Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hutan Aokigahara




Aokigahara adalah nama hutan yang amat terkenal di Jepang. Bukan terkenal karena keindahan panorama alamnya namun terkenal karena keangkerannya. Konon Aokigahara adalah tempat favorit orang untuk melakukan bunuh diri. Tidak main-main angka bunuh diri yang terjadi di hutan ini mencapai lebih dari 100 kasus per tahunnya. 

Hutan Aokigahara adalah hutan dengan pohon-pohon yang amat lebat di dalamnya. Hutan ini bahkan disebut sebagai lautan pohon karena kelebatan pepohonannya. Terletak kaki gunung Fuji tepatnya di sebelah barat laut Gunung Fuji, hutan ini membentang dari Kawaguchiko hingga di Perfektur Yamanshi tepatnya di Desa Narizawa.

Hutan Aokigahara diperkirakan telah berusia 1200 tahun. Jika memasuki hutan ini, maka akan ditemukan banyak sekali peringatan "dilarang bunuh diri" atau "sayangi hidup anda". Hal ini dilakukan guna meminimalisir angka bunuh diri yang terjadi di hutan tersebut. Memang hutan Aokigahara terkenal sebagai tempat tujuan orang-orang yang ingin mengakhiri hidup. Bahkan menempati urutan kedua sebagai tempat bunuh diri paling favorit di dunia setelah Golden Gate.

Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan angka bunuh diri tertinggi. Ada sebuah data dari WHO terhadap warga Jepang dan hasilnya sangat mencengangkan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa 1 dari 10 orang Jepang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. 

Entah dengan menggantungkan diri, menabrakkan diri di kereta yang melintas, dan cara-cara mengerikan lainnya. Salah satu tempat favorit untuk melakukannya adalah di hutan Aokigahara ini. Begitu memasuki hutan ini, aura mistis dan mengerikan langsung bisa dirasakan. Apalagi dengan kondisi hutan yang lebat dan lembab.




Melihat kenyataan tersebut maka tak heran bila memasuki hutan ini maka akan ditemukan banyak barang-barang pribadi yang berserakan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Pemiliknya ini tentu saja orang-orang yang telah meninggal bunuh diri di dalam hutan. Ada tas ransel, dompet, botol sake kosong, sepatu, kaos kaki, serta kartu kredit yang berserakan begitu saja.




Mayat-mayat bergelantungan di dahan pohon dengan tali terikat di leher juga kerap ditemukan di dalam hutan. Jumlahnya mencapai puluhan. Mayat-mayat yang dibiarkan ini akan membusuk dan menjadi tulang belulang secara alami. Maka tak heran bila di hutan ini akan ditemukan banyak tulang belulang manusia berserakan.




Aokigahara menjadi sangat terkenal menjadi tempat bunuh diri setelah terbitnya sebuah novel pada tahun 1960 yang dikarang oleh Seicho Matsumoto berjudul Koroi Jukai. Novel ini bercerita tentang pasangan kekasih yang berjanji sehidup semati dan akhirnya memutuskan untuk mati bersama di hutan Aokigahara.

Namun sebenarnya popularitas hutan ini sebagai tempat bunuh diri telah dimulai jauh sebelum tahun 1960 tepatnya sejak abad ke 19. Saat itu di Jepang terkenal sekali dengan ritual ubasute. Ritual ini dijalankan pelakunya dengan melakukan penyepian di dalam hutan tanpa makan dan minum hingga ajal menjemput.

Sebenarnya sejak makin ramainya orang yang melakukan bunuh diri di dalam hutan ini, sejak tahun 1970an telah dibentuk tim untuk meakukan evakuasi terhadap mayat-mayat. Tim yang terdiri dari polisi, jurnalis serta relawan ini rutin melakukan pencarian terhadap mayat yang berserakan di dalam hutan. Mereka inilah yang membawa mayat-mayat tersebut dari dalam hutan ke pos penjagaan yang jaraknya cukup jauh. 


Eya
Eya Mystery and World History Enthusiast

Posting Komentar untuk "Hutan Aokigahara "