalam ruang gelap, lahir cahaya yang menuntun dunia menuju penemuan baru.

Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang pria yang terkunci dalam kegelapan menciptakan dunia yang begitu terang dalam imajinasi orang-orang?

Inilah keajaiban kata-kata.

Mereka melintasi jeruji.

Mereka menembus tembok.

Mereka mengarungi lautan, melintasi gunung, dan menembus waktu.

---

Nantikan kisah selengkapnya!

Kita akan membuka kembali lembaran-lembaran tua yang penuh debu.

Kita akan menyusuri lorong-lorong gelap San Giorgio.

Kita akan mendengar detak langkah Marco, dengus napas Rustichello, dan bisikan dunia yang perlahan terlahir di balik jeruji.

Segera hadir sebuah kisah tentang perjalanan, tentang pertemanan, tentang keajaiban. Sebuah kisah tentang bagaimana bahkan dalam kekalahan, manusia bisa menulis keabadian.

Kisah lengkap Marco Polo dan Rustichello akan segera tersedia dalam bentuk e-Book spesial. Tunggu tanggal mainnya..^^

Sebuah perjalanan yang akan membuatmu percaya... bahwa keajaiban bisa lahir dari tempat tergelap.